Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersama JNE Berbagi Kebahagiaan Mempererat Persaudaraan

31 Desember 2020   16:12 Diperbarui: 31 Desember 2020   16:37 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Kebahagiaan Bersama JNE ( Sumber gambar : instagram JNE, diolah dengan Canva)

Bahagia, setiap orang pasti menginginkannya. Tapi banyak orang yang tidak tahu bagaimana cara meraihnya. Padahal kunci bahagia itu mudah saja. Merasa cukup dengan apa yang kita punya dan senang memberi atau menyantuni kepada sesama. Berbagi tidak akan membuat kita rugi. Justru dengan berbagi hati kita memperoleh ketenangan sejati.

Berbagi Kebahagiaan

Berbagi kebahagiaan sebenarnya sudah lama akrab dalam budaya masyarakat kita. Bahkan sudah sejak masih dalam kandungan, kita sudah diajari untuk berbagi kebahagian. Berbagai ritual yang digelar sejak kita masih dalam kandungan hingga beberapa waktu setelah kita dilahirkan adalah wujud rasa syukur dan berbagi kebahagiaan dari orang tua kita kepada tetangga dan handai taulan. 

Sebagai contoh acara 7 bulanan dan juga selapanan. Saya masih ingat, sewaktu kecil saya sangat menanti acara among-among. Yaitu acara bagi-bagi nasi berkat berisi nasi putih dengan lauk gudangan, telur setengah, dan peyek teri, yang dilakukan oleh sebuah keluarga yang memiliki bayi berusia 35 hari yang kalau orang Jawa menyebutnya dengan istilah selapanan. 

Menurut saya, meskipun sederhana cita rasa nasi among-among ini enak sekali. Nasinya terasa pulen dan bumbu urapnya juga lezat. Dalam acara tersebut si empunya hajat biasanya mengundang anak-anak kecil yang ada di sekitar rumahnya untuk berkumpul dan menikmati bersama sajian among-among.

Tidak jarang nasi among-among tersebut juga dibagikan dari rumah ke rumah. Semua tergantung keinginan yang punya acara. Mau seperti apa modelnya. Intinya dalam acara tersebut tuan rumah berbagi kebahagiaan dan minta didoakan untuk kebaikan buah hatinya.

Sehingga tidak berlebihan jika disimpulkan budaya berbagi sangat lekat dengan masyarakat kita. Setiap kenikmatan yang kita dapatkan sedapat mungkin orang lain juga turut merasakan. Kebiasaan membawa buah tangan atau oleh-oleh ketika seseorang bepergian untuk piknik adalah contoh lainnya. Meskipun yang dibawa cemilan murah meriah tapi cukup melekatkan rasa kekeluargaan.

Berbagi juga diyakini bisa mendatangkan rejeki dan penolak bala. Hal ini masuk akal juga, karena dengan berbagi orang-orang yang menerimanya merasa senang dan turut mendoakan keselamatan kita. Dan diantara doa-doa yang dipanjatkan, kita tidak tahu doa yang mana yang kemudian dikabulkan.

Berbagi Mendatangkan Rejeki

Banyak hikmah yang bisa diperoleh dari berbagi. Karena berbagi mempererat silarurahmi maka dari silaturahmi ini kadang datang peluang yang tidak terduga. Banyak cerita orang yang memperoleh jalan rejeki karena berbagi. Diantaranya yang dialami oleh teman dan saudara saya berikut ini. 

Kawan saya seorang ibu rumah tangga. Tadinya hanya ingin mengisi waktu luang dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya. Untuk membantu anak-anak tetangga di sekitar rumahnya agar prestasi di sekolah meningkat. Seiring berjalannya waktu, teman saya kemudian ditawari mengajar oleh saudara dari anak tetangga yang diajarnya di sebuah sekolah swasta. Dan akhirnya teman saya sekarang malah menjadi kepala sekolah di sana.

Saudara saya juga. Di awal pandemi saudara saya ini suka rela membantu membuatkan masker untuk donasi sebuah organisasi. Dan sekarang saudara saya ini malah menjadi punya usaha pembuatan masker kain sendiri. Karena banyak yang kemudian mempercayakan order masker di tempatnya.  Dan sekarang usahanya pun semakin berkembang, dan memiliki 2 orang karyawan tetap, dan beberapa tenaga lepas.

Ada juga cerita sebuah keluarga yang karena suka memberi dan menyantuni orang-orang di sekitarnya, para tetangganya pun  ikut menjaga rumahnya. Sehingga selamat ketika ada orang jahat yang ingin merampok rumahnya. Beragam hikmah dari berbagi. Yang intinya ketika kita berbagi kepada orang lain sesungguhnya kita melakukannya untuk diri sendiri.

Berbagi Tidak Bisa Sendiri

Ketika kita berniat untuk berbagi, sering kali kita tidak bisa melakukan seorang diri. Kita butuh tangan-tangan baik lainnya untuk memudahkan dan melancarkan rencana atau maksud kita ini. Sebagai contoh misalnya kita ingin merayakan acara syukuran dengan berbagi kue hantaran. 

Untuk mewujudkannya, kita perlu mencari orang yang bersedia membuatkan kita kue. Kemudian kita juga butuh bantuan orang lain yang bersedia mengantarkan kue tersebut kepada orang-orang yang kita dituju. Kalau dalam skala kecil, orang-orang yang membantu ini biasanya adalah saudara dan tetangga-tetangga dekat di sekitar kita.

Kalau dulu, berbagi sering kali dibatasi oleh jarak dan waktu. Minimnya jasa ekspedisi dan juga sarana komunikasi membuat kita jadi terbatas jika ingin berbagi dengan sanak saudara yang ada di luar pulau.

Namun sekarang dengan kemajuan teknologi dan informasi kendala itu tidak lagi menjadi masalah. Kita bisa berbagi dengan siapa saja semudah kita menggerakkan jari. Jika ingin berbagi dalam bentuk uang (berdonasi) kita bisa transfer dana ke rekening yayasan yang ingin kita bantu. Sekarang banyak juga relawan-relawan dan komunitas yang siap menjadi perpanjangan tangan kita dan mengadakan program semacam sedekah rombongan.

Sehingga tidak ada alasan untuk tidak berbagi karena semua bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pribadi. Para penggagas sedekah barengan ini patut diacungi jempol. Karena mereka menjadi perantara berbagi kebahagiaan bagi banyak orang.

Hadirnya Online shop dan jasa ekspedisi juga menjadi perantara kebaikan yang memudahkan kita jika ingin berbagi kebahagiaan dengan sesama. Apalagi di masa pandemi. Di mana ruang gerak kita dibatasi. Sehingga silaturahmi dengan bertatap muka menjadi sesuatu yang mahal sekali. Untuk mempererat silaturahmi dan saling berempati, kita bisa saling memberi perhatian dan berbagi kebahagiaan dengan saling mengirimkan bingkisan sebagai wujud kepedulian.

Itu juga yang saya lakukan, memberi perhatian kepada saudara dan kerabat dengan mengirimkan paket kejutan untuk mereka. Isinya beragam mulai paket masker dan hand sanitizer atau camilan untuk menemani mereka berkegiatan yang saya beli di online shop milik teman. 

Paket berisi masker dan hand sanitizer untuk bingkisan (doc : Nad_Creative)
Paket berisi masker dan hand sanitizer untuk bingkisan (doc : Nad_Creative)

Inilah cara saya melipatgandakan kebahagiaan. Mengirimi bingkisan untuk keluarga dan handai taulan sambil melarisi dagangan teman.  Seperti pepatah yang mengatakan "Sekali merengkuh dayung dua - tiga pulau terlampaui".

JNE, Ekspedisi Andalan Untuk Berbagi Kebahagiaan

Di masa pandemi, belanja online sudah menjadi semacam kebutuhan. Karena alasan kepraktisan dan juga keamanan. Kadang-kadang belanja online juga lebih murah, karena adanya promo bebas ongkir atau program promo lainnya.

Salah satu ekspedisi yang menjadi andalan saya untuk berbagi kebahagiaan dengan mengirimkan paket kepada handai taulan adalah JNE. Selain harganya yang ekonomis dan menjangkau banyak wilayah, layanan di JNE juga bisa diandalkan.

Slogan #ConnectingHappiness yang diusung oleh JNE tampaknya selalu menjadi dasar dan semangat bagi JNE untuk menyusun langkah dan strategi dalam melayani para pelanggannya. Kepedulian JNE untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya salah satunya diwujudkan melalui JNE Loyalti Card (JLC). 

wajah hepi karena terima paket (doc.pri)
wajah hepi karena terima paket (doc.pri)

JLC merupakan program apresiasi bagi para pelanggan yang loyal, dengan memberikan berbagai kemudahan dan benefit dari setiap transaksi yang dilakukan oleh pelanggan, dalam bentuk cashback dan kemudahan layanan lainnya. Inilah yang membuat pelanggan merasa diistemewakan dan enggan berpaling ke ekspedisi lainnya.

JNE juga menjadikan para pelaku UMKM yang banyak menggunakan jasanya sebagai mitra. Sehingga sinergi dan kolaborasi selalu dilakukan untuk kemajuan bersama. Berbagai webinar dan sharing kewirausahaan diadakan untuk menambah wawasan para pelaku UMKM agar siap menghadapi era digital.

Berbagai event kemanusiaan juga digelar JNE sebagai wujud kepedulian dengan kondisi covid seperti sekarang. Sebagai contoh kegiatan pembagian 65 paket sembako yang dilakukan JNE Jogja untuk warga tidak mampu yang terdampak covid 19.

Selain itu, JNE juga mempunyai program donasi 250 juta untuk penanganan covid di Jawa Tengah, melalui sinergi antara JNE pusat dan daerah. Hal-hal di atas semakin mengukuhkan JNE sebagai ekspedisi yang peduli kepada masyarakat banyak dan turut berbagi kebahagiaan secara nyata. Sehingga tidak heran di usia JNE yang memasuki 3 dekade, loyalitas pelanggan untuk menggunakan jasa ekspedisi JNE tidak tergoyahkan.

Terima kasih JNE, sudah menjadi perantara berbagi kebahagiaan untuk kami semua. Sehingga kami bisa melalui pandemi hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun