Oleh karena itu meski semua diminta tinggal dirumah, tetapi semua roda ekonomi yang bekaitan dengan kebutuhan hidup utama tetap harus jalan, karena itu toko2 dan supermarket yang menjual barang2 kebutuhan sehari-hari tetap buka seperti biasa. Jenis pekerjaan yang tetap harus pergi, mereka juga tetap pergi. Belum ada "aturan tidak boleh pergi".
Apakah tidak ada kepanikan ?
Dengan beredarnya berita bahwa virus corona sudah mulai masuk jepang, ada orang yang menyebarkan "isu yang kurag benar" lewat media sosial, yaitu persediaan "toliet paper" atau tissue pembersih sehabis buang air besar akan habis. Banyak orang termakan isu ini, sehingga banyak yang berebutan beli tissue toilet ini. Untung media TV menyiarkan bahwa berita itu tidak benar, meski demikian karena sudah diborong, maka terjadi "tenggang kurang stock". Sebagai jalan keluar maka pembelian tissue dibatasi yaitu satu orang hanya boleh beli satau pack, ini untuk menghindari borong semua yang ada.
Masker juga menjadi "barang langka", karena banyak yang membeli. Sebelum wabah corona ini, orang jepang sudah terbiasa memakai masker. Memakai masker bukan berarti dia sakit, tetapi juga untuk menjaga diri supaya tidak tertular. Dengan kekurangan masker maka juga menjadi masalah di jepang. Untunglah di media TV dan media lain dijelaskan beberapa cara untuk "menghindari virus ini".
Dijelaskan bahwa masker ini hanya salah satu cara, dan bukan "keharusan di setiap saat". Masker dianjurkan dipakai bila bepergian dan berada dalam tempat banyak orang. Hal yang tidak kalah penting adalah cuci tangan setiap habis keluar dari rumah. Meski dalam rumah juga tetap olah raga atau senam, sehingga badan tetap dalam keadaan sehat dan tidak mudah diserang virus.
Tokyo, tanggal 25 maret yang lalu mengalami pelonjakan jumlah yang kena virus, dalam satu hari bertambah 41 orang. Oleh karena itu Gubernur Tokyo Metropolitan, Koike, meminta semua warga Tokyo pada hari sabtu dan minggu kalau tidak perlu dan tidak darurat untuk tidak keluar rumah. Data terakhir , 29 Maret 2020, jumlah orang yang kena virus corana di Tokyo 362 orang. Semua yang kena virus mereka di karantina. Secara keseluruhan di Jepang, seluruh daerah, yang terjangkit ada 1726 orang, yang meninggal 55 orang ( sumber website NHKÂ ).
Untuk membatasi pelonjakan jumlah orang terjangkit secara pesat, maka beberapa gubernur provinsi yang berdekatan dengan Tokyo, yaitu diantaranya provinsi Saitama, Kanagawa, Yamansi, Chiba, mereka sepakat untuk menghimbau pada masyarakat untuk mengurangi pergerakan ke arah Tokyo.
Tiga hal yang perlu dihindari
Beberapa media TV sudah menyiarkan beberapa hal atau situasi yang perlu dhindari, ada tiga :
1) Tempat yang sirkulasi pertukaran udara nya kurang baik
Jangan berada di ruangan yang tertutup baik ruang kecil ataupun ruangan besar. Virus akan terus berada dan melayang layang terus di ruangan yang tidak ada aliran udara. Oleh karena itu bioskop atau studio tertutup untuk pentas musik atau kesenian lainnya diminta untuk tutup. Ada data beberapa orang terjangkit virus setelah menonton pertunjukan musik di studio tertutup. Rumah atau tempat belanja yang masih terus beroperasi juga diminta memperhatikan sirkulasi pertukara udaranya.