Setelah berbincang-bincang agak lama, kemudian diketahui bahwa guru SD Mas Ruli, telah meninggal 10 tahun yang lalu. Namun pesannya demikian melekat di hati seorang Ruli, ia tidak sekedar mendengarkan dan menyimpan pesan itu di lubuk hatinya, saat ini ia telah mengamalkan pesan gurunya dengan sempurna. Bahkan ia tidak mau mendapatkan bayaran dari penderitaan orang lain, sebagai bukti ketaatan terhadap nasihat gurunya. Rupanya Mas Ruli terus menerus mengenang gurunya, Nampak baginya peringatan hari guru bukan tanggal 25 Nevember saja, bagi Mas Ruli hari guru adalah sepanjang waktu.
Dari peristiwa inilah penulis dapat menyimpulkan sebuah opini pemikiran, bahwa tinggi rendahnya kasta seorang guru bukan karena gelar atau jabatannya. Tetapi mereka para guru yang senantiasa dirindukan dan ditaati oleh para muridnya. Ketika pengabdian seorang guru mengantarkannya ke titik ini, maka mahkota kasta tertinggi telah ia raih. Boleh jadi tubuh mati berkalang tanah, tapi jasa kebaikan seorang guru akan tetap dikenang. Terimakasih Mas Ruli, semoga amal kebaikanmu juga mengalir untuk gurumu yang telah tiada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H