Mohon tunggu...
Sapar Diyono
Sapar Diyono Mohon Tunggu... profesional -

Komunitas Peduli Lingkungan, Alumni Fakultas Kehutanan UGM http://sapardiyono.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Angga/Rian, Wisnu Yuli dan Riky/Richi Mungkin Sudah Mentok

27 Juni 2014   16:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:38 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_312953" align="aligncenter" width="468" caption="kompas.com. "][/caption]

Skuad Pelatnas bulutangkis terus menuai hasil negatif. Setelah  minggu kemarin gagal total di negeri sendiri yaitu di turnamen  dengan hadiah terbesar di dunia BCA Indonesia Open, para pebulutangkis kita kembali menuai hasil negatif di Australian Open Super Series. Para andalan Indonesia harus gugur  dan angkat koper di babak-babak awal. Mereka adalah ganda putra terkuat kedua Indonesia saat ini yaitu Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Rian/Angga secara tak terduka kalah mudah di R-1  dari ganda Jepang yang sama sekali belum punya nama Kenta Kazuno/Kazushi Yamada  dua game langsung 20-22 dan 17-21.  Ini adalah ahasil buruk Angga/ Rian kedua setelah di BCA Indonesia Open juga kalah di R-2 oleh ganda Korea.

Hasil Buruk lainnya juga dialami oleh Wisnu Yuli Prasetio, pemain tunggal putra pelapis ini tampil tak berdaya bahkan ia tidak mampu lolos dari babak kualifikasi dan kalah mudah dari tunggal Jepang Richi Takeshita 2 game langsung 11-21 dan 6-21. Ini adalah adalah prestasi yang lumayan memalukan meningat di gelaran BCA Indonesia Open Wisnu mampu mencapai R-2. Hasil buruk lainnya juga dialami oleh ganda campuran andalan lainnya, Riky Widianto/Puspita Richi Dilii yang digadang-gadang akan banyak menuai prestasi dikalahkan  oleh ganda indonsia non pelatnas Markis Kido/Pia Zebadiah 3 game 13-21, 21-14 dan 16-21. Kekalahan Riky/Richi ini juga hasil buruk kedua setelah mereka juga gugur di BCA Indonesia Open kala masih di R-1.

Angga/Rian, Wisnu dan Riky/Richi sebetulnya tidak lagi bisa dikatakan sebagai pemain pelapis lagi di pelatnas. Umur mereka sudah tidak bisa lagi dikatakan junior, mereka sudah senior dan mestinya sudah punya prestasi. Angga saat ini sudah 23 tahun dan Rian sudah 24 tahun, ini semestinya  menjadi  usia emas bagi mereka apalagi secara teknis mereka sebenarnya sangatlah baik. Banyak pemain top dunia sudah pernah mereka kalahkan, sayang penampilan mereka cenderung tidak konsisten dan sering kalah mudah dari pemain yang tidak terkenal sekalipun. Angga/Rian sudah lama dipasangkan di pelatnas tapi prestasinya tidak kunjung membaik,  prestasi mereka seolah sudah mentok. Jadi lebih baik PBSI membuat skenario alternatif misalnya merombak mereka untuk mencari format terkuat mengingat PBSI sebetulnya punya banyak pemain ganda yang hebat namun belum menemukan formasi dan performa yang hebat.

Untuk  Wisnu Yuli, mohon maaf sekalipun umur masih muda yaitu 22 tahun, namun untuk diharapkan menjadi pemain hebat kedepan mungkin terlalu sulit. Apabila pemain sekaliber Hayom Rumbaka  dengan teknis hebat saja tidak bisa bersaing di papan atas, maka pemain dengan kualitas dibawahnya sudah tentu akan semakin sulit mencari tempat.

Riky/Richi sudah menjadi andalan, mestinya punya prestasi,  Riky sekarang sudah 23 tahun dan Richi  sudah 25 tahun. Ini adalah masa emas yang harusnya banyak menuai prestasi, jadi PBSI dimohon untuk segara mengevaluasi pasangan ganda campuran ini.

Sekedar usul : ada baiknya PBSI memanggil kembali  pasangan kakak beradik Markis Kido/ Pia Zebadiah ke pelatnas. Sekalipun mereka sudah tidak muda lagi, Kido saat ini sudah 30 tahun dan Pia sudah 25 tahun. Namun penampilan meraka selama ini sangat konsisten dan menjanjikan.   Selain itu pengalaman Kido yang pernah juara dunia dan juga juara olimpiade bersama Hendra Setiawan masih bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak prestasi pemain dengan umur dibawahnya. Kido misalnya bisa dipasangkan dengan Angga ataupun bisa juga  dengan Rian. Sedangkan Pia sangat penting mengingat pelatnas kekurangan stock pemain ganda wanita dengan teknis mumpuni.  Tenaga hebat Pia sepertinya tidak akan mencapai puncak apabila terus berpasangan dengan Rizki  Amelia di luar pelatnas. Monggo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun