Mohon tunggu...
Sapta Arif
Sapta Arif Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai pepuisi, cerita-cerita, kopi, dan diskusi hingga pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tiga Cerita Satu Malam

1 Maret 2018   13:37 Diperbarui: 1 Maret 2018   13:42 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apanya?" Tanyaku heran.

Dia hanya tersenyum sambil memberikan lembaran kertas itu padaku.

***

Akhirnya perempuan itu melahirkan kata. Meski awalnya menimbulkan keheranan di wajah laki-laki di depannya. Layaknya bayi baru lahir, kata pertama yang terucap dari bibir perempuan itupun langsung ditimang dengan seyum oleh laki-laki dihadapannya. Laki-laki itu mulai berbicara antusias seolah tak mau kehilangan sepasang bola mata yang ditatapnya ini. Perempuan itu pun mengangguk, sesekali tersenyum, namun sangat sedikit berbicara.

"Apa?" tiba-tiba perempuan itu menampakkan wajah keheranan.

"Iya! Aku, aku mencintaimu tanpa tendensi apapun. Aku ingin mencintaimu tanpa alasan yang memperkuat cintaku padamu. Karena jika alasan itu telah memudar, aku takut cintaku hilang bersama alasanku."

Suasanapun kembali beku. Hanya ada sepasang bola mata yang saling menatap di antara rintik hujan malam ini.

Aku pun mulai beranjak menghampiri majikanku di meja kasir.

  

Surakarta, September 2017                                                                                      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun