Mohon tunggu...
Humaniora

SANTRI PERADABAN

27 Juni 2015   12:49 Diperbarui: 27 Juni 2015   12:49 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesantren adalah lembaga sistem pendidikan tertua dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang asli.Jika disandingkan dengan berbagai lembaga pendidikan yang muncul di Indonesia , pesantren memiliki akar yang kuat.Tradisi pesantren yang telah mengakar selama 800 tahundan diwariskan secara turun temurun telah memainkan peranan penting dalam kesejarahan pembentutukan identitas bangsa Indonesia.Peranan ini dapat dibuktikan dengan berbagai sumbangsih pesantren dalam berbagai bentuk,misalnya resolusi jihad yan g dikeluarkan oleh KH Hasyim Asyari.Melalui resolusi jihad yang menyatakan wajib hukumnya memerangi penjajah dan jika mati dihukumi mati syahid tergambar jelas perjuagan kaum santri dalam sejarah nasional.

Pesantren selama 8 abad telah mengalami berbagai fase atau perkembangan .Mulai dari tahun kemunculannya pada abad ke 13 kemudian dilemahkan keberadaannya selama penjajahan belanda dan dalam 16 tahun ini bangkit sebagai kekuatan terpendam bangsa Indonesia semakin mengukuhkan eksistensinya.Dengan jumlah santri yang mencapai 4 juta dan tersebar di 25 ribu pondok pesantren telah ikut berpartisipasi dalam membentuk identitas bangsa.Sistem pengajian para santri yang menekankan tradisi penguasaan keilmuan keagamaan islam klasik disertai dengan takdzim pada kyai merupakan usaha dalam menjaga nilai-nilai asli budaya Indonesia.

SANTRI dan PESANTREN

Santri ditinjau dari segi bahasanya berasal dari bahasa Hindu yaitu chantrik yang maknanya dinisbatkan pada orang yang sedang belajar dibawah seorang resi atau pendeta.Jika dilihat secara umum santri dapat dimaknai seseorang yang menuntut ilmu dibawah asuhan seorang kyai dan bertempat tinggal di pondok pesantren.

Awal mulanya,seorang santri yang telah lama belajar di pesantren mukim ke suatu tempat untuk mengamalkan ilmunya atau dengan niatan untukl berdakwah.Setelah lama tinggal didaerah tersebut,santri mulai mendapat kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat mulai menitipkan anaknya untuk mengaji.Seiring denga perkembangan pengajian yang meningkat,kemudian dibangunlah sebuah surau sebagai lokasi atau tempat untuk mengaji.terus berkembang sampai berdirilah pondok pesantren yang mapan.

Dengan model pembelajaran yang berasrama,seorang santri diharuskan mengikuti budaya yang telah mapan berkembang di lingkungan kebudayaan pondok pesantren.Ketundukan mutlak pada kyai mejadi doktrin dalam pencarian ilmu agar dapat mencapai ilmu yang manfaat dan barokah.Karakter sehari-hari dibentuk dalam pola-pola yang telah mapan di pondok pesantren.Dikarenakan semakin berkembangnya pesantren,kyai membuat seperangkat aturan yang mengikat untuk menjamin terjadinya proses pembelajaran yang efektif di peantren.

SANTRI dan PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Dunia bergerak cepat dalam arus globalisasi.Bangsa Indonesia yang berakar pada tradisi ketimuran dan berpijak pada tradisi Melayu Nusantara kini sedang meramu dengan modernisasi Barat dalam kerangka Globalisasi.Konsekuensinya adalah budaya-budaya asli akan semakin kabur dan masyarakat akan terseret dalam budaya yang diterima oleh umum.Ekses –ekses negatif globalisasi akan semakin cepat merambah Indonesia bila kemampuan kebudayaan Indonesia untuk memfilter melemah.Materialisme,hedonisme yang berkembang adalah bukti  melemahnya filter kebudayaan.

Ekses-ekses tersebut diharapkan dapat ditanggulangi oleh santri pondok pesantren.Setidaknya santri dengan pengalaman kehidupannya dipondok pesantren yang sederhana memilki jiwa yang “dapat dikatakan” tangguh.Istiqomah,prihatin (bukan miskin),patuh pada guru ,menghormati yang lebih tua,jujur,saling berbagi adalah karakter-karakter yang telah mapan dalam budaya pesantren.Karakter tersebut sangat bertentangan dengan arus negatif globalisasi yang melanda Indonesia.

Santri juga diajarkan tentang kesederhanaan dan kebersamaan.Dengan diasramakan,tidak ada lagi sekat antara yang berpunya dan tidak berpunya.Kebersamaan ini akan jelas terasa karen perasaan senasib jauh dari orang tua yang mana mengharuskan mereke untuk saling tolong menolong.

Dengan pengajaran akhlaq dipesantren.santri diarahkan pada terbentuknya karakter jujur,kerja keras,saling mengasihi,terus belajar dan lain sebagainya.Santri juga dituntut untuk selalu mengasah spiritualitasnya disamping terus mengasah kemampuan intelektualnya.Melalui Riyadloh,sholat malam dan lain lain karakter santri akan kuat dalam menghang arus negatif globalisasi.

Karakter-karakter santri  demikianlah yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dalam membangun Peradaban Indonesia Modern.Dengan motto pesantren “Al muhafadzotu ala qodim assolih wal akhdu bil jadidi al aslah(menjaga budaya yang bai dan mengambil budaya yang lebih baik)” bangsa ini akan berjalan sesuai rel yang telah digariskan oleh para founding fathers.Tidak terseret dan terjebak dalam globalisasi.

Tentu kita berharap ,santri santri sekaliber Wahid Hasyim,Abdurrahman Wahid akan terus lahir dari rahim pesantren dan dapat menjadi poros utama dalam pembentukan karakter Peradaban Indonesia Modern.

Kesugihan 21 April 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun