Khonghucu ataupun bersuku Tionghoa.
Nuansa Imlek di pusat-pusat perbelanjaan mulai terasa sejak dua sampai tiga minggu sebelum hari Raya Imlek. Hiasan dan dagangan pernak-pernik Imlek mulai bertebaran, Musik bernuansa Imlek mulai menggema di seantero ruangan. Ini seakan-akan menandakan banyak masyarakat Indonesia yang merayakan Imlek, walaupun bukan beragamaNamun dalam fakta historisnya Imlek adalah salah satu Hari Besar dalam Agama Khonghucu. Imlek merupakan bagian dari proses ritual, yang merupakan awal dari proses persembahyangan empat musim yang di peruntukkan kepada Tuhan, Alam dan Leluhur
Adapun secara historis keberadaan Agama Khonghucu sendiri mulai ada sejak era Tiga Raja Purba (San Huang ) yaitu Raja Fu Xi (2953-2838 SM), Raja Shen Nong (2838 - 2698 SM) dan Kaisar Huang Di (2698 - 2598 SM). Era Raja Fuxi dan Raja Shen Nong adalah era di mana manusia mengenal peradaban. Pada Era Raja Fuxi manusia mulai belajar menggunakan api, manusia mulai menggunakaan adat pernikahan. Sementara itu pada era Raja Shen Nong, terkenal sebagai ahli obat-obatan. Era Kaisar Huang Di atau dikenal dengan Kaisar Kuning mendapat julukan Bapak Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan karena pada masa beliau banyak terjadi penemuan penting terutama huruf dan sistem kalender. Sistem kalender era Kaisar Huang Di inilah yang menjadi cikal-bakal perhitungan kalender Imlek.
Ketika masa kehidupan Kongzi atau dikenal juga dengan sebutan Konfusius (551 – 479 SM), menganjurkan Raja-Raja pada waktu itu untuk mengadopsi kalender Dinasti Xia, karena membantu umat manusia untuk hidup selaras dengan Langit dan Bumi. Kongzi memilih untuk mengadopsi kalender Xia. Kalender Zhou lebih cocok untuk astronomi, sedangkan kalender Xia lebih sesuai dengan kebutuhan para petani karena memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan sesuai dengan siklus musiman. Meskipun kedua kalender tersebut berhubungan dengan pergerakan alam, Kongzi mengikuti kalender Xia karena kalender tersebut juga selaras dengan gaya hidup agraris masyarakat. Oleh karena itu, mengadopsi kalender Xia membantu umat manusia untuk hidup selaras dengan Langit dan Bumi.(Arunkhajornsak, 2019)
Dinasti Qin
Jaman dinasti Qin Agama Khonghucu mengalami masa kegelapan karena Kaisar Qin Shi Huang melarang ajaran Agama Khonghucu. Tetapi berdirinya Dinasti Qin juga merupakan awal Negara Tiongkok saat ini. Dengan adanya Dinasti Qin bahasa, ukuran-ukuran stauan menjadi lebih seragam. Wilayah Tiongkok ytang tadinya di kuasai oleh raja-raja kecil maka dapat bersatu menjadi wilayah Tiongkok yang besar hingga saat ini.
Adapun pemerintahan Dinasti Qin terbentuk antara lain juga karena dari pengaruh tokoh Khonghucu bernama Xun Zi (326 – 233 SM). Xun Zi adalah tokoh Agama Khonghucu yang fokus mempelajari ajaran Kongzi sebagai Ilmu Menata Negara yang disebutnya dengan nama Da Ru (大 儒). Murid Xun Zi yang terkenal yaitu Li Si dan Han Fei Zi. Li Si ditugaskan menjadi perdana menteri di negeri Qin membantu Qin Shi Huang Di (秦 始 皇 帝) untuk menyatukan Tiongkok. Xunzi membina raja negeri Qin (ayah Qin Shi Huang Di) dan mengirim Li Si menjadi perdana menteri di negeri itu. Namun setelah Qin Shi Huang Di menguasai seluruh Tiongkok (221-206 SM), kaisar tersebut berbuat brutal dalam memerintah. Hal ini menyebabkan nama Xun Zi ikut tercemar. Sementara itu Han Fei Zi kemudian menjadi tokoh aliran Legalisme yang terkenal. (Arif, 2013b)
Dinasti Han
Lain halnya dengan zaman Dinasti Han yang merupakan masa keemasan dalam Sejarah Agama Khonghucu. Sejak zaman dinasti Han (207 SM) Agama Konghucu adalah untuk semua rakyat Tiongkok atau bangsa Tionghoa. Pemimpin Agama Khonghucu tertinggi adalah Kaisar. Kaisar dianggap sebagai anak Tuhan atau Tian Zi ( 天 子 ). (Arif, 2013a)
Hal tersebut dimulai pada jaman Raja Han Wu Di (140-86 SM) yang menetapkan Agama Khonghucu menjadi agama negara. Sistem ujian negara untuk mengganti sistem keturunan bagi jabatan-jabatan penting dilaksanakan. Ujian menggunakan materi sesuai dasar dalam Kitab Suci Agama Khonghucu yang diajarkan oleh Kongzi.