Mohon tunggu...
hns_3
hns_3 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar

Bismilaah

Selanjutnya

Tutup

Money

Bank Indonesia Membangun Konektivitas Sistem Pembayaran untuk Masa Depan Perekonomian

13 Juni 2023   04:54 Diperbarui: 13 Juni 2023   05:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Keamanan dan Perlindungan Data adalah Konektivitas sistem pembayaran ASEAN memerlukan upaya untuk meningkatkan keamanan transaksi dan perlindungan data. Kerangka kebijakan dan infrastruktur keamanan harus diperkuat untuk melindungi informasi sensitif dan mencegah ancaman keamanan digital.

Dengan meningkatnya konektivitas sistem pembayaran ASEAN, diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi dalam perdagangan dan transaksi lintas negara di wilayah tersebut. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat integrasi regional, dan memfasilitasi arus modal dan investasi di antara negara-negara ASEAN.Konektivitas sistem pembayaran antara Bank Indonesia dan negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura mencerminkan upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan di kawasan tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk memudahkan dan meningkatkan efisiensi transaksi keuangan lintas negara, perdagangan, dan investasi antara negara-negara tersebut.

By : Pixabay
By : Pixabay

Beberapa inisiatif yang telah dilakukan dalam meningkatkan konektivitas sistem pembayaran antara Bank Indonesia dan negara-negara ASEAN. Selain QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), Bank Indonesia juga melakukan konektivitas sistem pembayaran ASEAN dengan beberapa inisiatif dan metode lainnya : 

  • Real-Time Gross Settlement (RTGS) adalah RTGS adalah sistem penyelesaian bruto dalam waktu nyata yang digunakan untuk transfer dana besar antarbank di dalam negeri dan juga dapat digunakan untuk transfer dana lintas negara. Melalui RTGS, Bank Indonesia dapat melakukan penyelesaian transaksi pembayaran secara langsung dan cepat dengan bank-bank di negara-negara ASEAN yang terhubung.
  • Koneksi dengan Payment Gateway adalah  Bank Indonesia menjalin koneksi dengan payment gateway internasional yang digunakan oleh negara-negara ASEAN. Payment gateway adalah infrastruktur yang memfasilitasi transaksi pembayaran elektronik secara aman antara pembeli dan penjual. Dengan terhubung ke payment gateway, Bank Indonesia dapat memfasilitasi transaksi pembayaran lintas negara dengan negara-negara ASEAN.
  • Interoperabilitas dengan sistem pembayaran nasional adalah Bank Indonesia bekerja sama dengan bank sentral negara-negara ASEAN untuk mencapai interoperabilitas antara sistem pembayaran nasional masing-masing negara. Interoperabilitas ini memungkinkan transfer dana dan penyelesaian transaksi pembayaran antara bank-bank di negara ASEAN yang terhubung dengan sistem pembayaran nasional.
  • Penggunaan SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) adalah Bank Indonesia menggunakan SWIFT sebagai salah satu sarana untuk konektivitas sistem pembayaran internasional. SWIFT merupakan jaringan komunikasi global yang digunakan oleh bank-bank di seluruh dunia untuk melakukan transaksi keuangan lintas negara
  • Penyediaan fasilitas pembayaran langsung (direct clearing) yaitu antara Bank Indonesia dengan bank sentral negara-negara tersebut. Hal ini memungkinkan penyelesaian transaksi pembayaran secara langsung antara bank-bank di negara yang berpartisipasi, tanpa melalui bank korresponden di luar negeri. Hal ini dapat mempercepat dan mengurangi biaya transaksi pembayaran antar negara.
  • Pengembangan sistem pembayaran bersama, yaitu seperti ASEAN Payment Connectivity Initiative (APCI). APCI bertujuan untuk membangun infrastruktur dan mekanisme yang memungkinkan transaksi pembayaran yang lebih mudah, cepat, dan aman antara negara-negara ASEAN. Melalui APCI, negara-negara ASEAN dapat saling terhubung dalam hal transfer dana, kliring, penyelesaian transaksi, dan layanan pembayaran lintas batas.

Melalui upaya konektivitas sistem pembayaran ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan bisnis yang kondusif di ASEAN, mempercepat perdagangan dan investasi, serta meningkatkan kerja sama ekonomi di kawasan tersebut.Cross-border transaction atau transaksi lintas batas merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Regional Payment Connectivity (RPC) yang sedang digarap oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan bank sentral negara-negara ASEAN lainnya.

Regional Payment Connectivity (RPC) adalah inisiatif untuk memfasilitasi transaksi pembayaran lintas batas dengan menggunakan infrastruktur pembayaran yang terhubung di antara negara-negara ASEAN. Hal ini bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah proses pembayaran serta meningkatkan efisiensi transaksi di antara negara-negara anggota.

Keuntungan dari RPC antara lain:

  • Peningkatan aksesibilitas dimana RPC memungkinkan perusahaan dan individu untuk melakukan transaksi lintas batas dengan lebih mudah dan cepat. Hal ini memberikan akses yang lebih luas terhadap pasar di negara-negara ASEAN, meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan.
  • Efisiensi biaya dengan Melalui RPC, biaya transaksi dapat ditekan karena menggunakan infrastruktur yang terhubung di antara negara-negara ASEAN. Hal ini dapat mengurangi biaya transfer dan konversi mata uang, serta menghilangkan kebutuhan akan jaringan transaksi yang kompleks.
  • Kecepatan dan keamanan yaitu RPC memungkinkan transaksi pembayaran dilakukan secara real-time atau mendekati real-time, sehingga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk proses transaksi. Selain itu, RPC juga mengutamakan keamanan transaksi dengan menerapkan standar keamanan yang ketat.
  • Kolaborasi antar bank sentral Melalui RPC, bank sentral negara-negara ASEAN bekerja sama untuk mengembangkan infrastruktur dan standar yang seragam dalam sistem pembayaran lintas batas. Ini memperkuat kerja sama di antara bank sentral dalam upaya meningkatkan konektivitas dan efisiensi transaksi di kawasan.

Namun, perlu diingat bahwa implementasi RPC juga menghadapi beberapa tantangan, seperti perbedaan regulasi dan kebijakan antar negara, harmonisasi infrastruktur, serta perlindungan data dan keamanan transaksi. Oleh karena itu, kerja sama yang kuat antara bank sentral dan pihak terkait diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Dengan adanya inisiatif RPC dan upaya Bank Indonesia bersama bank sentral negara-negara ASEAN lainnya, diharapkan konektivitas sistem pembayaran di kawasan ASEAN semakin terjalin dengan baik. Hal ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan investasi di kawasan serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan pelaku bisnis di negara-negara ASEAN, konektivitas ini, Bank Indonesia dapat memperluas jangkauan layanan pembayaran dan memfasilitasi transaksi pembayaran lintas negara dengan negara-negara ASEAN. Hal ini mendukung terciptanya efisiensi dan kemudahan dalam perdagangan dan investasi di kawasan ASEAN. Dengan implementasi konektivitas sistem pembayaran ASEAN ini, Bank Indonesia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat integrasi regional, dan memfasilitasi perdagangan dan investasi antara negara-negara ASEAN.

Bank Indonesia bersama bank sentral negara-negara ASEAN lainnya berupaya untuk memfasilitasi transaksi pembayaran lintas batas dengan lebih efisien, cepat, dan aman. Melalui langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia dan bank sentral negara-negara ASEAN lainnya, kita berharap dapat mewujudkan visi sebuah ekonomi ASEAN yang lebih inklusif, dinamis, dan berdaya saing. Konektivitas sistem pembayaran menjadi fondasi penting dalam perjalanan ini, membuka peluang baru dan menciptakan keberlanjutan pertumbuhan di kawasan ASEAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun