Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negara Maju yang Mau Mundur

2 Desember 2011   13:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah kita ketahui bahwa di Jepang banyak pejabat bahkan Perdana Mentri yang mundur dari jabatannya meski belum selesai masa jabatannya karena sesuatu hal.  Kali ini yang ingin saya tulis bukan mundur soal ini tetapi hal lain yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Masih teringat bahwa tahun ini ( 2011 ) sejak gempa bulan Maret, belum semuanya bisa pulih. Masih banyak penduduk yang tinggal di rumah sementara.  Rumah sementara tentunya dinding dan fasilitasnya tidak sama dengan rumah permanent.  Musim dingin sudah mulai beranjak, awal bulan Desember ini di Tokyo saja sudah dibawah 10 derajat Celcius, apa lagi di daerah Jepang Utara tentunya lebih dingin. Antisipasi datangnya musim dingin ini sudah mulai dipikirkan sejak jauh, baik oleh pemerintah setempat ataupun para relawan yang terus menerus membantu para korban.  Di lokasi yang terkena bencana, selain kondisi rumah yang tidak kuat menahan dingin juga biaya listrik untuk  menyalakan penghangat ruangan cukup tinggi.  Mereka boleh tinggal di rumah sementara namun biaya listrik harus membayar sendiri, sementara penghasilan dari para korban juga belum menentu karena tempat mereka kerja juga belum pulih. Salah satu jalan untuk menghadapi musim dingin ini, maka kembali ke cara lama ( atau mundur sejenak ) yaitu menggunakan air panas untuk penghangat. Air di panaskan dengan cara membakar kayu ( jadi tidak keluar biaya listrik ), kayu diambil dari sumber terdekat.  Air yang sudah panas dimasukan di dalam tempat khusus yang disebut "Yutampo".  Keuntungan dari Yutampo ini ada dua : 1) bisa menghemat biaya listrik 2) Pemanas bisa langsung ditempelkan di badan orang ( bisa ditaruk dengan tempat tidur atau di mana saja ). Untuk pemanas ruangan yang bertenaga listrik maka posisi pemanas tidak bisa didekatkan dengan tubuh. Para relawan sudah jauh2 hari menghimbau para donator untuk mengirimkan uang atau barang yang berupa Yutampo ini kedaerah lokasi di Jepang Utara. Kelompok relawan yang bernama YappesiTouhoku membuat project pengumpulan Yutanpo ini,  uang dan yutampo yang terkumpul diberikan langsung ke penduduk di rumah2 sementara . [caption id="attachment_153225" align="aligncenter" width="600" caption="Anak2 di rumah sementara mendapatkan Yutampo"][/caption] Sementara itu tenaga listrik PLTN juga belum berfungsi kembali, sehingga sumber tenaga sementara dialihkan ke batu bara. Untuk menampung batu bara itu diperlukan pelabuhan yang bisa menampung kapal besar. Di provinsi Miyagi, sejak bulan Oktober sudah mulai menyiapkan pelabuhannya.  Pelabuhan yang ada disiapkan dengan cara memperdalam airnya sehingga kapal besar bisa berlabuh. [caption id="attachment_153230" align="alignright" width="283" caption="Kapal pengangkut batu bara"][/caption] Jadi dari tenaga nuklir,  sementara ini kembali ke tenaga batu bara.  Pada bulan November ini kapal besar bermuatan 50000 ton batubara berhasil berlabuh. Untuk ini jumlah pasir yang diangkat dari pelabuhan untuk mebambah kedalaman air adalah 66000 meter kubik. Sebagai negara maju,  penduduk Jepang mau kembali menggunakan peralatan dan suasana sebelumnya yaitu menggunakan air panas dan tenaga batubara.  Memang tidak semua yang mundur itu suatu hal yang jelek atau kurang baik.  Langkah mundur juga diperlukan dalam situasi khusus yang harus dihadapi.  Sama halnya dengan mundurnya pejabat. Sumber gambar dan berita diambil dari kegiatan group relawan YappesiTouhku di http://yappesitouhokuinfo ( kebetulan saya ikut dalam group ini ) ( http://yappesitouhoku.info ) Berikut ini adalah suasana rumah sementara [caption id="attachment_153229" align="aligncenter" width="600" caption="Rumah sementara "][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun