Mohon tunggu...
Mansur
Mansur Mohon Tunggu... Guru - Lajang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Ingin mendapatkan Telor Jangan potong Ayamnya...!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Nikmatnya Makan Sepiring Berdua

15 Mei 2019   14:51 Diperbarui: 15 Mei 2019   15:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesetiaan ibu ku begitu luar biasa. Simak penuturannya berikut ini. Perasaan sayang yang sangat kuat membuatnya mantap menikah dengannya. Ia tak peduli lagi meski dia tak punya apa-apa. Ia banyak mengalami hal-hal luar biasa dengannya. Malah tidak sabar, mungkin ia sudah tidak bersamanya lagi. 

Awal menikah, mereka tinggal di Rumah Umi. Meski hidup seadannya, beliaulah yang membiyayai hidup mereka. Ibu Dan Bapak tak jarang Makan Sepiring berdua Karena memang benar-benar tak ada yang bisa dimakan. Berat rasanya jadi istri dari suami penganggur, apalagi setelah menikah ia tidak lagi bekerja.

Tapi iayaqin, Allah tidak mungkin memberikan cobaan pada umat-Nya melebihi kemampuannya. Ia yaqin, pasti ada sesuatu yang akan diberikan Alloh padanya. Beruntung, Umi sangat sayang padanya. Ia sendiri tak jerah memberikan masukan padanya untuk mengubah hidup. 

Mereka sama-sama saling belajar menerima kelebihan Dan kekurangan satu sama lain. Pelan-pelan, hidupnya mulai berubah menjadi lebih baik, terutama setelah ia hamil. Mungkin dia sendiri sudah capek dengan kehidupannya yang seperti ITU.

Silahkan tuliskan pemahaman anda di kolom komentar tentang kisah di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun