Mohon tunggu...
Saparuddin S.Pd
Saparuddin S.Pd Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat demokrasi

saparuddin adalah seorang laki-laki yang berumur 29 tahun dan mulai aktif di penggiat demokrasi mulai di kuliah sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Korupsi dan Partai Politik

18 Januari 2020   01:15 Diperbarui: 18 Januari 2020   01:40 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Langkah positif penghapusan Korupsi dinegeri ini telah mendorong paradigma masyarakat menjadikan korupsi sebagai musuh bersama. Jika kebanyakan elite partai dekat dengan korupsi bukan tidak mungkin partai politik cenderung akan menjadi musuh bagi masyarakat. Partisapisi terhadap partai politik akan lebih terganggu, bahkan masyarakat akan cenderung apatis terhadap partai politik.  

Memang tak sedikit yang memiliki pandangan kritis dan bahkan skeptis terhadap keberadaan partai politik. Eksistensi partai hari ini berkonotasi sebagai kelembagaan yang tidak baik.

Yang paling serius di antaranya menyatakan bahwa partai politik itu sebenarnya tidak lebih daripada kendaraan politik bagi sekelompok elite yang berkuasa atau berniat memuaskan 'nafsu birahi' kekuasaannya sendiri.

Walau demikian, Partai politik memiliki arti penting dalam sebuah sistim demokrasi perwakilan. Partai politik diyakini sebagai instrumen yang strategis bagi perkembangan demokrasi. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi. Partai politik  memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga negara.

Disaat Partai Politik di gadang-gadangkan  sebagai pilar utama penyangga demokrasi. Disisi lain wajah yang tampak memperlihatkan Partai Politik dekat dengan musuh rakyat yang bernama korupsi. Wajah buram ini telah menciderai harapan masyarakat.

Wajah politik yang hadir dihadapan public akhir-akhir ini, tak banyak melambangkan pembelajaran politik. Partai cenderung apa yang di istilahkan oleh Rosseseu, Partai politik hanyalah berfungsi sebagai alat bagi segelintir orang untuk mengambil kekuasaan dari suara rakyat yang mudah dikelabui, kemudian dengan mengorbankan kehendak umum.

Dan saat ini, boleh kita lihat diberita-berita di televisi dan media- media cetak sedang dihebohkan dengan masalah korupsi dinegri ini, sangat disayangkan bagi bangsa ini, sedangkan masyarakat sedang di landa kesenjangan sosial baik dari sistem kemiskinan dan pendidikan, apalagi masalah ekonomi yang jadi korban adalah masyarakat sendiri.

Hal ini mendorong pemahaman masyarakat untuk apatis menggantungkan cita-cita demokrasi yang ideal ditangan Partai politik  sebagai pilar utama.Sementara itu masyarakat mau tak mau tetap harus mengikuti sistem yang sudah terbentuk dimana Partai politiklah menjadi instrument dalam mewujudkan demokrasi.

Banyak pengamat berpendapat bahwa besarnya ongkos demokrasi di Negara kita cenderung menjadikan elit politik mencari pendanaan politik dengan jalan yang dinamakan korupsi.

Namun semua ini tidak sepenuhnya benar jika Partai lebih profesional, demokratis dan akuntabel.Memang budaya politik di Negara kita belum menempatkan partai sebagai institusi penyambung aspirasi yang mesti disokong oleh masyarakat termasuk finansialnya. Padahal ongkos politik demikian besar.

Wajah Politik yang belum terlihat menjadi kelembagaan partai politik yang profesional, demokratis dan akuntabel menggiring opini masyarakat menempatkan partai sebagai sarana memperoleh kekuasaan saja. Yang terjadi masyarakat bukan menyumbang terhadap partai, justru malah mencari uang pada setiap pemilu berlangsung.

Wajah partai politik yang cenderung tidak menjalankan amanah rakyat ini memperbesar money politik disetiap pemilu. Berhubung partisipasi public dalam menentukan pilihan bukan atas dasar tindakan rasional namun atas dasar bayaran.Dengan ketidakpercayaan public terhadap Partai Politik yang terjadi adalah demokrasi semu bukan demokrasi sejati yang dicita-citakan.

Perlawanan Korupsi di Internal Partai Politik Sebagai negara Demokrasi yang meyakini bahwa Partai Politik menjadi instrumen yang strategis bagi perkembangan demokrasi. Tentu perlu menciptakan dorongan pembenahan internal Partai Politik agar mampu menjadi lembaga yang profesional, demokratis dan akuntabel.

Dengan demikian, mewujudkan kelembagaan partai politik yang profesional, demokratis dan akuntabel sangat mendesak untuk dilakukan ditubuh partai untuk meningkatkan partisipasi politik.

Sebab, kepercayaan masyarakat terhadap partai politik menjadi cerminan partisipasi masyarakat terhadap negara, hal ini berdampak positif untuk terwujudnya demokrasi yang baik. Artinya, meningkatnya Partisipasi masyarakat terhadap keterwakilan partai adalah simbol peningkatan demokrasi.

Keberadaan partai politik masih harus tetap didukung agar mekanisme demokrasi perwakilan tetap bejalan. Hanya saja partai juga harus mampu mengelola lembaganya untuk tidak menjadi wajah yang korup yang menghabiskan uang rakyat.

Pendidikan politik yang baik juga harus tampak ditengah masyarakat melalui partai politik yang berani menentang korupsi. Bukan malah melindungi kadernya dari jeratan korupsi dan apalagi melakukan resistensi terhadap penegakan hukum.

Partai Politik juga harus berani melawan kadernya atau menindak tegas kadernya yang melakukan money politic saat Pemilu berlangsung karena yang demikian dapat menjadi benih tumbuhnya Prilaku korupsi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun