MAKNA MEMBACATeruslah membaca, terserah itu buku apapun. Aku membaca bukan hanya untuk tahu. Aku juga ingin bahwa apa yang kubaca itu ikut membentuk sebagian dari pandanganku. Karena itu, aku mencerna, memeras dengan modal intelektualitas yang tersedia dan dalam pergulatannya dengan situasi.
Memang aku dahaga. Dahaga akan segala pegaruh. Karena itu, kubuka bajuku ku sajikan tubuhku yang telanjang agar setiap bagian dari tubuhku berkesempatan memandang alam luas dan memperoleh bombardemen dari segala penjuru. Permainan yang tak kan pernah usai ini sangat mengasyikkan “Ahmad Wahib”.
Membaca adalah suatu proses yang di lakukan serta dipergunakan oleh membaca untuk memperoleh pesan yang hendak di sampaikan oleh penulis melalui kata-kata/bahasa tulisan “Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan 1990”.
Sementara pakar bahasa F.M. Hodgson mendefinisikan membaca sebagai suatu proses yang di lakukan serta di pergunakan membca untuk memperoleh pesan yang di sampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulisan.
Definisi membaca akan semakin banyak ditemukan karena setip para ahli mempunyai definisi yang berbeda-beda tentang membaca. Secara subtansi membaca telah dipahami arti dan maknanya secara luas. Hal yang sesungguhnya paling mendasar adalah bagaimana cara kita untuk menjadikan membaca menjadi sebuah budaya di tengah-tengah masyarakat kita.
Orang membaca buku memiliki berbagai tujuan. Secara sederhana, ada beberapa tipologi orang membaca, khususnya membaca buku.
membaca buku knowledgable, yaitu membaca yang menelaah dan memahami isi buku yang telah di bacanya. Bagi orang yang termasuk dalam kategori ini, hal yang terpenting adalah menguasai dengan baik isi buku tersebut. Hal ini di lakukan karena ada kepentingan yaitu menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang sedang di tekuni. Mereka yang melakukan telaah buku dalam kategori ini umumnya adalah para mahasiswa atau ilmuwan dalam suatu bidang tertentu.
membaca karena keingintahuan. Pembaca seperti ini lebih mengejar rasa keingintahuan atas sebuah fenomena secara mandala. Persoalan isi dan substansi buku sama sekali lepas dari perhatiannya.
Di awal tahun 2009 di jombang jawa timur muncul fenomena pengobatan batu ‘ajaib’ yang di lakukan oleh seorang bocah bernama ponari, media beramai-ramai memberitakannya.
Tidak sampai dua minggu setalah ramainya cerita tentang pengobatan ajai ini terbit sebuah buku kecil yang beredar di berbagai tempat di jawa timur, mulai dari terminal, stasiun dan berbagai tempat lainnya. Isinya tentu saja tentang ponari. Dan sebagaimana dapat di tebak, buku yang di cetak asal-asalan dan isinya di dominasi oleh kliping berita Koran tentang ponari ini pun laris manis.
Membaca sebagai sarana mencari hiburan. Tidak sedikit orang yang membaca buku sekedar mencari hiburan diri. Mereka yang termasuk dalam kategori ini biasa mencari buku-buku ringan yang sesuai dengan seleranya. Oreantasi hiburan menjadikan membaca sebagai sebuah aktivitas yang umumnya sebatas kesenangan untuk menghibur diri saja.
Membaca sebagai kebutuhan. Pembaca seperti ini basanya menjadikan membaca sebagai sebuah kebutuhannya. Kebutuhan manusia tidak hanya dengan material saja tapi manusia juga membutuhkan kesehatan rohani dan spiritual, kebutuhan jasmani diperoleh dari makanan, sedangkan kebutuhan rohani dapat diperoleh dengan membaca buku yang bermutu.
Dengan membaca, seorang akan semakin kaya jiwanya, luas pengetahuannya, dan memiliki perspektif yang semakin matang dalam memandang setiap fenomena dan persoalan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H