Era disrupsi merujuk pada perkembangan teknologi, perubahan sosial, dan berbagai transformasi yang terjadi secara cepat dan mendalam. Dalam era ini, pendekatan dalam bekerja, dan kehidupan sehari-hari mengalami transformasi signifikan.Â
Teknologi seperti kecerdasan buatan, internet of things, dan kecepatan konektivitas yang tinggi memainkan peran sentral dalam mengubah cara seseorang bekerja, belajar, dan berinteraksi. Era disrupsi juga sering kali menciptakan ketidakpastian dan tantangan baru, tetapi sekaligus membawa peluang yang inovatif dan progres yang lebih besar.Â
Dalam konteks pendidikan, era disrupsi menuntut adaptasi cepat dalam kurikulum, model dan metode pengajaran, serta persiapan dini bagi siswa untuk menghadapi tuntutan kemajuan yang begitu pesat di masa mendatang
Era disrupsi yang ditandai dengan perubahan teknologi yang cepat dan dinamika sosial yang kompleks tersebut, menempatkan peran guru lebih dari sekadar penyampai informasi.Â
Pada tataran ini, guru bukan hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai role model yang kuat bagi generasi yang tumbuh dalam ketidakpastian dan kompleksitas zaman.Â
Kehadiran atau sosok guru bukan hanya memberikan contoh dalam memahami materi pelajaran, tetapi juga dalam cara menghadapi perubahan dan ketakmenentuan situasi.Â
Guru menjadi sosok yang dilihat siswa sebagai teladan dalam mengembangkan sikap, nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di era disrupsi ini. Seorang guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar, melainkan juga bertindak sebagai pendidik. Sebagai pengajar di sekolah, guru berperan mentransferkan ilmunya kepada peserta didik, sementara sebagai pendidik, guru berkewajiban membina sikap dan mental peserta didik.
Peran guru sebagai role model mencakup rupa-rupa aspek, mulai dari integritas diri hingga kemampuan beradaptasi dengan aneka perubahan yang terjadi begitu masif.
Guru yang menunjukkan keteladanan dalam perilaku positif, dapat membantu membentuk karakter siswa dan memberikan inspirasi untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari hari ke hari.
Dalam menghadapi era digital dengan perubahan  yang begitu cepat tersebut, guru berperan penting dalam membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan adaptif, kemampuan memecakan persoalan-persoalan kontekstual, serta daya kreatif dalam menciptakan peluang-peluang yang berfaedah bagi diri dan lingkungan.Â
Guru yang terbuka terhadap perkembangan teknologi serta menunjukkan semangat belajar sepanjang hayat menyiratkan bahwa pembelajaran tidak pernah berhenti (long life education), bahkan setelah menyelesaikan masa pendidikan formal.
Selain itu, guru juga memiliki peran dalam mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan atau empati sosial. Dalam era disrupsi yang seringkali diwarnai oleh ketidakpastian dan persaingan yang ketat ini, kehadiran guru dalam mengajarkan nilai-nilai ini menjadi penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga peduli terhadap kebutuhan dan perasaan sesama.
Secara keseluruhan, peran guru sebagai role model di era disrupsi tidak hanya menjadi suatu kebutuhan tetapi juga merupakan suatu tanggung jawab yang besar. Guru yang memahami perannya sebagai teladan, justru membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kokoh dan kompetensi yang relevan dalam menghadapi tantangan masa depan.Â
Oleh karena itu, pengembangan peran guru menjadi esensial dalam mempersiapkan generasi penerus untuk sukses di tengah dinamika era disrupsi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H