Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo dan Sabatini, Jokowi dan Steffi Graf

11 Juni 2014   23:50 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:10 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini sekedar catatan ringan akan ingatan penulis, bukan tulisan yang mengupas data. Kesan  masih menempel tahun 1990 dan dibandingka dengan suasan pilpres antara Prabowo dan Jokowi. Tulisan saya tadi pagi, kutipan tulisan Sarlito Wirawan, di hapus admin Kompasiana dengan alasan "kutipan tulisan asli paling banyak 25%, jadi bukan isi tulisannya". Memang untuk menjaga keaslian justru saya tampikan"kliping elektronik" saya apa adanya. Untunglah saya masih ada arsipnya, sehingga tetap bisa saya sampaikan

Masih ingatkah tahun 1990 an , ada pemain teniis putri yang cantik dan terkenal dari Argentina ? Nama lengkatpnya adalah Gabriela Beatriz Sabatini. Sabatini sempat menjuari beberapa kejuaraan internasional. Dunia juga sangat mengenal dia. Akan  tetapi kecermelangan Sabatini  tidak begitu lama dan sempat naik turun karena di saat yang sama muncuk pemain dari Jerman yaitu Steffi Graf.

Bisa dibayangkan seandainya waktu itu tidak ada Steffi Graf, maka Sabatini akan menjadi juara di berbagai tournament dan menjadi orang nomor satu di dunia dalam tenis putri. Faktor waktu inilah yang bisa mengubah jalan hidup seseorang.

Seandainya tidak Jokowi, maka mungkin Prabowo tidak akan menghadapi saingan yang cukup berat. Jokowi sewaktu menjadi walikota Solo sudah di kenal banyak orang bahkan ke tingkat internasional.  Sejak mencalonkan diri sebagai gubernur DKI menjadi lebih terkenal.

Sedikit agak berbeda dengan Steffi Graf, sejauh saya tahu justru Partai Gerindra yang ikut mendukung Jokowi menjadi gubernur DKI.  Dengan demikian apakah waktu itu tidak diduga bahwa orang yang didukung akan menjadi pesaing dalam areana pemilihan presiden ?

Saya bukan politisi, jadi tidak ahli dalam menebak atau menganalisa situasi yang ada. Saya juga kurang tahu apa tujuan atau untungnya atau kepentingan Partai Gerindra mendukung Jokowi ? Atau sebetulnya hanya mendukung Ahok saja.  Mungkinkah waktu itu mendukung Jokowi dengan harapan Jokowi tidak mau menjadi capres karena tidak mau bersaing dengan Prabowo yang notabene pendukungnya saat pemilihan gubernur DKI.  Mungkinkah waktu itu diharapkan Jokowi "menolak" pencalonan dirinya sebagai presiden. Keadaan berubah saat Jokowi mau mencalonkan diri. Mungkin saja ada pihak yang berkata : "Ah tidak tahu diri, ah tidak tahu terimakasih dan lain lain".  Saya sendiri tidak tahu persis apakah ada perjanjian khusus waktu PDI dan Gerindra mendukung Jokowi dan Ahok.

Peristiwa ini mengingatkan saya akan jamannya Gus Dur menjadi Presiden. Sekali lagi ini hanya pikiran saya saja, tidak tahu sebenernya gimana, semoga kalau pikiran saya salah ada yang mau membetulkan. Mungkinkah waktu itu yang menyebut dirinya "Poros Tengah" menawarkan Gus Dur menjadi Presiden dengan harapan Gus Dur "menolak" ?  Kalau menolak maka ketua Poros Tengah akan menjadi Presiden. Poros Tengah mungkin menduga Gus Dur menolak dengan alasan kesehatan, tetapi yang terjadi sangat berbeda.  Karena kecewa Gus Dur mau jadi presiden, maka akhirnya mereka "menurunkan" Gus Dur juga. Megawati yang seharusnya memang jadi Presiden akhirnya jadi Presiden setelah coba diakali oleh yang menyebut Poros Tengah ini. ( ini hanya penangkapan saya ).

Kali ini hanya dua kubu, jadi  tidak ada yang namanya Poros Tengah tapi yang ada adalah "Koalisi Besar".  Banyak Capres yang digadang-gadang dari beberapa partai, akhirnya yang "bisa" atau "berani" menghadapi Jokowi hanya Prabowo dari Gerindra. Bahkan Golkar sebagai pemenang keduapun tidak berhasil menarik rakyat untuk mengajukan calonnya.  Partai Demokratpun memilih untuk tidak mengajukan calonnya.  Begitu "kuat" nya Jokowi?

Memang tidak pas kalau "mempermasalahkan" masalah HAM terhadap Prabowo saat ini, seharusnya sudah dipermasalahkan pada saat mencalonkan diri sebagai wakil presiden bersama Megawati tahaun 2009. Akan tetapi saya juga tidak tahu persis soal ini.  Masalah peristiwa tahun 1998 ini tidak ada berani yang membuka, termasuk Prabowo sendiri. Seandainya Prabowo sendiri membuka dan terus terang, mungkin penilaian rakyat akan berbeda.

Banyak yang bilang bahwa dibalik Jokowi ada bekas petinggi militer yang dulu menjadi atasan Prabowo, bukankah mereka juga harus bertanggung jawab ? Inilah yang menjadi tanda tanya atau sesuatu yang tidak jelas untuk rakyat biasa seperti saya ini. Jadi terhadap Prabowo pun kita tidak boleh menilai terlalu negatif, mungkin dia tahu saatnya harus omong, kita tunggu saja.

Dalam hati kecil saya juga timbul pertanyaan, kenapa Prabowo begitu sangat ingin menjadi Presiden? Mungkin ada sesuatu yang ingin dilakukannya setelah jadi presiden. Dan mungkin hanya dia yang tahu. Lepas dari semua itu, semoga yang ada adalah keinginan baik untuk memajukan Indonesia.  Kalau keinginan baik yang ada, maka meskipun kalah dalam pilpres nanti Prabowo akan menerima dengan jiwa besar. Kalau diberi umur panjang dan masih mau menjadi presiden, makan lima tahun berikutnya bisa maju lagi.  Sebaliknya jika Jokowi kalahpun, maka tugas bebenah Jakarta pun tidaklah ringan.

Banyak orang bilang Jokowi adalah "boneka", karena dinilai hanya menurut keinginan Partai yang mendukungnya. Menurut saya, sekarang ini Jokowi memang harus tunduk ama Partai, akan tetapi jika sudah jadi Presiden mungkin akan berubah dan akan menjadi "orang".  Kita tunggu saja nanti, dan jangan terlalu menilai negatif.

Akhirnya, siapapun yang akan menjadi Presiden semoga akan membawa Indonesia yang baik dan semakin maju serta meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

[caption id="attachment_341811" align="alignnone" width="700" caption="Koalisi Besar ( kartun Romo Koko http://romokoko.com )"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun