:Marsinah
Disini orang orang selalu bertanya tanya
Seperti belenggu, ketidak mengertian itu
Memasung setiap pikiran
Mengapa engkau harus terbaring disini
Di dalam sunyi
Padahal yang kau cari itu hanya sebuah kebenaran
Tapi begitulah, peradaban acapkali terdinding keserakahan
Lalu timbul satu anggapan
Kelebat bayangmu adalah kecemasan
Lantang suaramu lebih dari sebuah ancaman
Di atas pusaramu, orang orang menaburkan kembang
Diantara sajak sajak yang bertaburan
Sebab angin telah mengabarkan kedukaan itu
Kesegenap penjuru, kesegenap hati insan yang terkesima
Engkau telah kembali ke haribaan Nya
O, betapa hidup dan kematian itu seakan tak berjarak
Bukankah yang kemarin mengetuk ngetuk nurani
Itu adalah bisikanmu?Â
Dan kini, bisikan itu sirna entah kemana
Kau membisu dalam diam yang mengekal
Diantara seribu misteri, sebab seperti pencuri
Yang sembunyi di celah celah malam
Tiba tiba saja kematian itu datang
Merenggutmu pada sebuah belantara kerahasiaan
Di atas pusaramu, sajak sajak masih bertaburan
Seperti angin yang terus menyanyikan kabar bela sungkawa
Merintihkan lagu gugur bunga, lagu selamat jalan
Bagi engkau yang terdiam
Di pembaringan cahaya dan kebenaran.Â
Jakarta, 1993
Sapto Wardoyo.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H