Kata Transformasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah perubahan rupa (baik bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya) sedangkan Transformasi digital pemodernan teknologi informasi ke pengoptimalan digital dan penemuan model bisnis di gital baru.
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap, prilaku dan karakter individu. Dalam usaha mencerdaskan, memajukan kehidupan bangsa, serta mensejahterakan.Â
Dengan adanya Pendidikan di abad 21 yang memiliki esensinya tersendiri dimana  maju dengan knowledge dan teknologi harus mampu memadukan hal yang berkaitan dengan spiritual sampai yang bersifat material dalam realitas kehidupan, ibadah akan bertambah khusyu, pikiran akan menjadi tenang dengan di imbangi keyakinan yang bertambah kuat untuk mejalanankan kehidupan yang berkualitas dan bermampaat bagi sesama.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Di saat mengadapi disrupsi Pendidikan yang amat berkembang cepat, transformasi Pendidikan sangatlah urgent untuk bisa mengikuti perkembangan zaman terutama daerah yang sangat minim akses internet. Â
Menurut Pusdatin Kemdikbud, 2018 Merilis 19% (42.159) belum terdata mendapatkan akses internet dan kini di seluruh Indonesia telah di lengkapi infrastuktur penunjang digitalisasi Pendidikan yakni 81% (175.365) banyaknya terobosan konstuktif dalam memudahkan pembelajaran saat pandemi saat ini.Â
Namun amat di sayangkan pada nyatanya di sebuah daerah masih adanya ketertingalan dari segi akses internet untuk pemerataan Pendidikan yang lebih baik.
Di sebuah desa terpencil yang amat susah di jangkau dan sulit mencari keadilan di mana seorang anak yang tak lekang berjuang untuk meraih cita-citanya, terjadi pandemi yang terus bertambah jumlah kasusnya sehingga sekolah menerapkan pembelajaran ppj yang di lakukan daring di setiap rumah masing-masing.Â
Hal ini memberikan dampak pada anak yang tak memiliki akses yang mendukung Pendidikan dimana akses internet sangat terbatas dan hanya desa tertentu serta dataran tinggi yang memiliki akses internet yang lancar.
Sabila merupakan anak yang terlahir dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah desa, yang terpencil serta rumahnya yang terhalang oleh tebing sehingga jaringan internet sangatlah jelek bahkan untuk bisa bicara lewat telopon biasapun suaranya terputus-putus.
Sabila kini tengah duduk di bangku Xll mendekati Ujian akhir sehingga dengan niat dan ikhlas menuntut ilmu karena sang kholik "Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang," (HR Tirmidzi).
Sabila sejak pagi melaksanakan aktivitas seperti biasanya sebelum ayam berkokok sabila sudah bangun untuk shalat, belajar serta membantu ibunya tak terasa waktu begitu berjalan cepat hingga tiba puluk 06.00 WIB di mana sabila mempersiapkan alat tulis ke dalam ransel tak lupa alat-alat tuk mendaki yakni sepatu bot ukuran sedang ( di gunakan untuk menghindari kaki dari rumput yang berduri, hewan yang berbahaya, masuknya air membasahi kaos kaki, atau tergelincir batuan kecil yang membuat jalan mendaki menjadi susah karena tebing sering lonsor, sedia tongkat, baju lengan Panjang dan tak lupa dudukuy ( istilah umum yang di gunakan orang sunda untuk menutupi kepala supaya tidak kepansan dan hujan).
Dengan penuh semangat sabila mulai berjalan dan bergegas mendaki, embun pagi yang menyapa pagi, rumput-rumput yang menyapa dengan sedikit luka di tangan langkah demi langkah terus di pacu hingga di pertengahan tebing istirahat sejenak, tak lupa meneguk air minum yang tadi  tlah di bawanya di ransel. Sabila melanjutkan perjalanan karena istirahatnya di rasa cukup dan sinar matahari cepat berjalannya setelah banyaknya berjalan sehinga sabila sampai di sebuah bukit yang ia tadi di  dakinya.
Di sebuah ladang milik tetangganya sabila merebahkan kakinya yang pegal serta nafas yang tidak teratur sabila menarik nafas dalam-dalam, keringat yang bercucuran membasahi keningnya, mengabil botol minum sambil menikmati suasana daerah yang di himpit oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi, pesawahan yang menghiasi, alam pedesaan.
 Sabila sembari menikmati alam dia perlahan-lahan membuka buku, pensil dan terutama gawai pintar yang di miliki kakanya ia pinjam,lewat google classroom dan whatsapp tugas sudah muncul berdatangan adaptasi yang sangat baru di mana menginjak tahun pertama menginjak kelas Xll, Sabila mulai mengajarkan satu per satu tugas yang diberikan oleh gurunya, dengan beralaskan paha kaki, ia mulai mengerjakan tugas, duduk menggunakan plastik yang seadanya.
Angin matahari pun berjalan begitu cepat matahari sudah di pertengahan siang dimana matahari sangat terik sedangkan tempat untuk berteduh pun tidak ada hanya ditemani oleh sebatang pohon yang tumbuh.Â
Pohonya baru menginjak dewasa seperti halnya diri sabila pohon tersebut menemani dikala sore hari pohon, pohon itu tempat ku berlindung dari panasnya matahari bahkan bila bila anda kabut sudah mulai datang dan mencari tempat berteduh yang cukup lumayan jauh dari tempat tempat belajar sekaligus mencari sinyal aku harus turun lagi ke bawah untuk berteduh dan itupun jaraknya cukup jauh di mana ada tanaman-tanaman yang menghiasi.
Suatu kejadian hujan turun begitu deras sehingga aku berteduh di suatu ladang yang jaraknya agak jauh (Saung) rumah kecil yang beratapkan daun alang-alang di sanalah aku sendirian setelah beberapa lama hujan tak kunjungan reda sehingga ada kalajengking yang menghampiri. hatiku begitu kaget, gelisah, ketakutan, di tambah sambaran petir yang menghiasi langit, Sabila mengambil sebuah kaya yang berukuran sedang dan memukul kalajengking yang cukup besar itu dengan bacaan Basmalah Sabila memukul kalajengking hingga tak sadarkan diri. di deretan perrcikan air hujan kecil membasahi bumi begitu dinginnya menusuk pori-pori
Begitu cepatnya waktu Sabila mengikuti ujian akhir  hampir satu tahun setengah Sabila selalu berharap dan selalu minta harapan kepada sang maha kuasa bila masih adakah suatu harapan tuk di genggam dan di miliki pada langit yang biru, alam dunia yang luas, pegunungan yang menjulang tinggi hamparan sawah yang menghiasi setiap dataran Sabila bertanya?Â
Singkat cerita tiba waktu ujian sekolah pembagian raport yang diadakan serempak dan tanpa ada perayaan pelepasan untuk kami kelas 12 sehingga Sabila dengan lapang dada serta Ikhlas mencoba mendaftar di salah satu perguruan tinggi yang ada di indonesia untuk bisa melanjutkan pendidikan dan sang kholik mengabulkannya Sabila sekarang berada di sebuah perguruan tinggi di Sebuah kota di Indonesia
Kita bisa menerapkan dan implementasikan Konsep Pendidikan menurut Ki.Hadjar Dewantara
- Lingkungan Keluarga
- Urgent dan sangat relevan dengan kondisi seperti sekarang ini peranan sekitar 60 % dimana keluarga memiliki peran paling utama dalam sebuah keluarga orang tua sebagai pendidik untuk anak-anaknya ini fungsi orantua sebagai kodrat pendidik bagi anak. (Pendidik Nonformal) dari (Dinti Maryanti, 2017)
- Lingkungan sekolah lapangan yakni masyarakat tentunya lebih komplek nah lingkungan masyarkat ini memiliki peranan 20 %.
- Lingkungan masyarakat
- Masyarakat juga memilki peranan sekitar 20% di pacu untuk bisa berani tranpil mengajarkan keterampilan problrm solving, seperti menganalisa masalah, menetapkan target, serta memikirkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari sebuah tindakan yang akan diambil serta berdedikasi apa yang telah di dapat dari ilmu yang telah di peroleh dari dunia Pendidikan seperti membuat Lembaga yang -menggerakan masyarakat untuk aktif Ibu-Ibu PKK.
Pada zaman Di era disrupsi Pendidikan sangat di perlukan peranan orang tua dalam Pendidikan dimana dengan adanya wabah covid-19 ini siswa serta mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan halaman rumah hal ini harus di gunakan sebaik mungkin mindset dan fisik pun harus kuat demi menghadapi zaman yang terus berubah bukan lagi menaiki tangga dalam menghadpapi teknologi tapi sebuah loncatatan yang tinggi dimana jika kita tidak bisa beradaptasi dengan zaman sekarang maka akan tertinggal dan hanya jadi serpihan yang menggantung tak memiliki target dan tujuan.
Saya setuju dengan pendapat Pendidikan menurut Tan Malaka Bahwa Pendidikan untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan, Diera disrupsi saat ini sangatlah setiap individu memiliki hasrat belajar yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H