Mohon tunggu...
Sapri Pamulu
Sapri Pamulu Mohon Tunggu... profesional -

Ngeblog untuk belajar menulis dan berbagi. Peneliti paradigma strategi tentang kapabilitas dinamis yang menentukan keunggulan bersaing dan kinerja organisasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Buku Bantahan Gurita Cikeas itu, Penulisnya Setiyardi??

6 Januari 2010   04:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:36 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="211" caption="Foto"][/caption]

Akhirnya buku "Membongkar Gurita Cikeas di Skandal Bank Century" terjawab juga dengan buku "Hanya Fitnah & Cari Sensasi, George Revisi Buku". Buku bantahan ini ditulis oleh Setiyardi Negara, dan akan dirilis perdana hari ini di Jakarta. Ini tentu saja menarik untuk membaca keduanya, saya yakin bahwa buku elektronik versi Aditjondro (GJA) dengan mudah diunduh gratis dari berbagai sumber di dunia maya, dan semoga buku versi Setiyardi ini pun demikian.

Yang membuat penasaran adalah sang penulis itu sendiri, Setiyardi, sebagaimana dikutip portal berita online, bahwa buku ini bukan buku tandingan, tetapi lebih merupakan buku resensi saja dan ditulis hanyak untuk tujuan bisnis komersial semata, jadi bukan buku pesanan dari Partai Demokrat ataupun SBY. Sang penulis pun mengkonfirmasikan dirinya sebagai bukan seorang politisi, bukan anggota/pengurus partai Demokrat, dan malahan mengaku tidak kenal dengan presiden SBY.

Karena tidak memungkinkan membaca riwayat penulis di sampul belakang buku tersebut secara langsung maka "Google" akhirnya menjadi pilihan. Yang dapat terkonfirmasikan segera adalah bahwa yang bersangkutan memang benar mantan wartawan Tempo sebagaimana juga Aditjondro, tetapi mungkin yang lebih menarik adalah beberapa arsip berita yang mengindikasikan bahwa sang penulis rupanya bukan orang baru dalam hiruk-pikuk perpolitikan dari pilkada sampai pilpres. Pada halaman profil blognya, Setiyardi menyebut dirinya sebagai Presiden Direktur dari Senopati Media. Rupanya dunia jurnalistik dan bisnis media memang merupakan keahlian yang bersangkutan. Untuk diketahui Senopati Media merupakan penerbit buku bantahan ini.

[caption id="" align="alignright" width="175" caption="Foto 2"][/caption]

Pada saat Pilkada DKI Jakarta, Setiyardi mengelola media tabloid "Jakarta Untuk Semua" (JUS) yang ditengarai mendukung Fauzi Bowo, bukan Adang Darajatun. Tempo pernah memberitakan gugatan Tim Kampanye Adang yang akan menggugatnya karena dianggap telah menyerang, memfitnah dan menzalimi PKS dalam editorialnya yang berjudul “Calon yang Mencla-Mencle". Tempo juga pernah menurunkan liputan investigasi "Sang Bohir Jakarta Satu" yang memenangkan anugrah Adiwarta Sampoerna dalam ketagori feature politik. Dalam liputan ini dikisahkan peran seorang pengusaha yang menopang ongkos kampanye psangaan Fauzi Bowo - Prijanto, yang juga membiayai tabloid JUS. Setiyardi Negara mengakui jika JUS memang bukan diterbitkan oleh Fauzi Bowo Centre, tetapi oleh simpatisan Foke. Penggarapan tabloid juga diakuinya dilakukan oleh Senopati Media sepenuhnya, tapi bukan dalam hal ikhwal fulus pembiayaan penerbitan yang menurutnya diatur oleh orang lain di di Jalan Talang (Alamat kantor sang pengusaha).

Jika Setiyardi menjadi terang benderang dalam arsip Tempo di atas, maka nama Setiyardi menjadi sumir dalam kaitan pilpres lalu, jika hanya kebetulan nama yang sama belaka. Dalam pilpres lalu, Setiyardi juga diberitakan detik sebagai Ketua Tim Relawan Pendukung SBY. Setiyardi diberitakan detik sebagai pendukung SBY yang membantah Tudingan Sekjen Kominte Bangkit Indonesia (KBI) Ferry Juliantono bahwa Presiden SBY melakukan intervensi dalam kasus Rizal Ramli.

Setidaknya arsip-arsip berita tentang Setiyardi, sang penulis, memberikan clue bahwa buku bantahan Gurita Cikeas ini bukanlah resensi pihak ketiga, tapi lebih merupakan bantahan pihak kedua (Relawan/Simpatisan Cikeas) atas pihak pertama (GJA). Positifnya, kedua buku ini meretas jalan untuk memperoleh informasi yang dapat berimbang dari kedua belah pihak, sehingga terpulang kepada penilaian nalar kita atas data dan informasi yang disajikan.

Akan adakah buku lainnya yang menyusul "Gurita Cikeas"?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun