Waktu itu, pak muji dengan kemaunya sendiri membeli peralatan tulis dari uang hasil kerjanya. Dia rela membelikan buku tulis, papan bor, dan kapur untuk menuliskan pelajaran. Santrinya juga senang sekali dengan kedatangan ustadz tersebut.
Ada Lima puluh santri yang ikut pak muji untuk belajar. Pak muji berusaha penuh agar semua santri yang ada di sana mendapatkan pendidikan yang layak.
Walaupun tidak bisa mengajak semuanya, tapi cukup untuk mewakili dusun tersebut kelak suatu hari nanti.
Santri pak muji bermacam-macam, ada yang masih kecil, ada yang sudah kumisan, ada juga santri yang masih anak-anak dan masih di awasi oleh orang tuanya.
Bagi pak muji itu tidak menjadi masalah, karena datangnya santri dengan semangat untuk belajar saja sudah membuatnya senang.
Harapan terbesar dari pak muji adalah ketika anak-anak didiknya tumbuh besar, mereka bisa memajukan bangsa mereka, terutama dusun yang mereka tinggali.
Itulah pak muji sosok guru yang ikhlas untuk mengajarkan ilmu-ilmunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H