Keluarga yg tangguh/tahan banting bukanlah sekelompok orang tangguh yg tinggal serumah.
Keluarga yg tangguh / tahan banting adalah sekelompok orang yg rapuh, yg menyadari kerapuhannya, dan menyadari bhw hanya dgn saling menguatkan satu sama lain, mereka dapat menjadi tangguh kembali.
Dan ini dimulai dari pasangan suami-istri (jika anak sudah dewasa, anak dapat turut berperan).
Keluarga yg tangguh (resilient) hanya dapat dibangun oleh pasangan suami-istri yg bersama-sama memiliki komitmen utk mengembalikan relasi perkawinan mereka setelah dihantam badai, yg menyadari dan menerima kerapuhan diri sendiri dan pasangannya, dan menguatkan satu sama lain, karena meyakini bhw hanya dalam kebersamaanlah mereka dapat melalui ‘badai perkawinan’ yg mereka hadapi.
Jika perkawinan itu diibaratkan perahu dan samudera itu kehidupan, ketika badai datang dan ombak besar menghantam dan mengombang-ambingkan perahu, apakah dgn menghancurkan perahu akan dapat meredakan badai?
Jika terjadi perkawinan Anda dihantam masalah besar, apakah dgn mengakhiri perkawinan, maka masalah akan selesai?
Sebenarnya mana yg ingin Anda akhiri: perkawinannya atau penderitaan Anda dalam perkawinan?
Tidak ada perkawinan atau keluarga yg tidak menghadapi persoalan.
Persoalan dalam hidup dapat membantu kita bertumbuh menjadi pribadi yg makin dewasa dan tangguh.
Demikian pula anak-anak kita.
Tidak mungkin kita memproteksi semua masalah yg datang ke dalam kehidupan anak kita.