Beberapa gejala lain yang dirasakan oleh bayi, anak-anak, atau orang dewasa pengidap epilepsi adalah sebagai berikut:
Tatapan kosong (terlalu lama fokus pada satu titik)
Gejala psikis
Otot terasa kaku
Merasa kebingungan sementara
Gerakan menyentak pada kaki dan tangan yang tak terkendali
Kejang/tremor pada sebagian tubuh atau keseluruhan
Mengalami kejang yang disertai dengan tubuh menegang dan hilang kesadaran secara spontan sehingga penderitanya tiba-tiba terjatuh
Â
Diagnosis Epilepsi
Â
Saat melakukan diagnosis, dokter akan menanyakan terlebih dahulu terkait gejala yang dialami serta riwayat kesehatan. Setelah itu, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi pasien.
Â
Adapun beberapa tes penunjang yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit epilepsi adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan neurologis: Bertujuan memeriksa fungsi otak, kemampuan motorik, serta perilaku pasien.
Tes darah: Untuk mengetahui adanya masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan epilepsi.
EEG (Electroencephalogram): Mendeteksi gelombang otak yang abnormal.
Tes pencitraan otak seperti CT Scan, MRI, fMRI, PET Scan, dan SPECT.
Â
Pengobatan Epilepsi
Â
Epilepsi adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Sehingga, untuk penanganan epilepsi, dokter akan memberikan obat-obatan guna mengurangi frekuensi kejang. Apabila langkah tersebut tidak efektif, maka dokter akan menyarankan tindakan operasi.
Â
Melalui prosedur operasi tersebut, dokter akan mengangkat area otak yang dapat menyebabkan epilepsi. Namun, perlu dipastikan bahwa area otak tersebut tidak mengganggu fungsi vital seperti komunikasi, penglihatan, atau pendengaran.
Pada intinya, epilepsi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kejang secara tiba-tiba tanpa penyebab yang pasti
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI