Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bermain: Belajar Kerjasama dan Ritme

6 Juni 2011   23:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:47 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

-

Melihat program hari olah raga dan sistem penilaian di atas, maka di sekolah dasar anak2 dilatih dan dididik menjadi manusia yang bisa  dan mau kerja sama dengan orang2 di sekitarnya, dan tidak dilatih untuk mementingkan diri sendiri atau individual. Bisa dimengerti jika orang jepang rasa kebersamaan mereka cukup mendalam.  Anak saya kebetulan ikut program jalan kaki bersama (sambil kaki terikat satu sama lain ) dengan jumlah anak 37  anak ( teman satu kelas ).  Saya tanyakan gimana caranya supaya tidak jatuh dan bisa menang ( kebetulan group anak saya kemarin berhasil menang ).  "Yang penting adalah menyamakan ritme, waktu itu cukup ramai karena 4 group bersama2 jalan dan masing2 group teriak ritme mereka. Untung guru kelas menyertai dan ikut berteriak ritmenya di samping mereka."  Anak saya poisisinya di tengah, kebetulan bisa mendegar teriakan gurunya, sehingga bisa menyesuaikan ritme yang ada."  Dalam diri anak waktu itu yang ada adalah "permainan" dan "olah raga",  akan tetapi secara tidak langsung sudah tertanam pengertian pentingnya kesamaan ritme dalam kegiatan bersama.

-

Dalam kehidupan bermasyarakat maka "patuh" pada "aturan" yang ada dalam masyarakat itu adalah wujud dan pelaksanaan dari sifat mereka yang mau dan bisa bekerja sama.  Mematuhi aturan yang ada berarti menghargai orang lain dan juga menempatkan diri sendiri dalam suatu gerakan atau kerja sama.  Mematuhi aturan bersama tidak lagi melihat siapa2 orang lain dalam masyarakat itu, tetapi sudah dilaksanakan sebagai suatu hal yang berjalan sebagai "ritme" dalam masyarakat.  Jadi bisa dimengerti penjelasan anak saya bahwa dalam program berjalan bersama ( sekitar 37 orang lebih ) dengan semua kaki diikat, yang dilakukan oleh semua anak2 yang terlibat adalah "penyesuaian ritme".  Dalam program itu mereka bersama-sama meneriakan suara: "satu dua, satu dua,...", sehingga mereka semua mempunyai ritme yang sama.  Dengan ritme yang sama, kecepatan jadi sama dan tidak akan terjatuh serta bisa mencapai tujuan terakhir dengan selamat.

-

[caption id="attachment_114678" align="alignleft" width="300" caption="37 anak bersama-sama berjalan cepat sambil semua kaki mereka terikat jadi satu"][/caption]

Apa arah dan tujuan pendidikan dasar di Indonesia ? Menanamkan anak2 sifat mau dan bisa bekerjasama? atau malah sebaliknya yaitu mementingkan prestasi diri sendiri, dengan cara sistem ranking ?  Sifat2 sosial atau kerja sama yang tidak ditanamkan ke anak bisa mengakibatkan suatu sikap yang sulit mematuhi aturan bersama dalam masyarakat. Pendidikan dasar yang terlalu mementingkan persaingan individu juga akan membuat anak tidak menikmati masa kecilnya.  Masa kecil adalah masa dimana "banyak teman" adalah suatu yang membahagiakan.  Oleh karena itu salah satu tujuan yang menyenangkan di saat sekolah adalah "mempunyai teman yang banyak". Pertanyaan kepada anak SD adalah : "Bagaiaman di sekolah ? menyenangkan ? temannya siapa ?" dan bukan pertanyaan ini : " di sekolah ranking berapa? "

-

Baru setelah SMA, anak2 diajarkan untuk berusaha mandiri dan menentukan masa depan sendiri dengan memilih masa depan langsung kerja atau meneruskan ke perguruan tinggi.  Untuk bisa bekerja, tidak harus sekolah di perguruan tinggi.  Pernah saya tuliskan juga bahwa orang jepang sangat menghargai pekerjaan apapun.  Jenis pekerjaan tidak menentukan nilai orang.  Kalau emang sejak awal ingin langsung bekerja setelah SMA, maka banyak yang memilih sekolah ke SMA Kejuruan ( mesin, bangunan, listrik, dsb ). Mereka bisa langsung bekerja di pabrik2 atau industri yang ada.

Demikian cerita tentang hari olah araga anak ( undokai ), yan setiap tahun ada dari TK sampai SMP,  yang membekali anak2 dengan pengalaman yang akan terpakai di masa depan.

[caption id="attachment_114680" align="aligncenter" width="610" caption="Main tali dengan banyak orang, berapa kali berturut-turut bisa loncat dan tidak tersangkut salah satu anak. Waktu itu paling banayk 15 kali berturut-turut"][/caption]

Catatan kecil:

Orang yang mematuhi aturan bersama sadar bahwa itu untuk tujuan kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun