Mohon tunggu...
Sapta Lia
Sapta Lia Mohon Tunggu... -

angges.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

KPK Lemah pada BCA

24 Mei 2014   02:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

[caption id="" align="aligncenter" width="544" caption="Sumber: tribunnews.com"][/caption] KPK tidak pernah tegas menyelasaikan kasus pengemplangan pajak oleh BCA yang merugikan negara sebesar Rp 375 miliar. Bahkan sampai kini, KPK tidak berani menetapkan status tersangka kepada pejabat BCA. Mengapa KPK begitulah pada BCA? Tak cukup bernyalikah seorang Abraham Samad menyentuh pejabat BCA? Sepertinya Abraham sengaja "menyimpan" kasus tersebut setidaknya sampai Pilpres Juli mendatang. Tujuannya untuk melindungi kepentingan politik Jokowi - JK dalam Pilpres mendatang. Lantas apa hubungannya Jokowi dengan BCA? Pemodal utama pencapresan Jokowi adalah pemilik BCA, Antony Salim. Salim adalah orang terkaya Indonesia sejak jaman Orba sampai saat ini. Salim tidak hanya menguasai perekonomian Indonesia, tetapi juga politik di negeri ini. Salim berhasil meraup uang negara melalui bank miliknya; BCA. Sementara itu, Abraham sendiri memiliki kepentingan untuk melindungi dan memuluskan jalan Jusuf Kalla menuju orang nomor dua di Indonesia. Siapa yang tidak tahu kedekatan hubungan Abraham dengan JK? Keberhasilan Abraham saat ini tidak lepas dari peran JK. Itulah sebabnya mengapa Abraham masih menyimpan rapat kasus tersebut dari perhatian publik. Mengungkap kasus BCA sama saja dengan menghancurkan JK. Hal itu tidak mungkin dilakukan Abraham. Abraham tidak pernah lepas dari belenggu kepentingan politik JK yang telah banyak membantunya. Menghancurkan Jokowi saat ini sama saja dengan menghancurkan JK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun