Mohon tunggu...
Santosa Sandy
Santosa Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Hiduplah Indonesia Raya

Saya berdoa agar dapat menghadirkan manfaat bagi Bangsa Indonesia. Amin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Banjir Lahar Gunung Agung Tidak Perlu Ditakuti, Jika Kita Lakukan 4 Langkah Ini

11 Desember 2017   08:06 Diperbarui: 14 Desember 2017   11:48 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabodam juga sudah terisi penuh oleh material yang diprediksikan berasal dari letusan Gunung Agung tahun 1963. Upaya revitalisasi sabodam dapat dilakukan oleh BNPB dan Kementerian PUPR dengan cara membersihkan pepohonan tersebut dan mengeruk endapan sedimen pada sabodam. Sosialisasi sempadan sungai oleh pemerintah kepada masyarakat yang tinggal di sekitaran sungai laharan juga akan memberikan gambaran akan bahaya banjir lahar kepada masyarakat.

  • Perlindungan infrastruktur masyarakat

Infrastruktur masyarakat seperti jembatan, bendung irigasi, dan mata air perlu dilindungi dari bahaya banjir lahar. Perlindungan ini sangat diperlukan karena tidak mungkin memindahkan infrastruktur tersebut ke lokasi lain. Terlebih dari pertimbangan tersebut, infrastruktur ini sangat vital dan berfungsi untuk menunjang aktivitas masyarakat. Perlindungan yang dapat diberikan antara lain dengan memasang bronjong dan pengarah aliran di dekat infrastruktur tersebut. Masyarakat juga dapat berperan dengan melaporkan kondisi infrastruktur ke posko penanggulangan bencana apabila terjadi ancaman kerusakan infrastruktur tersebut.

  • Pendampingan komunitas tanggap bencana

Masyarakat Bali telah memiliki komunitas tanggap bencana yakni Komunitas Pasebaya. Pemerintah perlu hadir dan mendampingi komunitas tanggap bencana yang ada di masyarakat sebagai pengarah dan penjaga kebenaran informasi. Keberadaan komunitas tanggap bencana dapat menjadi penyambung lidah antara pemerintah dan masyarakat terkait strategi tanggap darurat di lapangan. Komunitas masyarakat terbukti efektif menjangkau warga hingga ke daerah yang paling berisiko bencana. 

Oleh karena itu, Komunitas Pasebaya dinilai sangat potensial untuk dijadikan embrio pengembangan sistem peringata dini berbasis masyarakat. Salah satu contoh sukses pengembangan sistem peringatan dini banjir lahar berbasis masyarakat adalah sistem peringatan dini di Jeneberang, Sulawesi Tenggara, dimana Balai Sabo dan masyarakat berperan aktif dalam mengembangkan sistem tersebut.

  • Penyediaan transportasi darurat bencana

Saat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup untuk penerbangan sipil, banyak turis yang kesulitan untuk meninggalkan Bali. Ketersediaan transportasi darat menuju bandara terdekat di Lombok juga terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah turis yang akan meninggalkan Bali pada saat erupsi. Pada sisi lain, beberapa jembatan yang berada pada jalur nasional menuju Lombok dan Surabaya melintasi sungai-sungai lahar. 

Sebagai solusi alternatif, perlu disediakan jembatan darurat yang siap dipasang pada skenario putusnya jembatan utama. Alternatif transportasi laut yang dapat mengakomodasi jumlah turis yang akan meninggalkan Bali pada saat bencana juga perlu dipersiapkan. Informasi mengenai transportasi pada saat darurat bencana juga sangat dibutuhkan oleh para turis.

Akhir kata, penerapan Catur Jagabaya akan menjadi solusi praktis yang sangat memungkinkan untuk dilakukan pada masa tanggap bencana yang saat ini. Masyarakat, swasta, dan pemerintah diharapkan dapat segera merealisasikan keempat langkah pengurangan risiko banjir lahar tersebut sebelum banjir lahar benar-benar terjadi. 

Catur Jagabaya dapat menghindarkan masyarakat dari paparan langsung bahaya lahar, mengurangi kerentanan masyarakat terhadap bencana, dan meningkatkan kapasitas masyarakat agar dapat beradaptasi dengan adanya bencana lahar. Sebagai dampak yang lebih luas, penerapan Catur Jagabaya juga dapat meningkatkan rasa aman bagi calon turis yang akan berlibur ke Bali pasca letusan Gunung Agung. Keberadaan turis akan terus menyambung rantai perekonomian masyarakat Bali yang secara signifikan sangat bergantung pada sektor pariwisata.

Penulis

Santosa S. Putra dan Dwi Kristianto

Ucapan Terima Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun