Mohon tunggu...
Sanusi at Maja
Sanusi at Maja Mohon Tunggu... Penulis - Da'i/ Anggota PISHI/Alumni Pasca UNIRA MALANG

Love for All Hatred for None

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip Perdamaian dalam Berbagai Ajaran Agama

15 Januari 2024   21:36 Diperbarui: 15 Januari 2024   21:39 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Prinsip Perdamaian dalam Keluarga dan Tetangga

 Barangsiapa mengasingkan tetangganya dari menerima kebaikan yang sekecil-kecilnya sekalipun, ia bukanlah dari jemaatku, barangsiapa yang tidak mau memaafkan kesalahan orang yang bersalah terhadapnya, dan lagi ia seorang pendendam, ia bukanlah dari jemaatku, setiap suami yang berlaku khianat terhadap isterinya, dan setiap isteri yang berlaku khianat terhadap suaminya, ia bukanlah dari jemaatku.[3]

Bangunan paling mendasar untuk perdamaian dalam masyarakat adalah ketentraman dan kerukunan dalam keluarga, situasi dalam rumah memang terbatas tetapi memiliki pengaruh dalam perdamaian di lingkungan sekitarnya, yang berpengaruh pula bagi perdamaian lebih luas di suatu negara, jika terdapat gangguan dalam rumah maka berakibat negatif, bagi lingkungan setempat dan akan berefek bagi bangsa dan negara.[4]

 

Prinsip Perdamaian Dalam Masyarakat Multikultur

Agama itu tidak berarti pertengkaran, penghinaan dan kata-kata kasar yang di lontarkan atas nama agama tertentu, satu kelompok yang menyerang kelompok lain seperti perilaku hewan liar dan sebentuk kelakuan buruk yang dipertontonkan atas nama agama, orang-orang demikian tidak mengetahui apa tujuan kelahiran mereka di dunia, mereka tetap saja membutakan mata dan bersikap jahat serta mengumbar kefanatikan mereka atas nama agama.

Berkhidmat kepada sesama makhluk mengandung arti bahwa kita harus berupaya demi kemaslahatan mereka dalam segala kebutuhan mereka semata-mata karena Allah, di mana hubungan saling ketergantungan satu sama lain semata-mata didasarkan pada simpati tanpa pamrih, siapapun yang membutuhkan pertolongan harus dibantu dengan segala kemampuan yang diberikan Tuhan yang dimilikinya dan harus berupaya untuk perbaikannya baik di dunia maupun di akhirat.[5]

Daripada membatasi kebebasan beragama kita harus menyadari bahwa kita adalah bagian dari satu ras manusia yang saling terhubung, kita harus menerima keragaman dan fokus membangun persatuan sehingga perdamaian dunia dapat terwujud[6].

 

Harus diingat ajaran Islam itu menyatukan umat manusia dan menumbuhkan semangat saling cinta dan hormat di antara semua orang, terlepas dari ras, agama atau latar belakang sosial.  Ini adalah agama yang meruntuhkan hambatan dan mendorong dialog damai dan toleran.  Jadi, tidak mungkin bagi seorang Muslim sejati untuk menganiaya atau menentang agama lain atau pengikutnya, dimana pun, dan kapan pun, Islam tidak pernah mempromosikan ekstremisme atau mendorong kekerasan dalam bentuk apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun