Mohon tunggu...
Sapna Kurnia ningsih
Sapna Kurnia ningsih Mohon Tunggu... Perawat - SISWA

MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Mencegah Pada Orang dengan Epilepsi

23 Maret 2024   23:57 Diperbarui: 24 Maret 2024   00:20 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang dapat dinyatakan menderita epilepsi apabila pernah mengalami kejang tanpa sebab hingga lebih dari satu kali dengan jangka waktu antar kejang di atas 24 jam. Epilepsi dapat menyerang semua golongan usia, bahkan tak sedikit anak-anak yang mengalaminya. Sebagai antisipasi, mari ketahui penyebab, gejala, dan pengobatan epilepsi di bawah ini!

Apa itu Epilepsi?
 
Epilepsi adalah salah satu penyakit kronis yang memiliki gejala khas berupa kejang-kejang. Penderita epilepsi sering kali mengalami kejang kambuhan yang muncul tanpa ada pemicu pastinya. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan pada sistem saraf pusat sehingga menyebabkan kejang bahkan kehilangan kesadaran.

Perlu diketahui bahwa kejang memang gejala utama dari epilepsi. Tetapi, bukan berarti setiap orang yang mengalami kejang menderita epilepsi. Pada pengidap epilepsi, kejang akan berlangsung lebih dari sekali alias berulang dalam waktu yang sama atau berbeda.

Bahkan pada beberapa kasus, epilepsi dapat terjadi ketika seseorang tidur. Kemungkinan besar penyebabnya adalah adanya perubahan fase tubuh dari sadar ke tidur yang memicu aktivitas otak menjadi abnormal.

Epilepsi adalah penyakit yang dapat menyerang semua kelompok usia, mulai dari bayi, orang dewasa, hingga lansia. Tetapi kondisi ini paling sering terjadi pada anak di bawah 2 tahun dan orang dewasa di atas 65 tahun.
 

Jenis-Jenis Epilepsi
 
Penyakit epilepsi adalah kondisi yang terbagi atas dua jenis, di antaranya yaitu epilepsi umum dan parsial. Berikut masing-masing penjelasannya:

Epilepsi umum: Kondisi ini terjadi di kedua bagian otak, mencakup grand mal (tonik-klonik) yang berisiko menyebabkan hilang kesadaran, mioklonik (penyebab badan atau bagian tubuh tersentak singkat), serta tonik (tubuh menjadi kaku, diikuti kejang tangan atau kaki).
Epilepsi parsial: Kondisi ini terjadi pada bagian otak tertentu sehingga menimbulkan gejala yang mungkin berkaitan dengan masalah indera, kejang pada jari-jari atau kaki, dan tremor.
 
Penyebab Epilepsi
 
Masih belum diketahui secara pasti apa pemicu epilepsi. Tetapi, beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab epilepsi adalah sebagai berikut:
 
Gangguan perkembangan seperti autisme dan neurofibromatosis.
Cedera sebelum persalinan. Hal ini karena sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan oksigen, nutrisi buruk, atau infeksi pada ibu.
Penyakit menular seperti HIV/AIDS, meningitis, serta ensefalitis virus.
Kondisi otak yang menyebabkan kerusakan pada otak, seperti stroke dan tumor otak.
Cedera pada kepala akibat kecelakaan, terjatuh, atau cedera traumatik lainnya.
Pengaruh genetik apabila Anda memiliki riwayat keluarga dengan epilepsi.
 
Selain beberapa hal di atas, penyebab epilepsi juga terbagi menjadi dua, yaitu:
Epilepsi simptomatik (sekunder): Jenis epilepsi yang penyebabnya dapat diketahui, yaitu karena adanya sejumlah faktor seperti luka berat di kepala, stroke, atau tumor otak.
Epilepsi idiopatik (primer): Jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor keturunan (genetik).
 

Faktor Risiko Epilepsi
 

Selain beberapa penyebab yang diduga dapat memicu epilepsi di atas, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena epilepsi. Berikut di antaranya:

 
Riwayat kejang di masa kecil
Infeksi otak
Demensia
Penyakit vaskular atau stroke
Cedera pada kepala
Riwayat keluarga dengan epilepsi
Berusia di bawah 2 tahun atau lansia di atas 65 tahun
 

Gejala Epilepsi
 
Pada sebagian besar kasus, gejala epilepsi adalah kejang yang terjadi secara spontan dan tidak berlangsung lama, tetapi berulang.

Beberapa gejala lain yang dirasakan oleh bayi, anak-anak, atau orang dewasa pengidap epilepsi adalah sebagai berikut:

Tatapan kosong (terlalu lama fokus pada satu titik)
Gejala psikis
Otot terasa kaku
Merasa kebingungan sementara
Gerakan menyentak pada kaki dan tangan yang tak terkendali
Kejang/tremor pada sebagian tubuh atau keseluruhan
Mengalami kejang yang disertai dengan tubuh menegang dan hilang kesadaran secara spontan sehingga penderitanya tiba-tiba terjatuh
 

Diagnosis Epilepsi
 
Saat melakukan diagnosis, dokter akan menanyakan terlebih dahulu terkait gejala yang dialami serta riwayat kesehatan. Setelah itu, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi pasien.

 
Adapun beberapa tes penunjang yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit epilepsi adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan neurologis: Bertujuan memeriksa fungsi otak, kemampuan motorik, serta perilaku pasien.
Tes darah: Untuk mengetahui adanya masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan epilepsi.
EEG (Electroencephalogram): Mendeteksi gelombang otak yang abnormal.
Tes pencitraan otak seperti CT Scan, MRI, fMRI, PET Scan, dan SPECT.
 

Pengobatan Epilepsi
 

Epilepsi adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Sehingga, untuk penanganan epilepsi, dokter akan memberikan obat-obatan guna mengurangi frekuensi kejang. Apabila langkah tersebut tidak efektif, maka dokter akan menyarankan tindakan operasi.

 

Melalui prosedur operasi tersebut, dokter akan mengangkat area otak yang dapat menyebabkan epilepsi. Namun, perlu dipastikan bahwa area otak tersebut tidak mengganggu fungsi vital seperti komunikasi, penglihatan, atau pendengaran.

Pada intinya, epilepsi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kejang secara tiba-tiba tanpa penyebab yang pasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun