Mohon tunggu...
Safitri Zikrullah Rizki
Safitri Zikrullah Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa keperawatan semester 1 yang menyukai hal unik dan menarik di sekitar saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Infeksi Malaria Terhadap Ibu hamil dan Janin

18 Oktober 2024   13:45 Diperbarui: 19 Oktober 2024   17:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah satu penyakit infeksi parasit terpenting di dunia. Dilaporkan, malaria menjangkiti lebih dari 40% populasi dunia atau pada lebih dari 100 negara dalam berbagai derajat keparahan. WHO memperkirakan jumlah kasus malaria setiap tahun lebih kurang 300 juta jiwa. Kematian akibat malaria diperkirakan 1 sampai 1,5 juta jiwa setiap tahunnya. Malaria banyak ditemukan di negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin dengan penyebaran yang cepat. Hal ini disebabkan oleh rendahnya derajat kesehatan dan kemiskinan. Keadaan ini akan menjadi lebih kompleks dengan meningkatnya resistensi obat yang digunakan untuk memberantas malaria.

Gambaran geografis daerah-daerah di Indonesia yang sangat beragam, yakni dapat berupa daerah pantai, pegunungan, rawa-rawa, persawahan, perkebunan dan hutan, berpengaruh terhadap kepadatan vektor dan transmisi malaria. Selain keadaan tersebut, dengan berkembangnya transportasi, mobilitas penduduk, dan perbedaan sosial-ekonomi-budaya maka infeksi malaria sudah makin mudah menyebar baik penderitanya maupun vektor penyebabnya. Oleh karena itu, infeksi malaria dapat timbul lagi di daerah-daerah yang dulunya tidak ada malaria baik sebagai kasus impor maupun sebagai kasus kasus letupan.

Infeksi malaria pada wanita hamil yang berkembang menjadi malaria berat, sering disertai dengan kematian janin dalam rahim maupun kematian ibu. Kematian wanita hamil akibat malaria serebral diperkirakan 50% dan 20% pada wanita yang tidak hamil. Di daerah tropis, infeksi P. vivax dan P. ovale jarang terjadi dan risiko timbulnya malaria berat oleh infeksi kedua plasmodium tersebut kurang jika dibandingkan dengan infeksi P. falciparum. Akan tetapi baik P. vivax maupun P. ovale mempunyai kecenderungan akan terjadinya relaps setelah beberapa minggu atau bulan setelah serangan primer. Hal ini tidak terjadi pada P. falciparum. 

Pada beberapa strain di daerah tropis relaps biasanya terjadi setelah 3-6 minggu kemudian. Relaps sering terjadi akibat pengobatan yang tidak lengkap. Pengobatan secara radikal kloroquin dan primaquin dapat digunakan untuk mengatasi terjadinya relaps dengan keberhasilan lebih dari 80%. Akan tetapi pemberian primaquin pada ibu hamil masih menjadikan masalah karena tidak dianjurkan karena efek toksisitasnya terutama terhadap janin. Masalah lain yang selama ini masih menjadi teka-teki adalah kejadian "malaria kongenital". Malaria kongenital apakah ditularkan ke janin secara transplasental atau hanya secara kontak saat persalinan, sampai saat ini masih belum jelas.

PENGARUH INFEKSI MALARIA PADA KEHAMILAN :

1. Anemia

Efek penting tidak langsung pada kehamilan akibat infeksi malaria adalah anemia. Anemia hemolitik dan anemia megaloblastik merupakan jenis anemia yang paling sering terjadi akan tetapi patofisiologinya masih belum jelas, dikatakan kompleks dan multifaktorial dan diduga akibat dari gabungan gangguan gizi (termasuk defisiensi zat besi, defisiensi asam folat) maupun akibat dari parasitemia. Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit yang terinfeksi parasit pada saat pengeluaran skison, penghancuran eritrosit yang terlalu dini oleh lien, dan diseritropoesis karena depresi sumsum tulang. Terjadinya anemia hemolitik juga diduga berhubungan dengan imunitas, dilaporkan terjadinya eritrofagositosis baik dari eritrosit yang mengandung parasit maupun yang tidak. Penelitian Looareesuwan dkk. (1991) menyimpulkan, terdapat akselerasi destruksi eritrosit yang tidak terinfeksi, dan keadaan ini paralel dengan beratnya penyakit. Angka kejadian akan meningkat terutama pada ibu hamil yang tidak mendapatkan pengobatan.2

2. Edema paru akut

Wanita hamil dengan malaria berat sering mengalami komplikasi edema paru akut, merupakan komplikasi terberat yang sering menyebabkan kematian. Pembuluh kapiler paru dipenuhi oleh neutrofil dan monosit, terjadi edema endotelial dan interstisial, serta peningkatan permeabilitas kapiler (Miller dan Warrell, 1990; Harianto, 1992). Peningkatan permeabilitas kapiler paru ini belum diketahui penyebabnya (White, 1996b). Gagal jantung atau edema paru akut ini sering tejadi segera, setelah pelepasan plasenta terutama pada penderita yang disertai anemia berat. Keadaan edema paru ini dapat juga terjadi pada masa nifas. Dengan pemeriksaan radiologis akan tampak peningkatan gambaran bronko-vesikuler tanpa pembesaran jantung.5


3. Hipoglikemia


Hipoglikemia juga merupakan salah satu komplikasi terpenting pada penderita malaria berat. Pada wanita hamil lebih mudah mengalami hipoglikemia karena meningkatnya kebutuhan metabolisme. Selain itu penggunaan glukosa oleh parasit itu sendiri dapat menghabiskan cadangan glikogen dalam hati. Hipoglikemia yang terjadi pada kehamilan sering juga dipercepat oleh adanya respons "starvation". Sebagai tambahan, adanya respons yang berlebihan dari sel-sel langerhans pankreas menyebabkan insulin yang disekresikan akan lebih besar pula jika dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Faktor ini jika dihubungkan dengan kebutuhan metabolisme pada saat terkena infeksi, akan memudahkan ibu hamil mengalami hipoglikemia. 1.9

Pada beberapa kasus keadaan hipoglikemia sering asimtomatis akan tetapi selalu disertai keluhan berkeringat, penurunan kesadaran yang mendadak dan tanda-tanda lain dari gawat janin. Biasanya penderita akan memberikan respons terhadap pemberian glukosa (intravena) jika diberikan sejak awal. Walaupun begitu, kematian ibu akan tetap tinggi jika sudah terjadi "lactic acidosis" 8,9


4. Gagal ginjal akut

Gangguan fungsi ginjal dapat disebabkan oleh hipovolumemia atau dehidrasi yang menyebabkan terjadinya nekrosis tubuler akut, vasokonstriksi korteks renalis, sumbatan mikrovaskuler oleh eritrosit yang terinfeksi, atau nefropati akibat dari timbunan pigmen eritrosit karena hemolisis yang mengakibatkan anoksia jaringan. Sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi darah pada glomerulus, sehingga timbul komplikasi berupa sindrom gagal ginjal akut.

5. Pengaruh pada Plasenta

Pemeriksaan histopatologi pada plasenta sering ditemukan timbunan eritrosit yang terinfeksi parasit, makrofag-makrofag di ruang intervillus dan tumpukan fibrin di ruang previlious yang tampak tercat oleh pigmen malaria. Juga ditemukan adanya nekrosis sinsitial dan proliferasi sel-sel sitotrofoblast. Parasit malaria ditemukan terbatas pada sirkulasi maternal atau pars maternalis, sedangkan pada sel-sel eritrosit janin tidak pernah ditemukan parasit malaria. Keadaan inilah yang menunjukkan bahwa parasit malaria tidak dapat menembus barier plasenta.

Adanya kelainan plasenta tersebut, akan menimbulkan obstruksi pada "vascular bed", terjadi gangguan mikrosirkulasi atau gangguan sirkulasi atau gangguan sirkulasi fetomaternal yang dapat menyebabkan terjadinya hambatan pertumbuhan janin dalam rahim, berat badan lahir rendah.

Sumber Referensi :

1. White NJ. Malaria pathophysiology. In Sherman IW. Malaria: parasite biology, pathogenesis, and protection. Washington: American Society for Microbiology. 1998. p. 371-85.

2.  Davis B. et al. Malaria: history, laboratory diagnosis, treatment, prophylaxis. Dept. of Medicine, Fremantle Hospital Kindly advice on The Following Recommendation. 1999.

3. Harijanto PN. Manifestasi klinis, komplikasi dan penanganan malaria. Disampaikan dalam Seminar Nasional Malaria di Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gajah Mada - Jogyakarta. 1996.

4. Dachlan YP. Situasi Penanggulangan Malaria di Indonesia dan Strategi Penelitian. Dalam Hand out kursus diagnosis malaria dengan pemeriksaan mikroskopis. Surabaya: Tropical Disease Centre - Unair. 1998.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun