Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Melalui Momen Puasa Kita Sembuhkan Indonesia

22 April 2018   22:37 Diperbarui: 29 Februari 2020   00:07 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Leonard Tjahjadi dari Potatoes Us

Mendengarkan penjelasan nara sumber dalam acara peringatan hari kesehatan sedunia yang diselenggarakan oleh Sembutopia di hotel Grand Aston Jogja tanggal 14 April 2018 lalu membuat saya tersadar. Betapa selama ini saya telah menganiaya diri sendiri dengan mengkonsumsi makanan tanpa memperhatikan kandungan nutrisi. Sering makan nasi dengan porsi yang tidak dikira-kira hanya karena ketemu lauk yang membangkitkan selera.

Padahal menurut penjelasan Bapak Kafi Kurnia founder dari Sembutopia, pola hidup masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki resiko timbulnya gejala penyakit diabetes di kemudian hari. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan masyarakat yang malas berolah raga dan merasa belum makan kalau perut belum terisi nasi. Pendapat seperti ini yang harus diluruskan. Bahwa ada banyak sumber karbohidrat lain yang bisa kita konsumsi yang berasal dari negeri ini. Seperti singkong, jagung, kentang, dan lain-lainnya. Sehingga ketergantungan masyarakat terhadap beras/nasi perlahan dapat dikurangi. 

Bapak Kafi Kurnia, Founder Sembutopia (doc. Riana Dewie)
Bapak Kafi Kurnia, Founder Sembutopia (doc. Riana Dewie)
Apalagi nasi putih memiliki nilai indeks glikemik (ig) yang tinggi. Indeks glikemik merupakan nilai yang menggambarkan seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makanan diubah menjadi gula oleh tubuh manusia. Apabila tidak digunakan, gula ini akan tertimbun dalam tubuh dan dapat menyebabkan obesitas dan penyakit gula.

tabel indeks glikemik (sumber : purbakuncara.com)
tabel indeks glikemik (sumber : purbakuncara.com)
Sudah seharusnya, pola konsumsi tinggi kalori ini harus diimbangi dengan kebiasaan berolah raga atau aktifitas fisik yang teratur. Sehingga kalori yang ada terbakar menjadi energi dan tidak menumpuk menjadi lemak atau diubah menjadi gula darah dalam tubuh. 

***

Selain nasi putih, masyarakat Indonesia juga sangat tergantung kepada tepung terigu. Aneka jajanan yang ada di pasar-pasar sebagian besar berbahan baku terigu. Masalahnya, terigu bukan produk lokal Indonesia, melainkan produk import. Sehingga tingginya ketergantungan kita terhadap terigu akan membebani APBN. Ditambah lagi terigu juga termasuk karbohidrat sederhana yang memiliki IG yang tinggi pula. Sehingga kurang bagus kalau terlalu banyak dikonsumsi. 

Terigu memang memiliki keunggulan mudah diolah menjadi aneka penganan dibanding tepung-tepung lainnya. Dan ketergantungan masyarakat terhadap produk olahan tepung terigu, tidak serta merta dapat dihilangkan. Yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah mengurangi penggunaan tepung terigu untuk membuat produk makanan dengan menggunakan bahan baku subtitusi yang dapat meningkatkan nilai nutrisi dan cita rasa dari produk olahan tersebut. 

Salah satu tepung yang dapat digunakan untuk mengurangi atau mengganti tepung terigu untuk membuat aneka kue dan roti adalah tepung kentang (mashed potatoes). Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Leonard Tjahjadi perwakilan dari Potatoes US produsen dari mashed potatoes yang juga hadir di acara sehat ala Sembutopia.

Bapak Leonard Tjahjadi dari Potatoes Us
Bapak Leonard Tjahjadi dari Potatoes Us
Dalam pemaparannya, Pak Leonard Tjahjadi menjelaskan bahwa pengurangan penggunaan tepung terigu dan menggantinya dengan tepung kentang sebanyak 30% akan meningkatkan nutrisi dari kue atau roti yang dihasilkan dan meningkatkan cita rasanya. Roti yang dihasilkan akan menjadi lebih empuk dan lembap, yang keempukannya dapat bertahan hingga 3 hari karena kentang memiliki sifat menyerap air. Selain itu kentang juga mengandung 20% serat yang baik untuk pencernaan dan memiliki IG lebih rendah dibandingkan tepung terigu. 

Penjelasan Bapak Leonard Tjahjadi tersebut dibenarkan oleh Ibu Arifatun, seorang food specialist dari R&B Grill. Produk roti olahannya yang menggunakan tambahan tepung kentang lebih banyak disuka karena memiliki cita rasa yang berbeda dibanding kalau dibuat dari tepung terigu saja. 

Ibu Arifatun, food specialist dari R&B Grill (doc. Riana Dewie)
Ibu Arifatun, food specialist dari R&B Grill (doc. Riana Dewie)
Selain itu, Ibu Arifatun juga mengurangi penggunaan gula pada roti yang dibuatnya dengan menambahkan buah-buah kering seperti kismis dan kurma yang sudah memiliki rasa yang manis. Sehingga produk-produk dari R&B Grill lebih sehat dan aman dikonsumsi.

roti dari R&B Grill yang sempat saya cicipi (doc.pri)
roti dari R&B Grill yang sempat saya cicipi (doc.pri)
Selain roti, tepung kentang ini juga dapat diolah menjadi aneka masakan yang lezat dan sehat. Dan dalam acara ini kami disuguhi aneka makanan yang menggunakan tepung kentang sebagai bahan bakunya. Salah satu yang menjadi favorit saya adalah yang satu ini. 

krecek cigar (doc.Riana.Dewie)
krecek cigar (doc.Riana.Dewie)
Namanya krecek cigar. Kulitnya terbuat dari adonan tepung kentang dengan isian sambal krecek yang pedas. Rasanya lezat sekali, saya sampai nambah berkali-kali. Kulit luarnya empuk dengan isian yang terasa manis dan gurih. 

chef Jojo dengan aneka makanan hasil kreasinya (doc. Riana Dewie)
chef Jojo dengan aneka makanan hasil kreasinya (doc. Riana Dewie)
Masih banyak lagi olahan dari tepung kentang lainnya yang kami nikmati. Semua olahan dari Cheff Jojo dari Grand Aston Jogja.

***

Mengubah pola makan yang sudah terbentuk lama, tentulah tidak mudah. Perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu perlu momen yang pas untuk melakukannya. 

Ironisnya kesadaran dan semangat untuk memulai hidup sehat biasanya baru dimiliki oleh orang yang pernah mengalami sakit atau berada dalam kondisi dimana yang bersangkutan harus memulai pola hidup sehat karena terindikasi berbagai gejala penyakit. 

Saya sendiri merasa tercerahkan setelah mengikuti acara yang disenggarakan Sembutopia ini. Sembutopia adalah sebuah platform digital bertagline "sembuh bersama kami" yang berdiri sejak bulan November 2017 lalu yang bertujuan memberikan edukasi, inspirasi dan motivasi tentang pentingnya gaya hidup sehat kepada masyarakat melalui tulisan-tulisan atau kegiatan positif lainnya. Dan saya bertekad menjadikan momen puasa yang sebentar lagi datang sebagai titik awal untuk memulai hidup sehat.

Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, seharusnya ini menjadi modal masyarakatnya untuk hidup sehat.   Karena setiap tahunnya, setiap muslim menjalankan ibadah puasa. 

Salah satu tujuan puasa adalah agar kita memiliki kepekaan sosial. Merasakan apa yang dialami kaum papa yang belum tentu bisa makan setiap harinya. Selain itu puasa juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Yakni mengoptimalkan proses detoksifikasi atau pembuangan racun yang tidak diperlukan tubuh karena organ pencernaan tidak dibebani untuk mencerna makanan. 

Namun tentu saja untuk dapat memperoleh manfaat detoksifikasi dari puasa, ada syaratnya. Yakni kita menjaga asupan makanan ketika berbuka. Tidak boleh berlebihan. Karena sesungguhnya puasa tidak sekedar memindahkan jam makan saja, sesuatu yang kebanyakan dilakukan orang-orang Indonesia, termasuk saya. Sehingga jangankan proses detoksifikasi, yang ada malah berat badan kita yang bertambah karena pola makan yang salah saat berbuka. Seringnya saat berbuka semua makanan yang ada di meja kita embat semua. Wal hasil setelah berbuka justru rasa kantuk yang melanda. 

Seharusnya saat puasa kita bisa hidup lebih sederhana dan dapat menekan pengeluaran kita. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Di bulan puasa kita malah gila-gilaan berbelanja, menimbun barang dan makanan yang sebenarnya tidak terlalu kita perlukan. Kalau sudah begini bagaimana mungkin kita akan bisa berempati kepada mereka yang tidak punya ?

***

Berkaca dari pengalaman puasa yang sudah-sudah, ada baiknya kita mulai introspeksi diri. Apakah yang kita cari dari ibadah puasa ini. Apakah sekedar rutinitas atau ingin mencapai sesuatu yang lebih tinggi? Karena sesungguhnya melalui puasa kesehatan jiwa dan raga akan kita dapatkan kalau kita sungguh-sungguh menjalaninya.

Apalagi sudah ada panduan untuk berbuka. Diantaranya kita dianjurkan untuk berbuka dengan yang manis-manis. Manis yang dianjurkan adalah manis alami dari kurma atau buah segar lainnya. 

kurma dan buah apel, menu terbaik untuk berbuka (doc. Riana Dewie)
kurma dan buah apel, menu terbaik untuk berbuka (doc. Riana Dewie)
Kurma sangat dianjurkan untuk berbuka karena kandungan zat yang terdapat di dalamnya paling mudah diserap ke dalam tubuh, sehingga cepat menggembalikan stamina kita. Jika tidak ada kurma, boleh kita mengkonsumsi buah lainnya. 

Buah yang dianjurkan untuk berbuka diantaranya adalah apel. Apel selalu menjadi andalan orang-orang yang sedang melakukan diet. karena kandungan mineral serta kadar airnya yang melimpah dapat membantu mengurangi resiko dehidrasi. Mengonsumsi apel sebaiknya bersamaan dengan kulitnya, terutama pada apel merah. Karena didalamnya mengandung antioksidan quercetin yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

Baru setelah sholat Magrib dan Isya, bolehlah kita mengkonsumsi makanan lain dengan porsi secukupnya. Agar kita tidak kehilangan momen ibadah, karena terserang kantuk akibat kekenyangan perut.

Semoga momen puasa tahun ini membawa perubahan diri kita ke arah yang lebih baik lagi. Pola makan sehat bisa kita terapkan sehari-hari, dan  gaya hidup sehat pun semakin terpatri. Melalui momen puasa mari sembuhkan Indonesia dengan gaya hidup sehat. 

Salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun