Mohon tunggu...
SAPITRI RIANTI
SAPITRI RIANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi membaca dan memulai belajara menulis karya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krisis Abrasi Pantai: Meniti Solusi untuk Mempertahankan Pantai Pasir Jambak yang Terancam Hilang

15 November 2023   20:03 Diperbarui: 15 November 2023   20:06 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Vektor Garis Pantai Landsat 8 Tahun 2023)

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau sehingga disebut negara kepulauan, maka hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada yaitu sepanjang 95.181 km. Garis pantai yang begitu panjang tersebut seiring berjalannya waktu akan mulai mengalami penyusutan sehingga garis pantai akan perlahan-lahan berkurang. Penyusutan garis pantai ini akan menyebabkan berbagai perubahan lingkungan dan ekosistem sehingga menimbulkan kerugian bagi penduduk sekitar karena tidak bisa menggunakan pantai secara maksimal.

Penyusutan garis pantai dapat disebabkan oleh ulah manusia ataupun faktor alam salah satunya yaitu abrasi pantai. Abrasi akan menyebabkan keseimbangan alam menjadi rusak sehingga harus menjadi perhatian bersama ketika terjadi abrasi di suatu daerah. Salah satu kasus abrasi sudah terjadi di Pantai Pasir Jambak yang berlokasi di Pasie Nan Tigo, Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat. Beberapa penyebab terjadinya abrasi ini diataranya yaitu cuaca buruk, tingginya ombak yang diperkirakan mencapai 3 meter, serta dipengaruhi juga oleh alih fungsi lahan dari tanaman mangrove menjadi tambak udang.

Terdapat banyak pohon cemara disekitar bibir pantai yang digunakan sebagai penahan ombak kini tumbang karena sebagaian besar akar pohonnya terkikis oleh ombak yag tinggi sehingga kini kondisi pantai semakin memburuk dan menjadi rusak. Keadaan seperti ini juga menjadikan pengunjung pantai Pasirjambak berkurang yang mengakibatkan perekonomian masyarakat pesisir menurun khususnya bagi para pedagang yang berjualan disekitar pantai bahkan mereka terancam tutup (tidak berdagang) karena tidak adanya pengunjung.

Abrasi dapat dilihat dari perubahan garis pantai yang terus terkikis dari waktu ke waktu. Garis pantai sendiri datanya bisa didapatkan dari BIG (Badan Informasi Geospasial) yang amanatkan oleh pemerintah. Tetapi untuk kepentingan tertentu penentuan garis pantai ini dapat ditentukan berdasarkan interpretasi visual menggunakan citra landsat 8, sehingga ini bukan merupakan acuan dikarenakan penentuan garis pantai yang resmi itu dilakukan oleh BIG tersebut.

Interpretasi dilakukan di ArcGIS dengan citra landsat 8 band 3 dan band 5 tahun 2013, 2018, dan 2023. Proses interpretasi dengan NDWI hasilnya sebagai berikut:

(Hasil NDWI Citra Landsat 8 tahun 2013)
(Hasil NDWI Citra Landsat 8 tahun 2013)

(Hasil NDWI Citra Landsat 8 tahun 2018)
(Hasil NDWI Citra Landsat 8 tahun 2018)

(Hasil NDWI Citra Landsat 8 tahun 2023)
(Hasil NDWI Citra Landsat 8 tahun 2023)

Pada gambar tersebut dihasilkan wilayah daratan berwarna hitam disertai kenampakan permukaan daratan lainnya dan wilayah lautan berwarna putih. Dari proses NDWI tersebut dapat dihasilkan garis pantai yang jelas melalui proses konversi raster raster ke vektor. Berikut hasil konversi raster ke vektor pada citra satelit landsat 8:

(Gambar Vektor Garis Pantai Landsat 8 Tahun 2013)
(Gambar Vektor Garis Pantai Landsat 8 Tahun 2013)

(Gambar Vektor Garis Pantai Landsat 8 Tahun 2018)
(Gambar Vektor Garis Pantai Landsat 8 Tahun 2018)

(Gambar Vektor Garis Pantai Landsat 8 Tahun 2023)
(Gambar Vektor Garis Pantai Landsat 8 Tahun 2023)

Analisis terjadinya abrasi di Pasir Jambak dapat dilihat dari perbandingan garis pantai di tahun 2013, 2018, dan 2023 yang menunjukan bahwa garis pantai semakin mengkis daratan setiap tahunnya. Berikut adalah Peta Perubahan Garis Pantai Tahun 2013-2023:

(Gambar Peta Perubahan Garis Pantai Tahun 2013-2023)
(Gambar Peta Perubahan Garis Pantai Tahun 2013-2023)

Wali kota Padang mengatakan bahwa pihaknya dengan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian PUPR sudah membangun dinding pembatas untuk melindungi pantai dari abrasi, pemasangan dinding pelindung pantai ini akan dilakukan sampai Pantai Pasia Jambak.

Beragamnya permasalahan akibat abrasi menunjukan bahwa abrasi harus segera ditangani agar tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih buruk lagi. Ketika ditemukan perubahan penggunaan lahan yang menjadi salah satu pemicu abrasi meningkat maka diharapkan dapat dibuat kebijakan oleh pemerintah khususnya mengenai tatakelola area di pesisir. Langkah lain yang dapat dilakukan yaitu memberikan penyuluhan bahaya abrasi serta hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat pesisir agar abrasi tidak semakin parah.

Solusi dari sisi spasial diantaranya yaitu:

  • Menggunakan teknologi pemantauan seperti citra satelit, sensor pantai, dan sistem informasi geografis (SIG) untuk mengidentifikasi dan memonitor daerah rawan abrasi.
  • Menerapkan perencanaan berbasis informasi spasial untuk mengelola pembangunan di wilayah pesisir dengan mempertimbangkan risiko abrasi.
  • Membuat peta kerentanan abrasi pantai dengan menggunakan data geospasial untuk mengidentifikasi daerah yang paling rentan terhadap abrasi lalu menyusun indeks risiko abrasi berbasis geospasial untuk membantu dalam perencanaan mitigasi.
  • Menggunakan teknologi drone untuk survei pantai yang lebih rinci dan akurat di daerah yang sulit diakses, kemudian menggabungkan data drone dengan informasi geospasial lainnya untuk analisis yang lebih mendalam.

Abrasi pantai menjadi tantangan besar dan tidak mudah untuk dihadapi, tetapi bukan berarti kita tidak memiliki pilihan. Terdapat solusi untuk dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat agar terbentuk jejak yang akan diwariskan kepada generasi mendatang mengenai keindahan Pantai Pasir Jambak dan seluruh garis pantai di Indonesia melalui langkah kecil yang menciptakan dampak besar untuk menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir pantai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun