Mohon tunggu...
SANUSI
SANUSI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tinggalkan Masa Lalu dan Kejarlah Masa Depan

Mengubah kehidupan adalah hal yang penuh tantangan dan rintangan yang harus menjadikan sebuah acuan dalam penyusunan sesuai visi dan misi yang sudah tertera dalam kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Makna Dalam Pertunjukan Wayang Kulit

21 Juli 2023   11:03 Diperbarui: 21 Juli 2023   11:11 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Indonesia merupakan budaya yang sangat kental akan hal sakral dan sejumlah suku

dan ras berbeda. Di Indonesia budaya tidak akan habisnya untuk dibahas secara luas, oleh

karena itu, kebudayaan sendiri merujuk pada hal tidak terjalin secara umum. Maka secara garis

besar kebudayaan Indonesia yang sangat luas akan peradaban serta sejumlah pertunjukan

mengalami perkembangan secara signifikan. Budaya sendiri memiliki arti penting dan dapat

kita ketahui secara jelas, namun perlu diketahui bahwa kebudayaan Indonesia memang tidak

dapat diukur secara logika. Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan tentang budaya, beliau

menyebutkan kebudayaan Berarti buah budi manusia sebagai hasil perjuangan manusia

terhadap dua pengaruh kuat yaitu adanya zaman dan alam. Dan bisa simpulkan bahwa budaya

mencakup segala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak. Perubahan sekarang cukup

jelas berbeda, mulai teknologi yang serba canggih dan semakin berpengaruh, namun harus ingat

dengan budaya, karena memang masyarakat kurang mengerti tentang budaya, sehingga akan

terjadi simpang siur yang tidak tertata rapi. Memang sulit akan hal tersebut, bagaimana agar

supaya masyarakat sekitar sadar bahwa tidak hanya mementingkan si satu posisi, namun masih

banyak hal yang mereka gali. Informasi teknologi semakin bisa dipakai namun tetap saja

banyak berita hoax yang beredar. Terkadang memang perlu digaris bawahi, banyak oknum

nakal yang tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan sebelumnya. Jadi pada

intinya harus saling mengingatkan satu sama lain dan bekerja sama adalah unsur yang paling

penting.

Tujuan dari sosial budaya sendiri merupakan untuk mendorong dalam adanya perubahan

masyarakat. Sebenarnya lebih memajukan dengan apa yang telah terjadi bersamaan dan budaya

tidak hanya membahas adat istiadat, namun perilaku yang terjadi pada diri manusia. sebagai

contohnya, bagaimana agar bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhan hidupnya serta

memberikan contoh yang baik dan benar. Berbicara tentang budaya, Emha Ainun Nadjib juga

menjelaskan bahwa budaya tidak lepas dari sistem religi, yang dimana sistem kepercayaan yang

dianut oleh sekelompok masyarakat. Unsur agama dalam sebuah agama juga berkaitan yang

bersifat suci. Budaya yang dipahami bersama intinya adalah mencintai, sebab mencintai

budaya lebih kepada kajian atau mengingat kembali dan paham apa itu budaya. Tidak semenamena mencantumkan budaya itu haram. Tetapi alangkah baiknya menggali informasi secara

fakta dan data yang jelas. Terlepas dari semua itu, salah satu kebudayaan jawa yang masih

sangat kental yaitu pagelaran wayang kulit yang sejarahnya bisa terbilang panjang dan cukup

dinikmati oleh masyarakat jawa. Pertunjukan wayang kulit sendiri mempunyai nilai untuk

menjunjung filosofi yang kental. Mungkin dari beberapa atau sebagian orang yang mengantuk

dalam menonton pertunjukan wayang tersebut, karena memang semalaman suntuk. Akan

tetapi, sebagian besar mayoritas jawa masih suka menonton hingga larut semalaman.

Pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional yang telah

mengalami perjalanan dan perkembangan dengan waktu yang panjang di Indonesia. Wayang

sejak dahulu telah dikenal sebagai sebuah sarana penyapai pesan moral dan dakwah yang cukup

mujarab. Sebagai sebuah bentuk seni dalam kebudayaan masyarakat Indonesia mengenal

wayang dengan wujudnya yang pipih dua dimensi dan dimainkan oleh seorang dalang dengan

didukung oleh perangkat gambelan sebagai pengiringnya. Penyebaran wayang dalam fungsinya tersebut di berbagai wilayah di Indonsesia selanjutnya mulai menyatu dengan pola

prilaku keagamaan masyarakat sebagai bentuk akulturasi budaya berkembang dan hidup dalam

kurun waktu yang cukup panjang. Museum Wayang (2010) dijelaskan bahwa "pertunjukan

wayang Jawa sangat erat kaitannya dengan upacara yang terdapat dalam animisme, dinamisme,

yang tumbuh sebelum orang Indonesia mendapat pengaruh kebudayaan India". Meskipun

cerita wayang (Ramayana dan Mahabharata) berasal dari India, tetapi telah diadaptasi oleh

nenek moyang orang Indonesia (Jawa) serta dipadukan dengan mitos-mitos dan legendalegenda Indonesia Kuno dengan visualisasi bentuk wayangnya adalah asli Jawa.

Gambar 1. Wayang kulit 

Sumber : Wayang kulit | Javanese theatre | Britannica

Wayang kulit ringgit purwa paling diminati masyarakat Jawa karena disamping cerita lakon

Ramayana dan Maha bharata sudah populer dikalangan masyarakat, juga lebih luas

dipergelarkan untuk berbagai kepentingan sosial atau politik. Misalnya, pada zaman Demak

sampai Mataram, untuk kepentingan dakwah agama Islam, pada zaman Kerajaan Kartasura

sampai Surakarta, untuk misi-misi perjuangan, pada zaman orde lama untuk kepentingan

penyebaran partai-partai politik dan pada zaman orde baru sampai dengan sekarang, untuk

misi-misi pembangunan. Di samping itu juga wayang kulit purwa dapat dipergelarkan untuk

kepentingan ritual, hajatan, dan pariwisata. Dalam sebuah pertunjukan wayang kulit ada salah

satu wayang yang berbentuk pipih menyerupai gunung dan biasanya dinamakan gunungan atau

biasa disebut kayon. Gambar 2. Kayon atau gunungan

Sumber : https://www.hadisukirno.co.id/images/artikel/Kayon.jpg

Kayon atau gunungan merupakan bagian dari pertunjukan pentas seni wayang kulit yang pada

bagian awal sebelum berlanjut ke adegan berikutnya. Pada bagian ini, kayon sendiri penting

untuk ditampilkan, karena memgandung ajaran filosofi yang besar dan berpengaruh. Ajaran

tersebut mengandung arti kebijaksanaan dan juga tuntunan moral. Seperti yang telah diketahui,

kayon tersebut berfungsi sebagai simbol kehidupan manusia yang benar-benar harus di contoh

dalam kehidupan nyata. Hal tersebut terlihat pada pertunjukan wayang kulit semalaman suntuk

melibatkan sebagai kayon dengan tingkat penggunaan lebih banyak dari pada boneka wayang

lannya. Menurut Ki Manteb Sudarsono, kayon dapat berubah menjadi apa saja sebagaimana

yang diingini oleh sang dalang (Umar kayam, 2001 : 176). Sebagai media kehendak dari dalang

yang mengacu arti kayon pada bahasa Jawa yang berarti keinginan. Contoh kayon sebagai

media kehendak yaitu ketika kayon menjadi hutan dalam adegan perang gagal pada saat barisan

wayang kulit berangkat ke medan perang. Oleh karena itu fungsi lain dari kayon sebagai candra

sengkala atau penanda tahun. Kayon ini tidak dipergunakan dalam pertunjukan wayang tetapi

hanya sebagai suatu karya seni rupa dengan menekankan pada penampilan luar.

Gambar 3. Gamelan Jawa

Sumber : https://assets-a1.kompasiana.com/items/album/2017/05/19/gamelan-jawa-

591e55295a7b61f2148bc11e.jpg?t=o&v=1200

Selanjutnya adalah gamelan. Gamelan sendiri juga hal yang tidak boleh ketinggalan dari

pertunjukan tersebut. Karena nilai filosofi disini sangat berpenegaruh dalam gamelan

menggambarkan berbagai bentuk perubahan yang ada di alam semesta dan isinya. Gendang memiliki filosofi yang artinya agar segera untuk beribadah kepada Tuhan. Bonang barung dan

bonang penerus terdapat pada bunyi bonang yang diartikan sebagai manusia setelah lahir dan

hidup di dunia harus bisa berpikir dengan hati jernih, sehingga keputusan yang diambil tidak

akan membawa penyesalan. Kemudian Saron yang mengajarkan manusia agar mendukung

penuh untuk menyuarakan kebenaran. Gambang yang memiliki arti seimbang dan jelas, artinya

adanya keseimbangan antara kehidupan dan akhirat. Suling yang berarti eling (ingat) agar

manusia selalu ingat akan kewajibannya. Siter yang mempunyai makna filosofi yaitu manusia

harus mampu membimbing orang lain pada suatu tujuan yang baik. Rebab yang mengandung

makna manusia memiliki tujuan yang jelas, tujuannya agar tidak ada penyimpangan. Kethuk

yang mempunyai arti setuju, maksudnya adalah manusia harus setuju untuk mengikuti perintah

dan larangan Tuhan. Kempul yang dalam bahasa Jawa diartikan sebagai kumpul, yang berarti

ajakan untuk berjamaah dalam beribadah. Gong yang mempunyai makna agar manusia

mengakhiri hidupnya dengan sempurna. Menurut Kendita Agustin, setiap instrumen gamelan

Jawa memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan yang dibagi menjadi sepuluh bagian

yaitu kendang, bonang, saron, gambang, suling, siter, rebab, kethuk, kempul, dan gong.

Gendang memiliki peran sebagai pemimpin dalam permainan musik gamelan. Dengan

demikian, alat musik gamelan mempunyai nilai filosofinya masing-masing. Dalam tataran

kehidupan seorang manusia harus mengikuti segala perintah dan larangan dari Tuhan, menjadi

manusia yang bijak dan tidak egois, mempunyai tujuan hidup yang jelas, mengambil keputusan

dengan berpikir panjang. Refleksi nilai filosofi pada gamelan sebenarnya harus diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari karena berhubungan dengan dunia dan akhirat.

Makana dalam pertunjukan wayang kulit yang dimana Pertunjukan wayang kulit adalah salah

satu seni tradisional Indonesia yang memiliki banyak makna dan nilai budaya. Secara umum,

makna dalam pertunjukan wayang kulit mencakup beberapa aspek, termasuk:

Warisan Budaya: Pertunjukan wayang kulit merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya

dan berusia ratusan tahun. Melalui pertunjukan ini, budaya dan tradisi leluhur dapat dilestarikan

dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Pendidikan Moral dan Etika: Wayang kulit tidak hanya hiburan semata, tetapi juga memiliki

tujuan mendidik. Di balik cerita pewayangan, terkandung pesan moral dan etika yang diajarkan

kepada penonton. Karakter tokoh dalam cerita wayang sering mewakili sifat-sifat baik atau

buruk, yang menjadi pelajaran bagi penonton dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Pertunjukan Religius: Wayang kulit sering kali menjadi media penyampaian cerita dari

wiracarita, seperti Ramayana dan Mahabharata, yang memuat ajaran agama Hindu. Selain itu,

ada juga pertunjukan wayang kulit dengan cerita-cerita dari literatur Islam seperti "Serat

Menak" dan "Serat Kandha". Pertunjukan ini memiliki nilai religius dan dapat digunakan

sebagai sarana penyampaian ajaran agama kepada masyarakat.

Hubungan Manusia dengan Alam dan Lingkungan: Beberapa pertunjukan wayang kulit

menyajikan cerita-cerita yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan alam. Dalam ceritacerita tersebut, seringkali terdapat pesan mengenai keharmonisan manusia dengan alam serta

pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Keindahan Seni: Pertunjukan wayang kulit adalah bentuk seni yang menggabungkan berbagai

aspek seperti seni musik gamelan, seni lukis pada layar kulit, dan seni cerita. Melalui

pertunjukan ini, penonton dapat menikmati keindahan seni tradisional Indonesia yang unik.

Identitas Budaya dan Kebangsaan: Wayang kulit menjadi salah satu simbol penting dalam

mengidentifikasi budaya dan kebangsaan Indonesia. Pertunjukan ini mencerminkan

keberagaman dan kekayaan seni tradisional Indonesia, sehingga menjadi bagian penting dalam

memperkuat identitas budaya bangsa.

Secara keseluruhan, pertunjukan wayang kulit memiliki banyak makna dan nilai yang

mencakup aspek budaya, moral, agama, lingkungan, seni, dan identitas bangsa. Selain

menghibur, pertunjukan ini berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pemeliharaan nilai-nilai

luhur serta tradisi nenek moyang Indonesia

Keterangan:

Topic sentence, explanation, evidence/example, comment, link 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun