Hidup pada akhirnya tak lekas surut dari sebuah penderitaan.
Ada yang memendam harap penuh dengan kecemasan.
Ada yang meluapkan do'a penuh dengan kedamaian.
Ketika hidup terus berjalan, kita tak pernah tahu sejauh mana langkah yang membuat kita tidak berhenti untuk berperan. Tiada yang jauh lebih mulia ketika tugas utama kita untuk melahirkan perubahan. Semua prosesnya pun juga harus saling menguatkan, bukan menjatuhkan.
Titik awal dari sebuah keberangkatan adalah kepulangan.
Titik akhir dari sebuah kepergian adalah kedatangan.
Semua yang terjadi dalam hidup selalu dipenuhi dengan harapan. Terwujud atau pupus adalah perkara diri melalui semua ujian. Tidak semuanya mustahil dilalui, jika diri punya prinsip untuk survive di tengah samudera kehidupan.
Tak khayal manusia punya segudang cerita tentang cinta yang selalu menjadi sebuah pegangan. Layaknya, bandara dan dua insan tidak sepi menghadapi kenyataan.
Pengorbanan yang tak letih bergerak akan bermuara pada sebuah kekuatan. Semua yang telah sampai di tujuan adalah keberhasilan dalam membangun dan merawat keharmonisan.
Penerbangan akhirnya mengajarkan, bertahan di tengah gelombang memang butuh pengorbanan. Tetapi, kita tidak akan mendapatkan makna begitu juga kehidupan, apabila hanya berada dalam zona nyaman. Tangguh di tengah kesulitan, melatih diri menjadi sosok yang kaya dengan lautan pengalaman di rimba petulangan.
*tulisan ini merupakan pembuka dari isi yang ada di Buku Residu Asa dan Rasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H