Pengarang dalam menggambarkan tema cukup membuat pembaca berpikir. Hal ini dikarenkan dalam penyampaian tema pengarang tidak langsung menyebutkannya tetapi menjadi tugas pembaca untuk mencari suatu tema dalam sebuah cerita. Selain itu realita-realita kehidupan tersebut digambarkan secara utuh dan kompleks, sehingga membuat pembaca dapat menafsirkan sendiri kesatuan tema tersebut. Penamaan judul dalam naskah ini juga sangat menarik, memiliki makna dalam yang tersirat. RT 0 RW 0 dapat diartikan tempat yang tidak dianggap keberadaannya oleh khalayak, tidak memiliki nomor karena tidak tertulis resmi di mata negara.
Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh penulis menggunakan simbol yakni nama-nama: si Pincang, si Bopeng, si Kakek, Ani, Ina, Ati. Ini sangat melekat pada keadaan fisik tokoh masyarakat kelas bawah. Sehingga memudahkan tokoh yang memerankan karena karakter fisik yang telah disebutkan. Ragam bahasa dalam dialog para tokoh adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis. Hal ini disebabkan karena drama adalah potret kenyataan. Dan drama adalah kenyataan yang diangkat di atas pentas. Bahasa yang digunakan dalam naskah drama ini mulai menggunakan bahasa yang modern. sehingga mudah dipahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H