***
Mengubah pola makan yang sudah terbentuk lama, tentulah tidak mudah. Perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu perlu momen yang pas untuk melakukannya.Â
Ironisnya kesadaran dan semangat untuk memulai hidup sehat biasanya baru dimiliki oleh orang yang pernah mengalami sakit atau berada dalam kondisi dimana yang bersangkutan harus memulai pola hidup sehat karena terindikasi berbagai gejala penyakit.Â
Saya sendiri merasa tercerahkan setelah mengikuti acara yang disenggarakan Sembutopia ini. Sembutopia adalah sebuah platform digital bertagline "sembuh bersama kami" yang berdiri sejak bulan November 2017 lalu yang bertujuan memberikan edukasi, inspirasi dan motivasi tentang pentingnya gaya hidup sehat kepada masyarakat melalui tulisan-tulisan atau kegiatan positif lainnya. Dan saya bertekad menjadikan momen puasa yang sebentar lagi datang sebagai titik awal untuk memulai hidup sehat.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, seharusnya ini menjadi modal masyarakatnya untuk hidup sehat. Â Karena setiap tahunnya, setiap muslim menjalankan ibadah puasa.Â
Salah satu tujuan puasa adalah agar kita memiliki kepekaan sosial. Merasakan apa yang dialami kaum papa yang belum tentu bisa makan setiap harinya. Selain itu puasa juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Yakni mengoptimalkan proses detoksifikasi atau pembuangan racun yang tidak diperlukan tubuh karena organ pencernaan tidak dibebani untuk mencerna makanan.Â
Namun tentu saja untuk dapat memperoleh manfaat detoksifikasi dari puasa, ada syaratnya. Yakni kita menjaga asupan makanan ketika berbuka. Tidak boleh berlebihan. Karena sesungguhnya puasa tidak sekedar memindahkan jam makan saja, sesuatu yang kebanyakan dilakukan orang-orang Indonesia, termasuk saya. Sehingga jangankan proses detoksifikasi, yang ada malah berat badan kita yang bertambah karena pola makan yang salah saat berbuka. Seringnya saat berbuka semua makanan yang ada di meja kita embat semua. Wal hasil setelah berbuka justru rasa kantuk yang melanda.Â
Seharusnya saat puasa kita bisa hidup lebih sederhana dan dapat menekan pengeluaran kita. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Di bulan puasa kita malah gila-gilaan berbelanja, menimbun barang dan makanan yang sebenarnya tidak terlalu kita perlukan. Kalau sudah begini bagaimana mungkin kita akan bisa berempati kepada mereka yang tidak punya ?