Mentari pagi menghiasi bumi, samar-samar ayam berkokok membangunkan dikala himpitan rutinitas yang ku jalani baru kuliah di pagi sampai menjelang sore rutinitas yang kulakukan ini hampir menjelang 1 tahun lamanya bukan hal yang mudah dan bukan pula hayang amat sulit.Â
Namun dengan tekad dan niat yang harus di pertanggung jawabkan perkuliahan berjalan seperti biasanya dimulai pagi sekitar 07.30 Â WIB aku selalu menyempatkan tuk membuka catatan mata kuliah di pertemuan kemarin aku sudah memasuki ruangan ada Dosen untuk memberikan materi, menjelang hari raya idul fitri banyak diantara dosen-dosen yang mengucapkan minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan bathin sebelum lebaran.Â
Apakah ini rutinitas setiap tahun jika memasuki dekat-dekat hari raya idul fitri. Jam perkuliahan begitu dengan cepat berangkat terlalu asyik dengan materi pemberian dosen atau sibuk dengan pemikiran masing-masing pergantian mata kuliah pun menghampir selesai,Â
Dosenpun mengucapkan assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat bertemu di pertemuan selanjutnya dan selamat hari raya idul fitri, para coordinator sibuk terus  setiap mata kuliah yang harus memberitahukan dosen bahwa jam pelajaran untuk mata kuliah berikutnya akan secara langsung namun tidak bisa dipungkiri bahwa sejuta kejutan telah datang kepada kamiÂ
yaitu dosen yang bersangkutan dalam salah satu mata kuliah tidak bisa hadir atau masuk dikarenakan ada keperluan mendadak ia tidak bisa di ditinggalkan sehingga kami hanya diberikan tugas untuk setelah hari raya idul fitri dikumpulkan.
Hatiku, benakku, mulutku mengucap syukur atas semua itu aku segera mungkin berpikir untuk pulang ke kampung halaman ya hari ini karena hari sabtu sehingga aku bisa lebih lama di kampung halamanku dan kebetulan ini yang terakhir akhirnya aku putuskan akan pergi pulang kampung hari ini kira-kira pukul 10.00 WIB aku segera berkemas membereskan meja belajar ku,Â
memasukkan pakaian ke dalam ransel dan bag agak besar barang-barang yang sudah ku bawa. Tak lupa aku berpamitan kepada pamanku dan memberikan  oleh-oleh yang beliau belikan kepada keluarga aku di kampung halaman nanti.
Tas ransel dan tas yang berukuran sedang yang siap kubawa yang berisikan oleh-oleh aku menunggu ojek datang karena jarak dari rumah pamanku ke terminal bus sangatlah lumayan jauh menyusuri jalan gang kecil yang perempatan setelah beberapa lama sampai aku menunggu titik sebuah terminal yang ada di jogjaÂ
model-model pribadi yang berada lalang sibuk tah kemacetan nyata terkendali kan banyaknya yang mengantarkan anak saudaranya untuk pulang kampung bagian bekerja mahasiswa asisten rumah tangga belajar dan lain sebagainya.Â
akhirnya  aku putuskan untuk belanja dulu di sebuah warung yang ada di sekitar yaitu bersiap untuk membeli cemilan dan sebotol minum untuk bukananti pasti sampainya udah azan warung tersebut sudah melek teknologi dimana setiap pembeli atau konsumen bisa menscan QRIS karena dengan scann QRIS TRANSAKSINYA....sangat mudah cepat serta amanÂ
Bus yang ku tumpang ibu sekelas ekonomi di mana penumpang-penumpang nya baru setengah dari isi busnya sehingga tidak ingin hal tersebut aku harus menunggu beberapa jam busnya penuh dan berangkat kian hari matahari kian membakar, hati ah...Â
Gerahhh  suasana bus yang kurang etalase serta AC yang minim dahaga mulai menyiksa dikala pedagang asongan membawa botol minuman yang dingin menghampiri sungguh godaan berat namun aku harus kuat.
Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam terus berputar namun lambat sekali dengan disini suasana hidup, orang-orang berlalu lalang sibuk dengan aktivitasnya mobil truk ysng mnjuksng tinggi tadi pagi berhenti di dikala urutan mobil-mobil yang menghiasi jalan di tengah terik ya matahari rasanya menjadi makanan sehari-hari untuk mencari sesuap nasi demi diri dan keluarga yang dinanti finalnya dengan diriku yang ingin bertemu dengan salah satu sanak family di rumah.
Ibu yang kunanti perjalanan mudik ke pertama kali yang ku alami dalam hidup rasanya begitu bermakna aku pulang dengan pengalaman baru, setiap lingkungan baru, orang-orang yang mempunyai ciri khas masing-masing kebudayaan keunikan aku semakin mengerti bahwa kita itu Bhineka Tunggal Ika ini hal yang sepeleÂ
namun begitu bermakna di saat kita menghayati dan kesulitan  bukan menjadikan suatu masalah itu hal yang rumit melainkan bila kita melihat dari pandangan lain maka akan timbul rasa bangga akan ciri khas masing-masing.
Aku duduk di pinggir dekat jendela pintu mobil karena suka muntah-muntah dengan sekarang namun puji syukur aku panjatkan aku tidak muntah aku gembira dengan perjalananku, orang-orang yang sibuk dengan pikiran masing-masing dengan kesibukan.Â
Ada yang tidur, sibuk main hp hal yang paling ku ingat disampingku tempatnya ada seorang ibu-ibu beliau menurutku habis mencari nafkah dia pergi tas,jinjingan  yang dibawanya dari baju, kerutan di wajahya, matanya mulai terlihat senyumannya, tubuhnya di sandarkan di sebuah kursi jok mobil, dia duduk dan langsung melihat aku apakah dia tau dari tadi aku mengamatinya.
aku tersipu malu senyum kepadanya di laut tersenyum dan bertanya padaku mungkin terasa biasa. selama berapa menit beliau tidur karena cape seharian beraktifitas apalagi di saat bulan Rhamdhan. semua penumpang membayar melalui BRImo karena fasilitas yang di sediakan hanya menggunakan e-money yaitu BRImo.
Di pertengahan kota orang-orang kini keluar satu per satu membawa ransel dan tas jinjing berukuran besar, kini hanya tinggal beberapa orang menelusuri kebun teh pegunungan yang menjulang tinggi menghiasi perjalananku kali ini aku menghayati ciptaan mau begitu sempurna dan indah tak ada satupun yang cacat sampailah di sebuah perkampungan yang asli pohon kelapa yang menjulang tinggi sawahan.Â
Aku berhenti membawa tas ransel pink tas yang ukuranya lumayan besar serta  cukup berat, ku ucapkan terima kasih kepada bapak supir dan kepada sang maha kuasa dan sampailah sampailah aku di rumah orang tua begitu harus air mata mulai menetes di kala aku melihat orang tuaku dan keluarga yang gembira melihat sosok  putri sekecil dahulu yang manja dan amat nakal.
Banyaknya Agent BRILink yang menyebar di setiap penjuru Indonesia tak terkecuali dengan kampung halamanku jika aku tidak ada di kampungku aku bisa mentransfer uang ke orang tuaku dan beriau mengambilnya di Agent BRILink kebetulan jaraknya gak jauh dari rumah Alhamdulilah. Â
Bukan barang bawaan mu yang Keluarga harapkan namun berkumpul yang tiada duanya mengikatkan nan menghangatkan tali kekeluargaan tuk di pupuk dan di jaga agar menghasilkan sebuah keluarga harmonis. ,
"Kalau keluarga selaras maka tanah tandus akan menjadi emas"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H