Mohon tunggu...
Pendidikan

B.M Diah Sang Wartawan Penyebar Semangat Kemerdekaan

7 Mei 2019   22:24 Diperbarui: 7 Mei 2019   22:55 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat perjalanan kemerdekaan Indonesia yang begitu sulit didapatkan, sering kali membuat rakyat indonesia mengalami 'jatuh bangun' baik mental maupun fisik. Jika ditelisik lebih jauh, sudah banyak yang dikorbankan oleh Rakyat untuk memperjuangkan " kemerdekaan " yang selalu diimpi impikan. Baik darah, tenaga, keringat maupun pikiran.

Disini, saya sebagai penulis ingin membahas tentang seseorang yang berperan penting dan memiliki pengaruh kuat pada mental seluruh warga negara Indonesia. Beliau adalah seorang wartawan, pejuang kemerdekaan, diplomat dan pengusaha di Indonesia bernama Burhannudin Muhammad Diah, lahir di Kutaraja, Banda Aceh pada tanggal 7 April 1917 dan meninggal pada tanggal 10 Juni 1996 di Jakarta.

Peran beliau dimulai dari masa pra kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, Beliau ikut hadir menjadi saksi proses penulisan teks Naskah Proklamasi oleh Soekarno dan Mohammad Hatta di kediaman laksamana Maeda. Kemudian setelah teks Proklamasi dibacakan oleh Soekarno, beliau mengambil alih dan terlibat langsung dalam penyiaran dan penyebaran berita kemerdekaan bersama rekan rekannya secara terus menerus ke seluruh pelosok tanah air dan dunia menggunakan semua alat komunikasi yang tersedia pada saat itu, contohnya seperti radio dan surat kabar atas perintah langsung dari Soekarno dan Bung Hatta. Selain itu, setelah diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Beliau bersama rekan wartawannya memberanikan diri untu mengangkat senjata dan berusaha merebut dan mengambil alih percetakan jepang yang bernama " Djawa Shimbun " dan mereka berhasil menguasainya.

Setelah Indonesia merdeka, beliau diberi kepercayaan oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menjadi diplomat / duta besar indonesia untuk Chekoslovakia, Inggris dan Thailand selama 3 kali berturut turut. Dan setelah menyelesaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai duta besar, beliau kemudian kembali diberi kepercayaan untuk menjadi Menteri Penerangan Republik Indonesia. Pada masa awal revolusi 17 Agustus 1945, beliau juga turut aktif sebagai Anggota KNIP, Anggota Dewan Nasional, dan Anggota  Dewan Penasihat Presiden Soekarno. Semasa hidupnya, beliau pernah diberikan penghargaan penghargaan oleh presiden Indonesia ke-2 yakni Soeharto, sebagai bentuk apresiasi untuk kerja keras dan pengabdian beliau terhadap negara.

Sekian, informasi yang ingin penulis sampaikan untuk para pembaca sekalian.
Perjuangan pahlawan patut diapresiasi dan dihargai, sekecil apapun kontribusinya. Karena tetap saja, " Hal kecil yang mereka lakukan, memberikan manfaat yang besar untuk kemerdekaan Indonesia. "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun