experiment on mosquitoes
By Pixabay
Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang lebih di kenal dengan singkatan DBD ini telah di temukan di Indonesia pertama kali di Surabaya tepatnya pada tahun 1968 bahkan sampai sekarangpun masih menjadi sorotan utama medis meskipun kasus Covid-19 masih belum tertuntaskan.
Bahkan di daerah pedesaan pun bisa terkena DBD karena di sebabkan oleh adaya genangan air yang tidak begitu di perhatikan sehingga timbullah jentik-jentik, tak bisa di pandang sebelah mata karena penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus dari nyamuk aedes aegepti dan nyamuk Aedes albopictus yang paling banyak terkena bahkan ada juga yang yang di sebabkan oleh  nyamuk lainnya Pedesaan Ciporeat juga telah di lakukan peyemprotan untuk meberantas penyakit demam berdarag dengeue
Kasus demam berdarah dengue memiliki karakter epidemi yang berbeda dengan daerah lainnya salah satunya yaitu kekebalan imun individu itu sendiri, tergantung jenis nyamuk,seberapa tanggap dunia medis menanganinya, serta yang paling utama kebersihan lingkungan sekitar.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 25 Februari 2020 provinsi yang memiliki angka kesakitan DBD tertinggi yaitu Bali, NTT, Yogyakarta, NTB, Kepulauan Riau,Gorontalo,Kepulauan Bangka Beliung, Lampung, Kalimantan Utara, dan Bengkulu, ini baru 10 provinsi yang memiliki angka DBD tertinggi.
DBD bisa menyerang siapa saja tak memandang usia, baik kalangan anak-anak dewasa, bahkan lansia dan ada golongan keparahan tersendiri bagi seseorang yang terkena DBD bahkan bisa berbulan-bulan, setelah itu di perlukan pemulihan yang intensif.
Â
Kaki Gajah untuk dunia medis sendiri lebih di kenal dengan nama filariasis. Penyakit kaki gajah sendiri banyak di temukan di daerah yang tropis namun tidak menutup kemungkinan juga bagi daerah subtropis. Seperti NTT, Papua Aceh Jawa barat dll.