Mohon tunggu...
Sapar Diyono
Sapar Diyono Mohon Tunggu... profesional -

Komunitas Peduli Lingkungan, Alumni Fakultas Kehutanan UGM http://sapardiyono.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moge dan Gaya Hidup Mewah, Orang Miskin Mohon Minggir Dulu

12 Mei 2014   04:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:36 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_306766" align="alignnone" width="638" caption="dok.pribadi. Konvoi Moge di Jl kaliurang Yogyakarta"][/caption]

Terhitung 3 hari ini mulai tanggal 8 sampai dengan tanggal 10 Mei 2014, jalan-jalan di tempatku, hampir tiap menit terdengar bunyi-bunyi sirene dan kemudian diikuti suara menggelegar kendaraan-kendaraan motor gede (MOGE),  mereka melaju kencang seolah saling berbalapan di jalan-jalan raya menuju suatu titik di Yogyakarta, yaitu Kaliurang. Tidak tahu pasti komunitas Moge ini punya agenda apa di Kaliurang. Mudah-mudahan mereka mempunyai  tujuan positif dan tidak sekedar hura-hura atau bermegah-megah atau berpamer-pamer kekayaan  ataupun kompetisi motor siapa yang paling mahal dan sebagainya.

Kita sebagai orang awam tidak tahu persis sudah berapa liter bensin ataupun pertamax yang habis untuk kegiatan tersebut (mudah-mudahan mereka membeli pertamax). Jika mereka ternyata juga membeli premium maka sudah amat keterlaluan, mengingat yang mereka lakukan selama ini cenderung menunjukkan betapa mahalnya harga motor yang rata-rata berharga  160 an juta, tepatnya saya juga tidak tahu, sangat tegantung dengan  merek, usia motor, volume silender dll.

Saya sudah terlalu sering sebetulnya melihat para Moge ini berpacu  kencang dijalanan dengan bunyi sirine yang meraung-raung dan knalpot yang menggelegar menerobos lampu-lampu merah. Aku tidak peduli..itu bukan urusanku...

Tapi sabtu lalu tingkah polah mereka menurutku sudah sangat  mengganggu,  aku  dan  masyarakat lainnya yang melintas di jalan Kaliurang beberapa kali  terjebak macet. Motor-motor dan mobil masyarakat yang melintas distop atau diminta minggir  biar mereka para Moge bisa melaju bebas tanpa hambatan. Anehnya aparat keamanan sebagai simbol dan institusi negara seolah juga membenarkan aksi-aksi mereka,  dibeberapa moment , mobil-mobil polisi juga tampak sibuk membuka dan mencarikan jalan dengan aungan sirinenya.

Beberapa catatan buruk sebetulnya juga sudah banyak ditorehkan oleh komunitas ini. Tokoh nasional m artis dan sekaligus politisi Sophan Sofian tercatat meninggal di Ngawi beberapa tahun yang lalu saat mengendarai Motor Gede nya. Ustadz Jefri-Al Bukhori juga meninggal karena kecelakaan tunggal saat mengendarai motor  gedenya. Artis terkenal Ari Wibowo juga pernah menabrak seorang kakek hingga tewas dengan Motor Gedenya merek Ducati. Artis Rizki Aditya juga pernah koma karena kecelakaan dengan motor gedenya, pun demkikian dengan Adi Firansah yang ikut tewas dengan Mogenya akibat menabrak seorang bocah.  Kecelekaan  Moge juga pernah menewaskan warga di Kulon Progo Yogyakarta. Jika diinventarisir mungkin sangat banyak catatan-catatan negatif akibat hobi mengendarai Motor Gede ini.

Negara saya pikir perlu menata perilaku komunitas ini, biar lebih tertib. Katanya  dalam negara hukum, semua orang mempunyai kedudukan yang sama di muka hukum dan juga hukum berlaku untuk siapa saja tidak pilih kasih. Orang-orang kaya yang naik moge mohon juga menghormati orang miskin, jangan disuruh minggir ketika  mau melintas. Hukum juga harus ditaati, lampu merah dan tanda-tanda  lalu lintas lain juga harus berlaku untuk semua, demi keselamatan kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun