ﺑﺎﺏ ﺩﻋﺎﺀ ﺍﻟﺠﺎﻟﺲ ﻓﻲ ﺟﻤﻊ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻭﻣﻦ ﻣﻌﻪ “
Bab do’a nya orang yang duduk berjama’ah untuk dirinya dan orang yang bersamanya .
4. Imam at-Tabrani meriwayatkan di dalam kitab al-kabir dan imam hakim di dalam kitab al-mustadrak, imam adz-dzahabi mendiamkannya : dari habib bin maslamah al-fahri aku mendengar rasulullah bersabda : Tidaklah berkumpul suatu kumpulan kemudian sebagian dari mereka berdo’a dan di amini oleh semuanya kecuali Allah akan mengabulkan doa mereka.
Imam al-haitsami dlm majma’uz zawaid: hadist ini diriwayatkan oleh imam thobrani dan perowi” nya shohih kecuali ibnu lahi ah namun beliau masuk kategori hasan hadistnya.
5.) Riwayat An-nasa’i dalam kitabul ilm “Dari Muhammad bin Qois,dari ayahnya bahwa seorang laki-laki mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu menanyakan tentang suatu. Lalu Zaid berkata: “Kamu bertanya kepada Abu Hurairah saja. Karena ketika kami, Abu Hurairah dan si fulan di Masjid, kami berdoa dan berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla, tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar kepada kami, sehingga duduk bersama kami, lalu kami diam. Maka beliau bersabda: “Kembalilah pada apa yang kalian lakukan.” Zaid berkata: “Lalu aku dan temanku berdoa sebelum Abu Hurairah, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca amin atas doa kami. Kemudian Abu Hurairah berdoa: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu seperti yang dimohonkan oleh kedua temanku. Dan aku memohon kepada-Mu ilmu pengetahuan yang tidak akan dilupakan.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Amin.” Lalu kami berkata: “Wahai Rasulullah, kami juga memohon ilmu pengetahuan yang tidak akan dilupakan.” Lalu beliau berkata: “Kalian telah didahului oleh laki-laki suku Daus (Abu Hurairah) itu”. (HR. al-Nasa’i dalam al-Kubra [5839],
Imam adz Dzahabi menyebutkan riwayat ini dalam siar a’lamun nubala’ biografi abu hurairoh setelah menyebutkan hadist ini ;
6. ) Atsar al-Nu’man bin Muqarrin radhiyallahu ‘anhu. Dalam peperangan Persia, pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab, Panglima al-Nu’man bin Muqarrin , dan meminta anggota pasukannya membaca amin:
ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﻌﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻣﻘﺮﻥ ﺭﺟﻼ ﻟﻴﻨﺎ ﻓﻘﺎﻝ … ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺍﺳﺄﻟﻚ ﺃﻥ ﺗﻘﺮ ﻋﻴﻨﻲ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺑﻔﺘﺢ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻋﺰ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﺫﻝ ﻳﺬﻝ ﺑﻪ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﺛﻢ ﺍﻗﺒﻀﻨﻲ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ ﺃﻣﻨﻮﺍ ﻳﺮﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺄﻣﻨﺎ ﻭﺑﻜﻴﻨﺎ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ﻓﻲ ﺗﺎﺭﻳﺨﻪ . ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﻌﻤﺎﻥ : ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﺩَﺍﻋِﻲَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺑِﺪَﻋْﻮَﺓٍ ، ﻓَﺄَﻗْﺴَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻟَﻤَّﺎ ﺃَﻣَّﻦَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺍُﺭْﺯُﻕَ ﺍﻟﻨُّﻌْﻤَﺎﻥَ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟﺸَّﻬَﺎﺩَﺓَ ﻓِﻲ ﻧَﺼْﺮٍ ﻭَﻓَﺘْﺢٍ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﻣَّﻦَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡُ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺷﻴﺒﺔ ﺑﺴﻨﺪ ﺻﺤﻴﺢ .
“Al-Nu’man bin Muqarrin seorang laki-laki yang lembut. Lalu beliau berkata: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, agar Engkau sejukkan mataku pada hari ini dengan penaklukan yang menjadi kemuliaan Islam dan kehinaan orang-orang kafir. Kemudian ambillah aku kepada-Mu sesudahnya dengan mati sebagai syahid. Bacakanlah amin, semoga Allah mengasihi kalian.” Maka kami membaca amin atas doa beliau dan kami menangis.” (HR. al-Thabari, Taikh al-Umam wa al-Muluk, 4/235). Dalam riwayat lain, al-Nu’man berkata: “Sesungguhnya aku akan berdoa kepada Allah dengan satu permohonan, aku bersumpah agar setiap orang dari kalian membacakan amin untuk doa tersebut. Lalu al-Nu’man berkata: “Ya Allah, berilah al-Nu’man rizki meninggal sebagai syahid dalam kemenangan dan penaklukan atas mereka.” Perawi berkata: “Lalu kaum membaca amin.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf [34485]). Sanad atsar tersebut shahih.
7.) Dalam perang Uhud, Abdullah bin Jahsy ra. berkata kepada Sa’ad bin Abin Waqash ra., “Hai Sa’ad, mari kita berdo’a bersama.” Maksudnya, setiap orang mendo’akan keinginannya, lalu diamini oleh temannya. Do’a seperti ini lebih cepat dikabulkan. Kedua sahabat tadi pergi ke suatu sudut dan berdo’a. Yang berdo’a pertama kali adalah Sa’ad ra.. “Ya Allah, jika esok kami bertempur, maka hadapkanlah kepadaku musuh yang berani. Yang menyerang saya dengan hebat, lalu saya melawannya dengan hebat pula. Lalu karuniakanlah kepadaku kemenangan, dan membunuh mereka di jalan-Mu, dan karuniakanlah kepada kami harta rampasan.” Abdullah ra. pun mengamini do’a sahabatnya. Kemudian, giliran Abdullah bin Jahsy ra. Berdo’a, “Ya Allah, jika esok kami bertempur, maka hadapkanlah kepadaku musuh yang kuat, dan beranikanlah saya untuk melawannya. Lalu ya Allah, syahidkanlah saya dalam keadaan terpotong hidung dan telinga saya, sehingga pada hari Kiamat nanti, ketika di hadapan Rasulullah SAW., Engkau akan bertanya, “Hai Abdullah, mengapa hidung dan telingamu terpotong?” maka saya akan menjawab, “Ya Allah, hidung dan telinga saya telah terpotong untuk berjuang di jalan-Mu dan di jalan Rasul-Mu.” Dan, Engkau akan berkata, “Benar…, Semuanya telah terpotong di jalan-Ku.” Sa’ad pun berkata, “Amin.”. Esoknya, terjadilah pertempuran sengit. Dan do’a keduanya telah dikabulkan Allah SWT., persis seperti yang mereka do’akan.
Sa’ad ra. bercerita, “Do’a Abdullah bin Jahsy lebih baik daripada do’a saya. Saya melihat telinga dan hidungnya telah terpotong-potong dan pedangnya pun telah patah dalam perang Uhud itu. Kemudian Nabi SAW. memberinya sebatang ranting pohon. Setelah diterima, ranting itu langsung menjadi pedang. Pedang itu langsung di gunakan berperang. Pedang itu masih ada selama beberapa masa, kemudian dijual seharga 200 dinar.” (Al-Ishabah)