Di sepanjang perjalanan dari kawasan kuningan Jakarta Selatan menuju Jakarta Pusat sambil menyetir ditemani radio yang biasa menyiarkan tausiah, talkshow berita maupun lagu-lagu religi saya tertegun mendengarkan sebuah tausiah. Dalam tausiah tersebut Sang ustadz pun bercerita sudah puluhan tahun beliau berjuang untuk mencetak para penghafal Quran dari semua golongan umur, mulai anak-anak, dewasa, sampai orang tua sekalipun. dan sudah terbilang ratusan yang dapat menjaga al quran, sampai suatu hari santri beliau ikut lomba tahfizil quran 30 juz dari anak anak sampai orang tua turut ambil bagian ..semua yang mendengar pasti akan terkagum kagum mendengar dan melihatnya, betapa tidak dalam tausiahnya itu sang ustadz menceritakan saat acara lomba tersebut turut hadir seorang pengacara ahli hukum (tanpa bermaksud menyudutkan profesi hukum) yang begitu terharu mendengar dan menyaksikannya sampai meneteskan air mata yang tak dapat terbendung. Ketika ditanya Sang ahli hukum tersebut pun berujar.”Ustadz betapa saya tidak menangis, .bertahun tahun bahkan puluhan tahun hampir tiap hari saya bergelut dengan kitab undang-undang hukum yang ditulis dengan bahasa Indonesia yang jumlah ayatnya tidak lebih dari 1/3 ayat-ayat dalam al quran yang berjumlah 6000 an belum mampu bisa saya hafalkan semuanya. Tetapi mereka para penghafal al quran itu mampu menghafal 6000 ayat dengan baik dan benar, subhanallah.
Teringat masa kecil dulu untuk bisa belajar dan menghafal alquran harus dengan bersekolah di pesantren dan bertahun tahun lamanya baru bisa selesai mengkhatamkan hafalan 30 juz. Semua orang beranggapan bahwa menghafal Qur'an itu tidak lah mudah dan perlu waktu cukup lama.
Memang Maha Benar Allah dengan segala kuasaNya, firman Allah “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9), yang kami fahami adalah dengan kemunculan para huffaz tersebutlah Allah jaga kemurnian Al Quran. Berbagai metode telah dirancang oleh para alim ulama untuk mencari dan menemukan metode yang mudah tepat dan cepat dalam menghafal Alquran.
Mungkin pembaca penasaran dengan super manzil, apa benar dalam hitungan hari anak sudah dapat menghafalkan seluruh ayat ayat al quran yang berjumlah 6000 an lebih tersebut ??? Patut diteladani ide Ustadz yang berinisiatif dan menemukan metode yang membuat kita semua terperangah mendengarnya. Mungkin pula para kompasianer sudah pernah mengenal Super Manzil, Namun tidak sedikit yang belum mengetahu. Di awal moment romadhan ini saya mencoba berbagi. Berharap untuk menambah semangat motivasi teman sejawat para kompasioner untuk memperbanyak tilawah terutama di bulan suci ini. Super Manzil dikenal sebagai salah satu metode yang dirancang untuk menghancurkan mental block terutama dalam menghafal. Dan ini sudah terbukti dengan banyaknya peserta yang ikut dalam program ini yang telah dimulai sejak Juni 2009 diprakarsai pimpinan pesantren Alhikmah Bogor secara bertahap mulai hanya untuk kalangan warga sekitar, sampai sekarang telah mengundang minat para penghafal dari seluruh nusantara. Dari akun facebook para pengelola dan pembinanya saya cukup banyak mendapatkan informasi dan pengalaman, dan ditambah sharing dari beberapa teman yang keluarganya telah ikut program tersebut. SUPER MANZIL adalah sebuah ajang untuk memecahkan rekor cepat dalam menghafal Qur'an. Dimana kegiatan ini hanya bisa diikuti oleh anak-anak yang sudah bagus tahsin tilawahnya. Batas terlama untuk menyelesaikan hafalan satu juz Al-Qur'an adalah 3 hari.
Dan untuk mengikuti program Super Manzil terlebih dahulu mengikuti serangkaian tes, mulai dari tahsin tilawah sampai durasi hafalan. Dan hasilnya dinyatakan lulus jika berhasil melalui tahapan tersebut, disamping ada juga kriteria disarankan dan diijinkan (untuk yang belum dinyatakan lulus). Apakah berat??? Kalau boleh di bilang “tidak sama sekali”. Sebab Allah SWT pasti dan pasti akan memberi kemudahan bagi yang bersungguh-sungguh belajar dan menghafal firman-firman-Nya, 100% full haqqul yaqin. Manjadda wajada. Program ini tidak hanya untuk anak-anak, orang dewas pun juga dapat ikut ambil bagian.
Dari akun para pengelola Super Manzil saya mendapatkan cerita Yang berkisah tentang seorang anak perempuan lulusan SMP asal Semarang yang tengah belajar di sana dan dapat mengkhatamkan hafalan 30 juz nya dalam waktu 30 hari. Pada saat diwawancara gadis ini menceritakan pengalamannya bagaimana belajar di sana. Awalnya dia merasa kurang yakin mampu menghafalkan dalam waktu 39 hari. Keraguannya sangat beralasan, riwayat menghafalnya belum dapat dikatakan super . Mentalnya masih ter” blok” dengan anggapan dan perasaan tidak yakin kalau dia sebenarnya punya potensi. Saat test durasi di Alhikmah, ia masuk kategori dua, yakni disarankan. Artinya kemampuan menghafalnya masih dianggap lemah namun sangat disarankan untuk mencicipi super manzil. Lemah bukan karena ia tak berpotensi. Namun disebabkan belum pernah mendapatkan metode yang tepat. Meski saat itu ia dinyatakan lulus, namun hatinya belum mantap. Baginya, jangankan sebulan selesai 30 juz, sebulan satu juz pun ia tak yakin.
Dengan bermodalkan hafalan juz 30 yang diperolehmya selama di bangku SD, 2 juz selama di SMP (juz 28 dan 29) dan 1 juz (juz 27) saat semester 1 kelas 1 SMA, Di super manzil Januari silam gadis berusia 15 tahun ini berhasil setor hafalan sebanyak 15 juz, maka koleksi hafalannya bertambah menjadi 19 juz. Dan keberhasilan ini menyembuhkan sifat ragu dan pesimismenya. Selepas super manzil pertamanya ia sangat percaya diri . Kini ia mulai berani membangun mimpi dan menancapkan cita-citanya. Dan lebih semangat merancang program untuk menggapainya.Para pembinanya pun senang, karena program supermanzil berhasil menghancurkan mental blok yang selama ini membelenggunya. Bukankah tujuan utama super manzil adalah untuk menghancurkan mental blok?
Saat tiba diummumkan super manzil program berikutnya di bulan Maret, dengan mantap dia berkata pada ibunya, “Ibu, aku mau daftar ke super manzil lagi. Agar hafalanku yang tinggal 11 juz itu selesai dalam sebulan.”
Dan MasyaAllah… saat Super Manzil baru berjalan sepekan, ternyata si murah senyum ini sudah menyetorkan tujuh juz.Semua yang berada di sana terpana, bagi seorang pemula pencapaian sehebat itu sangat mengagumkan Ketika ditanya dengan sepenuh rasa takjub “bagaimana caranya kamu menghafal secepat itu?”.“Kan saya sudah berazzam untuk one day one juz,” jawabnya ringan.
Segala puji bagi Alloh yang telah memudahkan gadis sholehah ini. One Day One Juz nya bukan tilawah, tetapi hafalan. Ketika tiba di juz terakhirnya, yakni juz 26. Gadis tersebutdiminta para pembinanya untuk setor hafalan kepada mereka dan disaksikan segenap para santri putri yang lain. Dan gadis periang ini menyetorkannya sambil menangis. Demikian pula ibunya.
Di sela tangisnya yang memecahkan suasana yang syahdu, sang ibu berkata: “Terima kasih, Nak. Kamu telah berjuang mendapatkan jubah kebesaran untuk dipakaikan pada ibu dan dan bapak mu di surga nanti.” Seperti yang dikutip dalam sebuah hadits “Barangsiapa membaca Al-Qur`an dan mengamalkannya, maka -pada hari kiamat- akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota yang berkilau, yang sinarnya lebih baik dari sinar mentari, maka keduanya berkata: “Mengapa kami diberi mahkota ini? Maka dikatakan: “Karena anakmu mengambil (membaca dan mengamalkannya) Al-Qur`an”. [HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Al-Hakim]
Apa kaitannya kisah di atas dengan sumber daya manusia? Sepengetahuan penulis bahwa di Libya dengan jumlah penduduk sekitar 6 juta jiwa, seperlimanya adalah para penghafal quran (Hafidz quran) dan sederajat dengan Sarjana, seperti yang dikemukakan Sekretaris Jenderal Universitas Dakwah Internasional Prof DR. Muhammad Ahmad As-Syarid bahwa lembaga-lembaga pendidikan keagamaan tradisional di Libya setiap tahunnya banyak melahirkan hafidz quran. Dan Adalah wajar jika hal tersebut terjadi di negara seperti Libya. Lalu bagaimana dengan di Indonesia? dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa lebih ini?
Organization for Economic Co-operation Development (OECD) 2012 mencatat, Indonesia diprediksi menjadi negara dengan jumlah sarjana terbanyak kelima di dunia pada tahun 2020. Data tersebut merupakan proyeksi dari berbagai program peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi yang dilaksanakan setiap tahun. Namun, penyerapan lulusan sarjana di Indonesia tergolong lambat. Pelambatan itu salah satunya disebabkan kualitas lulusan yang belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja Badan Pusat Statistik (BPS) 2013 menunjukkan, sampai saat ini tak kurang dari 442.000 lulusan sarjana di Indonesia masih menganggur. Jumlah ini mewakili 5,5 persen dari total tingkat pengganguran terbuka di Indonesia yang mencapai 7,17 juta orang. Kondisi ini membuat Indonesia kekurangan tenaga profesional yang memiliki keterampilan serta kompetensi kerja. Dua tahun lalu, Indonesia menyumbang empat persen sarjana berusia 25-34 dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20, namun berapa di antara mereka yang telah hafal Al-quran? Penulis belum menemukan data yang dipublish tentang jumlah sarjana di Indonesia yang hafal Quran. Betapa dahsyatnya jika hanya 10 persennya yang sudah hafal Al quran. Inilah yang dimaksud sebagai predikat "luar biasa" bagi SDM para sarjana yang hafidz Quran. Kata “sarjana Pengangguran” dapat tergantikan dengan “Sarjana Hafiz Quran”.. cukup keren kan??.
Dengan memperkenalkan Super Manzil melalui tulisan ini semoga dapat menggugah dan membuka hati para pembaca, dan kompasioner khususnya, bahwa investasi untuk akhirat salah satunya adalah dengan membaca menghafal dan mengamalkan Al-Quran.. Semoga kita diberi kekuatan untuk melaksanaknnya..Indonesiaaa...BISA !!! Amiiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H