Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Untung Jokowi tidak di Tokyo

4 Januari 2014   13:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana tahun baru masih terasa di Tokyo karena sebagian besar kantor masih libur. Sebaliknya banyak orang berkunjung ke tempat ibadah jepang yang disebut jinja atau temple.  Orang tua dan anak2 beramai-ramai datang ke tempat ibadah, mereka berdoa bersama.  Selain berdoa mereka membawa barang2 yang mereka sebut pelindung ("omamori") baik berupa anak panah atau barang lainnya.  Barang pelindung yang lama mereka bawa dan mereka serahkan ke petugas di temple untuk dibakar.  Sebagai gantinya mereka membeli pelindung yang baru untuk dibawa pulang. Menyerahkan barang pelindung lama dan membeli pelindung yang baru adalah salah satu ritual yang dilakukan di saat tahun baru oleh orang-orang jepang. Di tahun baru mereka juga berharap agar tahun baru memberikan "berkat" atau "anugrah" yang banyak.  Orang jepang sebagian besar suka "ramalan",  tak heran jika ke jepang banyak ditemui tempat2 yang menyediakan jasa ramalan baik ramalan dari garis tangan atau dari nama dan tanggal lahir.  Budaya ramalan ini juga ada di tempat ibadah/jinja/temple di Jepang.  Di tempat ibadah dijual satu lembar kertas yang berisi ramalan. Kertas ini disebut "Omikuji", dijual dengan harga 100 yen.  Di dalam kertas itu tertulis tentang kesehatan, keuangan, percintaan, usaha, pekerjaan  dan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan. [caption id="attachment_313501" align="aligncenter" width="640" caption="Tempat pembakaran barang pelindung yang lama "][/caption] [caption id="attachment_313504" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu tempat penjualan "]

1388815264649437489
1388815264649437489
[/caption] Keramaian orang yang datang di berbagai tempat ibadah ini tentu saja disambut gembira oleh pedagang atau toko-toko. Oleh karena itu meski perkantoran belum mulai, akan tetapi pertokoan atau departement store sudah mulai buka sejak tanggal 2 Januari 2014. Di saat tahun baru banyak dan hampir semua toko di jepang menjual barang yang tersimpan dalam sebuah bungkusan atau tas. Dalam tas itu diisi beberapa barang.  Kalau barang dibeli satu persatu total harganya akan lebih mahal daripada beli dalam satu tas. Selain itu mereka percaya bahwa dengan membeli barang dalam satu tas itu tidak saja membeli barang yang lebih murah akan tetapi mereka akan mendapatkan anugrah. Makanya tas yang berisi barang itu disebut "fukubukuro" yang berarti tas/bungkusan anugrah.  Beberapa orang bahkan sampai antri untuk bisa membeli "fukubukuro" itu.  Suasana gembira tampak sekali dalam wajah mereka, meski kadang2 barang yang terdapat dalam tas itu tidak cocok dengan ukuran mereka, tidak ada keluhan sama sekali.  Kadang antar pembeli terjadi saling tukar barang. [caption id="attachment_313506" align="aligncenter" width="589" caption="Salah satu sudut penjualan "]
1388816027311687006
1388816027311687006
[/caption] Kegembiraan tahun baru juga tampak dari beberapa sudut di dekat pertokoan. Mungkin yang tinggal di Jakarta masih ingat Gubernur Jokowi membeli monyet dari beberapa orang yang bekerja dengan membuat pertunjukan ketrampilan monyet yang sudah dilatihnya. Di Jepang pertunjukan ketrampilan monyet juga ada, secara khusus bahkan ada gedung pertunjukan yang memang menampilkan ketrampilan monyet ini. Gedung pertunjukan ini salah satunya ada di Nikko,  sebuah kota di luar Tokyo. Tidak seperti biasanya, kemarin saya melihat pertunjukan ketrampilan monyet di depan pertokoan. Penontonnya cukup banyak sekali. Saya juga ikut menonton juga, saya lihat penontonnya. Setelah saya amati ternyata tidak ada Jokowi, kalau ada mungkin pertunjukan sudah diminta berhenti dan monyetnya mau dibeli.  Ternyata di negara maju seperti Jepang juga ada pertunjukan monyet ini, inilah cerita ringan yang ingin saya sampaikan. Namun demikian pertunjukan monyet ini tidak ada di hari2 biasa, adanya ya di tempat tertentu yang saya sebutkan tadi. [caption id="attachment_313508" align="aligncenter" width="640" caption="Pertunjukan Monyet di depan pertokoan Tokyo"]
13888166341138673857
13888166341138673857
[/caption] Serupa tapi tak sama keadaan Indonesia dan Jepang dalam soal pertunjukkan monyet ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun