Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Menulis Berdasar Kata Hati bersama Patjar Merah

10 Maret 2019   09:39 Diperbarui: 10 Maret 2019   10:37 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pernah membaca, bahwa menulis itu bisa untuk terapi jiwa. Segala gundah dan resah bisa berkurang ketika kita menuangkan apa yang menjadi ganjalan lewat tulisan.

Sejalan dengan pendapat ini, ternyata menulis juga dapat digunakan untuk mengenal diri sendiri. Paling tidak itu yang saya tangkap ketika saya membaca informasi tentang diselenggarakannya lokakarya "Writing for self discovery" dengan nara sumber Hany Kusumawati pada hari Jumat, 8 Maret 2019, pukul 19.00-21.00 WIB sebagai salah satu event yang digelar di helatan pesta literasi dan pasar buku "Patjar Merah".

Lokakarya Patjar (sumber : patjarmerah_id)
Lokakarya Patjar (sumber : patjarmerah_id)
Sebagai seorang introvert yang senang menyimpan kisah pribadi untuk diri sendiri, saya merasa tertarik untuk mengikuti. Sehingga sudah dari jauh hari saya pesan tempat untuk bisa menjadi peserta lokakarya ini. Oh ya, sebelum saya bercerita tentang lokakarya yang saya ikuti, ada baiknya saya cerita dulu tentang Festival Patjar Merah.


Patjar Merah Sebuah Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku
Event yang digelar di Jogja tepatnya di sebuah bekas gudang buku yang beralamat di Gedong Kuning No 118, Yogyakarta ini akan berlangsung pada tanggal 2 -- 10 Maret 2019. Merupakan event rintisan yang digagas oleh dua orang pegiat literasi, yakni windy Ariestanty dan Irwan Bajang, event ini diharapkan juga akan digelar di kota-kota lain.

Suasana Pasar Buku (doc.pri)
Suasana Pasar Buku (doc.pri)

Ada dua gagasan pokok yang ingin diangkat di acara ini. Pertama adalah festival kecil literasi. Dalam festival literasi ini akan dibahas banyak hal terkait dunia literasi di Indonesia bersama puluhan narasumber mulai dari penulis, pegiat literasi di Indonesia, influencer, hingga ke konten kreator.

Pemgunjung di Patjar Merah
Pemgunjung di Patjar Merah

Akan ada para kreator lintas bidang untuk menciptakan diskusi literasi yang setara, salah satunya adalah sebagai berikut Ivan Lanin, Alexander Thian, Ria Papermoon, Trinity, Windy Ariestanty, Joko Pinurbo, Adimas Imanuel, Jenny Jusuf, Max Lane, Syahid Muhammad, Theoresia Rumthe,  Agus Mulyadi, dan orang-orang di balik media digital seperti kumparan, kedaulatan rakyat, dan mojok.

Kedua adalah pasar buku. Event Patjar Merah ini diikuti oleh hampir semua penerbit buku di Indonesia baik mayor maupun indie dan akan menyajikan lebih dari 8000 judul dengan total lebih dari satu juta eksemplar buku teks yang akan dijual dengan diskon dari 30% sampai 80%.

Sehingga di event ini, selain kita bisa belanja buku dengan diskon yang cukup menggiurkan, kita juga bisa menambah ilmu dan wawasan literasi melalui kegiatan Obrolan dan Lokakarya Patjar yang diselenggarakan selama event berlangsung.

Obrolan Patjar Bersama Trinity dan Lokakarya Patjar Bareng Hany Kusumawati
Jumat sore, saya sudah bersiap untuk datang ke event Patjar Merah.   Selain untuk berburu buku, saya juga sudah mengagendakan untuk datang di Obrolan Patjar bersama Trinity The Naked Traveler dan Lokakarya Patjar bertajuk "Writing for Self discovery".

Obrolan Patjar berlangsung pukul 16.00-17.30 WIB. Di acara ini Trinity banyak berkisah tentang perjalanannya menulis buku The Naked Traveler  Series yang sudah sampai buku kedelapan dan merupakan buku terakhir dari serial Naked Traveler. 

Obrolan bersama Trinity (doc.pri)
Obrolan bersama Trinity (doc.pri)

Peserta yang mengikuti obrolan terlihat antusias dan banyak yang bertanya seputar proses kreatif Trinity dalam menulis bukunya, dan rencana ke depan Trinity selepas dia menuntaskan seri Naked Traveler yang sudah menjadi personal brandingnya. Semua dijawab dengan nada kocak dan santai khas Trinity. Dan seperti biasanya obrolan ini diakhiri dengan acara tanda tangan buku oleh pengarang dan foto bareng.

Lokakarya "Writing for Self Discovery"
Hany Kusumawati adalah salah seorang penggagas @writingtable dan bisa dijumpai di akun instagramnya di @beradadisini.

Pukul 19.00 acara dimulai, diawali dengan perkenalan singkat, acara yang dihadiri sekitar 30 peserta ini berlangsung dengan hangat. Waktu dua jam yang disediakan terasa kurang. Masing-masing kami berusaha menyerap ilmu dan mempraktikkan semua materi yang disajikan mbak Hanny.

Lokakarya bersama Hany Kusumawati (doc.pri)
Lokakarya bersama Hany Kusumawati (doc.pri)

Dalam lokakarya ini Mbak Hany mengajak kita untuk rajin menulis jurnal harian (diary) dan mengamati hal-hal kecil untuk ditulis agar kita lebih mengenal diri sendiri (Intuity jurnal). Dan menggunakan jurnal sebagai sumber tulisan kita.

Mbak Hany berkisah hal pertama yang memberinya dorongan untuk menulis dari intuity jurnal adalah dari buku Wild Mind by Natalie Golberg, dimana pendekatan menulis freewriting tidak berdasar teori tapi berdasar intusi, membiarkan kita menulis tanpa berpikir dan tanpa berhenti sampai batas waktu tertentu. Karena prinsip dari Intuitive writing adalah menulis berdasar kata hati.

Cara tersebut dapat digunakan untuk mengeksplore perasaan, misalnya dengan membuat pertanyaan pancingan seperti :
1. Cerita yang tidak pernah saya ungkapkan adalah...
2. Saat ini saya ingin menulis tentang....
3. Saat ini yang ada dipikiran saya adalah...
4. Saat ini saya merasa sedih karena...
5. Yang saya lakukan untuk mengatasi kesedihan itu adalah....
6. dll
Dan memberi kesempatan kepada kita untuk menulis 3-5 menit.

Hal-hal di atas adalah sesuatu yang dapat kita gali dari diri kita sendiri.
Writing for self discovery artinya kita bisa menemukan diri kita sendiri lewat menulis dengan metode seperti di atas. Intinya banyak berdialog dengan diri sendiri. Dan bahan-bahan yang kita dapat tadi, bisa menjadi writer's tool box, yang akan memberi kita ide atau bahan untuk membuat tulisan.


Untuk saya pribadi, materi dalam lokakarya ini merupakan sesuatu yang baru dan menantang untuk dicoba. Karena selama ini, dalam proses menulis saya selalu menggunakan pikiran untuk membuatnya. Sedangkan dalam materi  yang disampaikan Mbak Hany ini kita justru diajak untuk melupakan pikiran dan mendengarkan kata hati. Apa yang terlintas dalam hati itu yang kita tuliskan. Tidak ada koreksi atau pertimbangan tulisan yang kita buat baik atau buruk. Semuanya mengalir saja. 

Berfoto bareng mbak Hany (doc.pri)
Berfoto bareng mbak Hany (doc.pri)

Sulit? Tentu saja, "Yang penting harus rajin mempraktikkannya", pesan Mbak Hany menutup sesi lokakaryanya.
Jadi bagaimana, teman-teman juga tertarik untuk mencobanya?

Salam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun