Waktu itu saya baru pulang menyelesaikan studi doctor  dibidang pemuliaan ternak babi di Perancis. Pulang dengan cita cita menjadi dosen yang berhasil dibidang pemuliaan ternak babi adalah menjadi tujuan utama saya. Di awal bulan April saya menginjakkan kaki pertama kali ke kampus IPB Darmaga dan bertemu rekan rekan satu kantor yang telah saya tinggalkan selama 3,5 tahun. Banyak cerita yang saya dapat, banyak juga yang berubah dari Kampus IPB tercinta ini. Ada yang datang dan ada juga yang pergi selama 3,5 tahun saya tidak bekerja di kampus ini. Di dalam minggu pertama saya datang secara rutin ke kampus, saya bertemu dengan Prof . Dr. P. H. Siagian yang dulu juga pernah menjadi pembimbing skripsi saya selama menyusus tugas skripsi.
Pembicaraan mengenai perbabian di Indonesia dan di kampung halaman menjadi topik yang sangat menarik dan membuat saya menjadi sangat bersemangat untuk terus berbakti di dunia perbabian di Indonesia. Akhir perbincangan adalah tentang kegiatan social yang dilakukan oleh Prof. Siagian, akhirnya saya di undang untuk ikut terlibat langsung di lapangan, berbagi dan berdiskusi dengan masyarakat. Awalnya saya tidak tahu akan di ajak masuk ke organisasi jenis apa, tetapi beliau menyebutnya ERDT. Dan saya hanya dimasukkan di dalam WAG ERDT. Akhir cerita, setelah saya gabung di dalam group ERDT ini saya disambut oleh tim ADMIN yang mengatakan bahwa partisipasi saya sangat diharapkan untuk membangun kampung halaman.
Setelah berbagai informasi yang seliweran didalam WAG yang saya ikuti, saya baru tahu bahwa PKERDT itu adalah singkatan dari Perkumpulan Ekonomi Masyarakat Danau Toba, yang dimana anggotanya adalah para perantau orang batak yang berasal dari 8 Kabupaten yang mengitari Danau Toba. Tujuan utama dari organisasi ini seperti dalam AD/ART nya adalah memberikan membantu pengembangan ekonomi masyarakat yang tiggal di Kawasan Danau Toba baik secara langsung maupun tidak. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh ERDT yang menarik perhatian saya adalah usaha peternakan babi. Tetapi, memang peternakan babi ini tidak seperti yang saya bayangkan. Kegiatan peternakan babi ini adalah kegiatan social ERDT dimana anak babi diberikan kepada masyarakat yang berminat beternak babi, dengan bantuan sebagian pakan kemudian teknis pemeliharaan serta bagi hasil di akhir masa usaha. Namun, niat baik belum tentu selamanya berjalan dengan baik. Berbagai masalah dilapangan menjadi hambatan utama kegiatan ini. Sebagai orang yang bergelut di dunia perbabian, baik di kampus sebagai dosen ataupun sebagai pengurus Assosiasi Monogastrik Indonesia (AMI/ organisasi yang berkecimpung di dunia perbabian di Indonesia) saya tertantang untuk menyukseskan kegiatan ini.
Banyak hal yang mendorong saya supaya tetap bergabung dengan usaha peternakan babi ERDT ini, walaupun semakin banyak anggota group (yang juga berpartisipasi dalam bentuk uang untuk memodali ternak babi) yang tidak percaya bahwa pemberdayaan masyarakat eknomi lewat usaha ternak babi tidak akan jalan, terutama di daerah tapanuli dengan berbagai alsannya. Namun saya tetap yakin, dengan semnagat membangun ekonomi masyarakat lemah, dan dibekali sedikit pengalaman, usaha peternakan babi ini akan bisa menjadi salah satu andalan. Tetapi meskipun demikian, banyak hal yang tetap mendorong saya menjadi relawan di group ERDT ini.
Beberapa alasan saya menjadi Relawan Muda PKERDT adalah seperti saya mempunyai kesempatan untuk mengenal diri saya dan juga lingkungan saya. Dengan semakin banyak berkomunikasi dengan orang lain, maka saya semnakin tahu bagaimana kapasitas komunikasi saya dan seberapa baik saya menyampaikan ide saya supaya diterima oleh orang lain. Dilain pihak, saya juga semakin mengenal orang orang yang berkaitan dengan ERDT dan bagaimana mereka berpihak kepada masyarakat ekonomi lemah di kampung halaman. Hal kedua yang saya dapat menjadi Relawan Muda PKERDT adalah saya bisa melihat perspective baru dalam membangun kampung halaman yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh saya. Berbagai IDE yang dikemukakan di dalam WAG menjadi sumber inspirasi bagi saya. Salah satu contoh inspirasi adalah, bagaimana masyarakat di kampong halaman saya mengolah andaliman menjadi bumbu tambahan di setiap masakan khas orang batak. Hal lain adalah ide tentang bagaimana membangun Homestay di kawasan danau toba yang mempunyai ciri khas kebatakan dan masih banyak ide baru yang tidak bisa saya sampaikan satu persatu di tulisan ini. Hal hal yang saya sebut diatas telah memperluas wawasan dan paradigma berfikir saya.
Hal yang sangat menarik lagi setelah saya menjadi Relawan Muda PKERDT adalah, saya mengenal orang orang besar di Negara ini dan di Sumatera Utara yang dulunya mereka hanya saya kenal lewat media cetak maupun elektronik. Kini kadang saya berhadapan dengan mereka dan berdiskusi dengan mereka, meminta saran dan pendapat saya. Sungguh luar biasa saya juga sekarang bisa langsung berkomunikasi dengan mereka tanpa harus melalui asisten ataupun anak buahnya. Sebelum saya pulang dari Prancis, saya hanya berfikir  bahwa saya hanyalah seorang Dosen biasa yang tidak akan ada apa apanya, tetapi di PKERDT saya bisa memberikan ilmu dan mencerahkan beberapa petani yang bekerjasama dengan PKERDT untuk bekerja lebih produkstif.
Dengan bergabung di PKERDT, dikampus dimana saya bekerja, saya menceritakan kegiatan social yang dilakukan oleh PKERDT tentang ternak babi dan kegiatan lainnya, mereka sangat senang mendengarnya. Rekan kerja mensupport apa yang telah dilakukan dan mendorong saya untuk bisa yakin menyukseskan program PKERDT terutama peternakan babi yang sedang dilakukan. Mereka juga mengatakan bahwa dengan terlibat di PKERDT, saya harus membuktikan ilmu yang saya pelajari selama ini menyelesaikan  masalah social yang pelik di lapangan. Dengan autoritas yang begitu besar diberikan oleh PKERDT kepada saya dalam mengelola ternak babi ini, maka saya bisa menguji setajam apa ilmu yang saya kuasai dan bagaimana saya bisa  berkreasi sepuasnya disini tanpa harus menghilangkan rasa tanggung jawab.
Akhir kata, saya merenungkan, bahwa uang bukan segala galanya, dimana dengan menjadi relawan di ERDT saya bisa berpartisipasi membangun ekonomi masyarakat lemah di kawasan danau toba tanpa saya harus menghabiskan uang saya (karena saya tidak punya uang banyak). Walaupun kegiatan ERDT ini sangat menyibukkan hari hari saya, tetapi saya merasa lebih bahagia. Saya merasa bahwa PKERDT memanggil saya sebgai Relawan Muda adalah suatu keberuntungan. Â Bagaimana dengan anda? Apakah anda juga ingin bergabung dengan Relawan Muda PKERDT?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H