Laskar Betawi pada tahun 2014 adalah untuk tetap menjaga serta melestarikan seni dan budaya betawi di tengah tengah masyarakat.
Salah satu visi dan misi lahirnya perkumpulanHal ini di karenakan Seni dan Budaya Betawi dirasakan kian hari terus tergerus gelombang perubahan zaman di era digital dan dikhawatirkan akan berakhir hanya  menjadi sejarah atau hanya sebagai hikayat yang diceritakan di masa depan. Sudah saatnya seni dan budaya asli betawi di Ibu Kota tetap dilestarikan dan di lahir kembali menunjukkan eksistensinya kepada generasi muda tanah air.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa seni budaya betawi akan terusTergerus oleh perubahan zaman 2 atau 3 dekade belakangan ini, banyak budaya Betawi yang terancam hilang, seperti rumah adat, pakaian, tarian, musik, permainan tradisional bahkan ikon Betawi sekalipun, ondel-ondel.
Hal itu tidak bisa dipungkiri, zaman menjadi tantangan besar bagi seluruh kearifan lokal. Dalam hal ini, budaya Betawi menjadi salah satu yang menerima dampak paling besar karena berada di pusat ibu kota negara, pintu masuk utama perubahan zaman serta budaya asing ke Tanah Air.
Sebelum era 80-an, banyak masyarakat masih memakai adat budaya Betawi di berbagai aktivitas dalam kesehariannya. Baju Koko Betawi, baju pangsi,Tarian, musik kesenian, ancak, maupun ondel-ondel menjadi bagian penting saat menggelar kegiatan sosial masyarakat.
Namun, dengan masuknya budaya luar dan berkembangnya zaman serta teknologi, membuat masyarakat mulai meninggalkan satu per satu budaya kearifan lokal.
Beberapa ritual budaya yang selama ini melekat dalam kegiatan perhelatan perlahan hilang dengan alasan pemilihan model yang lebih simpel dan mengikuti budaya kekinian dianggap lebih menarik.
Teknologi juga akan terus menggerus permainan tradisional anak, penampilan tarian, musik, dan theater budaya.
Masyarakat lebih memilih mencari hiburan lewat televisi dan Handphone daripada memainkan permainan tradisional atau menyaksikan penampilan seni budaya."Laskar Betawi Garda terdepan Reborn Seni dan Budaya Betawi"
Perkumpulan Laskar Betawi  berharap agar semua pihak tidak membiarkan budaya betawi ini benar benar punah dan hanya menjadi catatan sejarah masa lalu, inilah saatnya Laskar Betawi melalui pergerakan yang nyata menggaungkan pergerakan reborn budaya Betawi.
Seperti telah kita ketahui, Pemprov DKI Jakarta telah menerbitkan PERDA No 4 Tahun 2015 yang mengatur tentang tumbuh kembangnya pelestarian budaya Betawi, serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Jakarta terhadap pelestarian budaya dan PERGUB tahun  2018 tentang Kurikulum Muatan Lokal yang menjadi wadah agar generasi penerus makin dekat dan mencintai budaya Betawi yang sekaligus menjadi  payung hukum dan kebijakan untuk melestarikan budaya Betawi yang menjadi modal awal melahirkan kembali budaya Betawi.
Berbagai upaya lain yang sudah seharusnya kita lakukan,  seperti mempromosikan kebudayaan Betawi pada kedutaan kedutaan asing yang ada di jakarta serta  melalui berbagai kegiatan sepanjang tahun juga harus lebih di tingkatkan.
Seperti halnya yang terjadi di pulau dewata Bali, sampai saat ini PECALANG, Â Dalam Bahasa Bali, pecalang diambil dari kata "celang" yang artinya tajam indranya.
Pecalang adalah polisi tradisional yang bertugas menjaga, mengamankan, menertibkan desa, wilayah, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun upacara adat atau keagamaan. Singkatnya, pecalang merupakan polisi adat Bali.
Dan sebenarnya sosok pecalang di pulau dewata ini juga di miliki oleh masyarakat betawi dengan para jawara jawaranya, jadi sangatlah mungkin jika budaya betawi melalui para sosok jawara/ petugas berseragam pangsi juga dapat lakukan hal yang sama dengan para pecalang di pulau dewata.
Lalu apakah Apakah pelaksanaan tugas pengamanan yang dilakukan oleh para jawara/ petugas berseragam pangsi di DKI Jakarta nantinya akan di anggap sebagai  suatu pelanggaran?
Jawabannya adalah Tidak, karena kita semua sebagai warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara sebagai amanat dari Pasal 30 ayat 1 UUD NRI 1945.
Pelestarian seni dan budaya, memanglah tidak mudah. Namun, dengan adanya kesadaran kita semua sebagai masyarakat betawi serta didukung oleh PERDA & PERGUB seharusnya ini semua akan menjadi lebih mudah. Melahirkan kembali kembali budaya, dan di teruskan dengan mempertahankan eksistensi budaya, menjadi tanggung jawab kita bersama.Salah satu cara dengan meng'Kolaborasikan budaya betawi dengan perubahan zaman akan membuat budaya betawi kembali hidup dan mudah diterima kembali oleh masyarakat hal ini karena  Kebudayaan itu adalah hal yang dinamis. Oleh karena itu, kita harus mengkuti arus perubahan zaman akan tetapi tetap tidak membuat keaslian seni dan budaya betawi menjadi  hilang.
Ada beberapa cara kolaborasi seni dan  budaya dengan perkembangan zaman yang dapat kita lakukan sebagai upaya melestarikan serta melahirkan kembali budaya Betawi, antara lain dengan  cara pemanfaatan teknologi informasi.
Generasi muda saat ini atau yang biasa disebut generasi milenial dan Z, lebih cenderung memiliki ketertarikan teknologi visual. saat ini generasi muda  lebih menyukai Instagram atau YouTube, tik tok dan lain lainnya. Oleh karena itu, kita juga harus menyesuaikannya membuat konten budaya menarik untuk ditampilkan di sana sehingga membuat mereka tetap mengenal dan tertarik terhadap seni dan budaya betawi.
Jika hanya menampilkan satu jenis seni budaya, misalnya gambang kromo, segmennya terbatas. Akan tetapi, kalau kolaborasi masyarakat atau penikmat seni yang disasar lebih banyak.
"Laskar Betawi Menolak seni dan budaya Punah"
Zaman ini, banyak masyarakat lebih memilih mengikuti budaya kebarat-baratan karena dianggap lebih simpel dan modern. Hal itu membuat kearifan lokal makin terpinggirkan jika dibiarkan warisan budaya ini mendekati kepunahan.
Memasuki tahun 1990-an, masyarakat mulai meninggalkan ritual budaya Ondel-ondel yang pada akhirnya nanti budaya ondel ondel hanyalah sebatas di pergunakan untuk mencari rezeki dengan mengamen di jalanan.
Perkumpulan Laskar Betawi tidak ingin ke sakralan dari ondel-ondel benar-benar hilang, bahkan generasi muda di kemudian hari tidak tahu lagi tentang sejarah dan makna dari ondel-ondel. (Created By Laskar Ardhy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H