Budaya Indonesia merupakan budaya yang sangat kental akan hal sakral dan sejumlah suku
dan ras berbeda. Di Indonesia budaya tidak akan habisnya untuk dibahas secara luas, oleh
karena itu, kebudayaan sendiri merujuk pada hal tidak terjalin secara umum. Maka secara garis
besar kebudayaan Indonesia yang sangat luas akan peradaban serta sejumlah pertunjukan
mengalami perkembangan secara signifikan. Budaya sendiri memiliki arti penting dan dapat
kita ketahui secara jelas, namun perlu diketahui bahwa kebudayaan Indonesia memang tidak
dapat diukur secara logika. Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan tentang budaya, beliau
menyebutkan kebudayaan Berarti buah budi manusia sebagai hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat yaitu adanya zaman dan alam. Dan bisa simpulkan bahwa budaya
mencakup segala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak. Perubahan sekarang cukup
jelas berbeda, mulai teknologi yang serba canggih dan semakin berpengaruh, namun harus ingat
dengan budaya, karena memang masyarakat kurang mengerti tentang budaya, sehingga akan
terjadi simpang siur yang tidak tertata rapi. Memang sulit akan hal tersebut, bagaimana agar
supaya masyarakat sekitar sadar bahwa tidak hanya mementingkan si satu posisi, namun masih
banyak hal yang mereka gali. Informasi teknologi semakin bisa dipakai namun tetap saja
banyak berita hoax yang beredar. Terkadang memang perlu digaris bawahi, banyak oknum
nakal yang tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan sebelumnya. Jadi pada
intinya harus saling mengingatkan satu sama lain dan bekerja sama adalah unsur yang paling
penting.
Tujuan dari sosial budaya sendiri merupakan untuk mendorong dalam adanya perubahan
masyarakat. Sebenarnya lebih memajukan dengan apa yang telah terjadi bersamaan dan budaya
tidak hanya membahas adat istiadat, namun perilaku yang terjadi pada diri manusia. sebagai
contohnya, bagaimana agar bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhan hidupnya serta
memberikan contoh yang baik dan benar. Berbicara tentang budaya, Emha Ainun Nadjib juga
menjelaskan bahwa budaya tidak lepas dari sistem religi, yang dimana sistem kepercayaan yang
dianut oleh sekelompok masyarakat. Unsur agama dalam sebuah agama juga berkaitan yang
bersifat suci. Budaya yang dipahami bersama intinya adalah mencintai, sebab mencintai
budaya lebih kepada kajian atau mengingat kembali dan paham apa itu budaya. Tidak semenamena mencantumkan budaya itu haram. Tetapi alangkah baiknya menggali informasi secara
fakta dan data yang jelas. Terlepas dari semua itu, salah satu kebudayaan jawa yang masih
sangat kental yaitu pagelaran wayang kulit yang sejarahnya bisa terbilang panjang dan cukup
dinikmati oleh masyarakat jawa. Pertunjukan wayang kulit sendiri mempunyai nilai untuk
menjunjung filosofi yang kental. Mungkin dari beberapa atau sebagian orang yang mengantuk
dalam menonton pertunjukan wayang tersebut, karena memang semalaman suntuk. Akan
tetapi, sebagian besar mayoritas jawa masih suka menonton hingga larut semalaman.
Pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional yang telah
mengalami perjalanan dan perkembangan dengan waktu yang panjang di Indonesia. Wayang
sejak dahulu telah dikenal sebagai sebuah sarana penyapai pesan moral dan dakwah yang cukup
mujarab. Sebagai sebuah bentuk seni dalam kebudayaan masyarakat Indonesia mengenal
wayang dengan wujudnya yang pipih dua dimensi dan dimainkan oleh seorang dalang dengan
didukung oleh perangkat gambelan sebagai pengiringnya. Penyebaran wayang dalam fungsinya tersebut di berbagai wilayah di Indonsesia selanjutnya mulai menyatu dengan pola
prilaku keagamaan masyarakat sebagai bentuk akulturasi budaya berkembang dan hidup dalam
kurun waktu yang cukup panjang. Museum Wayang (2010) dijelaskan bahwa "pertunjukan
wayang Jawa sangat erat kaitannya dengan upacara yang terdapat dalam animisme, dinamisme,
yang tumbuh sebelum orang Indonesia mendapat pengaruh kebudayaan India". Meskipun
cerita wayang (Ramayana dan Mahabharata) berasal dari India, tetapi telah diadaptasi oleh
nenek moyang orang Indonesia (Jawa) serta dipadukan dengan mitos-mitos dan legendalegenda Indonesia Kuno dengan visualisasi bentuk wayangnya adalah asli Jawa.
Gambar 1. Wayang kulitÂ
Sumber : Wayang kulit | Javanese theatre | Britannica
Wayang kulit ringgit purwa paling diminati masyarakat Jawa karena disamping cerita lakon
Ramayana dan Maha bharata sudah populer dikalangan masyarakat, juga lebih luas
dipergelarkan untuk berbagai kepentingan sosial atau politik. Misalnya, pada zaman Demak
sampai Mataram, untuk kepentingan dakwah agama Islam, pada zaman Kerajaan Kartasura
sampai Surakarta, untuk misi-misi perjuangan, pada zaman orde lama untuk kepentingan
penyebaran partai-partai politik dan pada zaman orde baru sampai dengan sekarang, untuk
misi-misi pembangunan. Di samping itu juga wayang kulit purwa dapat dipergelarkan untuk
kepentingan ritual, hajatan, dan pariwisata. Dalam sebuah pertunjukan wayang kulit ada salah
satu wayang yang berbentuk pipih menyerupai gunung dan biasanya dinamakan gunungan atau
biasa disebut kayon. Gambar 2. Kayon atau gunungan
Sumber : https://www.hadisukirno.co.id/images/artikel/Kayon.jpg
Kayon atau gunungan merupakan bagian dari pertunjukan pentas seni wayang kulit yang pada
bagian awal sebelum berlanjut ke adegan berikutnya. Pada bagian ini, kayon sendiri penting
untuk ditampilkan, karena memgandung ajaran filosofi yang besar dan berpengaruh. Ajaran
tersebut mengandung arti kebijaksanaan dan juga tuntunan moral. Seperti yang telah diketahui,
kayon tersebut berfungsi sebagai simbol kehidupan manusia yang benar-benar harus di contoh
dalam kehidupan nyata. Hal tersebut terlihat pada pertunjukan wayang kulit semalaman suntuk
melibatkan sebagai kayon dengan tingkat penggunaan lebih banyak dari pada boneka wayang
lannya. Menurut Ki Manteb Sudarsono, kayon dapat berubah menjadi apa saja sebagaimana
yang diingini oleh sang dalang (Umar kayam, 2001 : 176). Sebagai media kehendak dari dalang
yang mengacu arti kayon pada bahasa Jawa yang berarti keinginan. Contoh kayon sebagai
media kehendak yaitu ketika kayon menjadi hutan dalam adegan perang gagal pada saat barisan
wayang kulit berangkat ke medan perang. Oleh karena itu fungsi lain dari kayon sebagai candra
sengkala atau penanda tahun. Kayon ini tidak dipergunakan dalam pertunjukan wayang tetapi
hanya sebagai suatu karya seni rupa dengan menekankan pada penampilan luar.
Gambar 3. Gamelan Jawa
Sumber : https://assets-a1.kompasiana.com/items/album/2017/05/19/gamelan-jawa-
591e55295a7b61f2148bc11e.jpg?t=o&v=1200
Selanjutnya adalah gamelan. Gamelan sendiri juga hal yang tidak boleh ketinggalan dari
pertunjukan tersebut. Karena nilai filosofi disini sangat berpenegaruh dalam gamelan
menggambarkan berbagai bentuk perubahan yang ada di alam semesta dan isinya. Gendang memiliki filosofi yang artinya agar segera untuk beribadah kepada Tuhan. Bonang barung dan
bonang penerus terdapat pada bunyi bonang yang diartikan sebagai manusia setelah lahir dan
hidup di dunia harus bisa berpikir dengan hati jernih, sehingga keputusan yang diambil tidak
akan membawa penyesalan. Kemudian Saron yang mengajarkan manusia agar mendukung
penuh untuk menyuarakan kebenaran. Gambang yang memiliki arti seimbang dan jelas, artinya
adanya keseimbangan antara kehidupan dan akhirat. Suling yang berarti eling (ingat) agar
manusia selalu ingat akan kewajibannya. Siter yang mempunyai makna filosofi yaitu manusia
harus mampu membimbing orang lain pada suatu tujuan yang baik. Rebab yang mengandung
makna manusia memiliki tujuan yang jelas, tujuannya agar tidak ada penyimpangan. Kethuk
yang mempunyai arti setuju, maksudnya adalah manusia harus setuju untuk mengikuti perintah
dan larangan Tuhan. Kempul yang dalam bahasa Jawa diartikan sebagai kumpul, yang berarti
ajakan untuk berjamaah dalam beribadah. Gong yang mempunyai makna agar manusia
mengakhiri hidupnya dengan sempurna. Menurut Kendita Agustin, setiap instrumen gamelan
Jawa memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan yang dibagi menjadi sepuluh bagian
yaitu kendang, bonang, saron, gambang, suling, siter, rebab, kethuk, kempul, dan gong.
Gendang memiliki peran sebagai pemimpin dalam permainan musik gamelan. Dengan
demikian, alat musik gamelan mempunyai nilai filosofinya masing-masing. Dalam tataran
kehidupan seorang manusia harus mengikuti segala perintah dan larangan dari Tuhan, menjadi
manusia yang bijak dan tidak egois, mempunyai tujuan hidup yang jelas, mengambil keputusan
dengan berpikir panjang. Refleksi nilai filosofi pada gamelan sebenarnya harus diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari karena berhubungan dengan dunia dan akhirat.
Makana dalam pertunjukan wayang kulit yang dimana Pertunjukan wayang kulit adalah salah
satu seni tradisional Indonesia yang memiliki banyak makna dan nilai budaya. Secara umum,
makna dalam pertunjukan wayang kulit mencakup beberapa aspek, termasuk:
Warisan Budaya: Pertunjukan wayang kulit merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya
dan berusia ratusan tahun. Melalui pertunjukan ini, budaya dan tradisi leluhur dapat dilestarikan
dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Pendidikan Moral dan Etika: Wayang kulit tidak hanya hiburan semata, tetapi juga memiliki
tujuan mendidik. Di balik cerita pewayangan, terkandung pesan moral dan etika yang diajarkan
kepada penonton. Karakter tokoh dalam cerita wayang sering mewakili sifat-sifat baik atau
buruk, yang menjadi pelajaran bagi penonton dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Pertunjukan Religius: Wayang kulit sering kali menjadi media penyampaian cerita dari
wiracarita, seperti Ramayana dan Mahabharata, yang memuat ajaran agama Hindu. Selain itu,
ada juga pertunjukan wayang kulit dengan cerita-cerita dari literatur Islam seperti "Serat
Menak" dan "Serat Kandha". Pertunjukan ini memiliki nilai religius dan dapat digunakan
sebagai sarana penyampaian ajaran agama kepada masyarakat.
Hubungan Manusia dengan Alam dan Lingkungan: Beberapa pertunjukan wayang kulit
menyajikan cerita-cerita yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan alam. Dalam ceritacerita tersebut, seringkali terdapat pesan mengenai keharmonisan manusia dengan alam serta
pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Keindahan Seni: Pertunjukan wayang kulit adalah bentuk seni yang menggabungkan berbagai
aspek seperti seni musik gamelan, seni lukis pada layar kulit, dan seni cerita. Melalui
pertunjukan ini, penonton dapat menikmati keindahan seni tradisional Indonesia yang unik.
Identitas Budaya dan Kebangsaan: Wayang kulit menjadi salah satu simbol penting dalam
mengidentifikasi budaya dan kebangsaan Indonesia. Pertunjukan ini mencerminkan
keberagaman dan kekayaan seni tradisional Indonesia, sehingga menjadi bagian penting dalam
memperkuat identitas budaya bangsa.
Secara keseluruhan, pertunjukan wayang kulit memiliki banyak makna dan nilai yang
mencakup aspek budaya, moral, agama, lingkungan, seni, dan identitas bangsa. Selain
menghibur, pertunjukan ini berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pemeliharaan nilai-nilai
luhur serta tradisi nenek moyang Indonesia
Keterangan:
Topic sentence, explanation, evidence/example, comment, linkÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H