Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kereta dan Anjing : Sabar Menunggu

25 April 2011   09:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah anjing yang sabar menunggu tuannya di pintu keluar stasion kereta sangat dikenal banyak orang, kisah inipun pernah di angkat dalam filem tahun 2009. Filem ini diberi judul "Hachi" atau "Hachiko",  diambil dari kisah nyata di jepang.  Meski tuannya sudah tidak pulang lagi ( karena sudah meninggal ), anjing ini tetap menunggu tuannya.  Untuk mengenang kisah ini maka di salah satu stasiun kereta di jepang, yaitu di Shibuya Tokyo, terdapat monoment atau patung anjing tersebut dan dikenal dengan nama "patung hachiko". Kisah hachiko ini muncul di pikiran saya saat melihat dua gerbong kereta api berhenti ( sudah hampir sebulan lebih ) di suatu tempat di daerah Minami-Sanrikucho, yaitu salah satu daerah yang terkena musibah gempa dan tsunami yang sangat parah ( pernah saya tuliskan sebelumnya ).  Proses pemulihan memang ada prioritasnya, pertama kali terlihat jalan2 darat terlebih dulu dihidupkan kembali yaitu dengan menyingkirkan puing2 bangunan dan barang yang lain.  Juga ada satu jembatan utama penghubung yang segera secara darurat dibangun sehingga arus bantuan logistik ke tempat pengungsian tetap bisa disalurkan. [caption id="attachment_104870" align="alignleft" width="450" caption="Kereta Kensennuma yang tetap berhenti karena stasiun tujuan sudah hilang ditelan tsunami"][/caption] Selain terhubung dengan jalan darat kendaraan, daerah Minami-Sanrikucho provinsi Miyagi ( jepang utara ) ini juga punya sarana transportasi kereta yaitu JR Kensennuma Line. Ada stasiun yang bernama Shizugawa yang sudah "hilang" karena dihempas oleh tsunami tanggal 11 marekt 2011 yang lalu. Pada saat gempa terjadi tampaknya ada satu kereta yang sedang menuju Shizugawa (dua gerbong), sehingga berhenti. Tak lama kemudian disusul tsunami sehingga kereta ini tetap pada posisi semula tidak bergerak dari tempatnya karena stasiun yang dituju sudah tidak ada lagi.  Kapan stasiun Shizugawa ini akan dibangun kembali juga tidak tahu karena mungkin bukan prioritas utama.  Selain jalan darat kendaraan dan jembatan, tentunya prioritas utama adalah listrik dan air serta rumah tinggal untuk semua penduduknya. Setelah berangsur-angsur pulih kembali mungkin baru akan dibangun kembali stasiun ini. Untuk yang tidak punya kendaraan sendiri (mobil pribadi), kereta ini sangat berguna. Kereta Kensennuma (Kensennuma Line) ini punya jalur sepanjang 72.8 km, dan menghubungkan sejumlah 23  stasiun, bukan menggunakan tenaga listrik tetapi tenaga mesin diesel.  Kereta ini mulai beroperasi pada tahun 1956 dan sejak bencana gempa dan tsunami 11 Maret 2011, belum beroperasi kembali.  Kereta ini sedang sabar menunggu saat untuk bisa dihidupkan lagi. Soal menunggu ini kadang tidak mudah, perlu suatu pemahaman akan kondisi diri sendiri yang ada serta harus mengerti kondisi lingkungan yang ada. Sifat yang tidak memikirkan diri sendiri akan memberikan suatu kekuatan yang disebut "sabar" menunggu.  Kesabaran inilah yang memberikan andil besar tidak terjadinya kerusuhan serta penjarahan dalam suatu masyarakat. [caption id="attachment_104869" align="alignnone" width="600" caption="Rel kereta menuju stasiun Shizuagawa yang sudah hilang "]

1303717244646653855
1303717244646653855
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun