Mohon tunggu...
A Muntaha Afandie
A Muntaha Afandie Mohon Tunggu... Administrasi - Berkelana di padang kata dan samudera makna

Alumnus International Islamic Call College, Libya. Kini, sedang konsentrasi pada kajian Linguistik Arab Modern, Program Pascasarjana Universite de la Manouba. \r\n\r\nBelajar menulis di blog pribadi: www.muntahaafandi.web.id\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

JUTAAN NYAWA DI CANGKIR KOPI

21 Mei 2015   21:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432218081756520424

"Paling ini tambahan saya," sambil menunjukkan kue croissant.

Pantas rata-rata mahasiswa turun dari metro yang tak jauh dari Fakultas Sastra, Seni, dan Humaniora, langsung menyerbu kafe yang berada di samping perpustakaan.

"Saya tak sempat sarapan pagi karena keluar dari rumah pukul 5:15," sambil menunjukkan segelas kopi dan roti.

Lama kemudian, hampir genap satu tahun, saya pun mengamini: ngopi memberi inspirasi dan obat mujarab saat sedang tidak mood berkencan dengan buku.

Rupanya, jutaan nyawa warga negeri ini ada di cangkir kopi. Tanpa kopi negeri ini seperti negeri mati, tanpa kopi gang-gang perumahan akan sunyi: tak ada adu mulut pemain kartu yang kalah, tanpa kopi tak ada asap chicha mengepul. Dan, pengangguran semakin menjamur-- meski warkop sendiri terkadang jadi terminal para pengangguran, setidaknya ia menyediakan lapangan pekerjaan untuk pelayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun