Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peran Apoteker dalam Sosialisasi Tobacco Harm Reduction untuk Mengurangi Jumlah Perokok di Indonesia

11 November 2019   14:20 Diperbarui: 11 November 2019   14:33 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua IYPG, Arde Yoga (doc.pri)

Selama ini banyak yang beranggapan keduanya sama-sama berbahaya untuk kesehatan. Padahal,  meskipun dapat memberikan efek adiktif dan psikoaktif, nikotin bukan penyebab penyakit berbahaya terkait rokok. Justru TAR yang mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.  

Dr. dr. Ardini Raksanagara (doc.pri)
Dr. dr. Ardini Raksanagara (doc.pri)
"Apoteker memiliki peran sangat penting untuk meluruskan kesalahan persepsi publik. Perokok dewasa seharusnya punya akses informasi terhadap fakta ilmiah dan penelitian yang kredibel, sehingga mereka paham perbedaan nikotin dan TAR yang terdapat dalam rokok, termasuk langkah alternatif yang dapat membantu mengurangi risiko kesehatan mereka", ujar Ardini.

Lebih lanjut Ariyo Bimo Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) sekaligus pengamat hukum menyatakan konsep pengurangan risiko harus mendapat dukungan dari pemerintah melalui regulasi khusus yang terpisah dari rokok.

Saat ini, dukungan pemerintah terhadap konsep tersebut direalisasikan melalui pengaturan tarif cukai bagi produk tembakau alternatif yang dikategorikan di segmen Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL).

Ariyo Bimmo, S. H, LL. M (doc. Pri)
Ariyo Bimmo, S. H, LL. M (doc. Pri)
"Walaupun tarif cukai yang diterapkan masih relatif cukup besar,  yaitu 57%, kita bisa mengapresiasi pemerintah karena sudah melakukan tindakan yang tepat dengan memberikan kepastian hukum terhadap produk tembakau alternatif di Indonesia. 

Hal ini tentu mendukung pencapaian tujuan pengurangan risiko. Namun dengan tarif cukai yang relatif besar masih besar ini, kami juga berharap pemerintah tidak menaikkan beban cukai ataupun harga jual eceran HPTL, sehingga perokok dewasa dapat menjangkau produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan lebih rendah daripada rokok bakar. Selain itu,  produk ini perlu diperkuat dengan regulasi lainnya sehingga kehadiran produk ini semakin memberi manfaat," tutup Ariyo.

Dengan demikian penggunaan yang tepat dan bertanggung jawab dari produk tembakau alternatif ini akan membuat penggunanya dapat secara bertahap berhenti mengkonsumsi rokok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun