Mohon tunggu...
Santosa SPd
Santosa SPd Mohon Tunggu... wiraswasta -

Anggota komunitas Blogger Cirebon, aktif menulis di Kompasiana sejak Oktober 2011.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Simbiosis Mutualisme di Tengah Alam Karangsong Indramayu

10 Desember 2016   23:17 Diperbarui: 10 Desember 2016   23:37 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pada Jumat itu (9-12-2016) saya sebenarnya ada kegiatan yang membutuhkan mobilitas tinggi, tapi masih mengikuti dari media sosial tentang acara Hari Ulang Tahun Pertamina (Persero) yang ke 59 di Pantai Karangsong, Indramayu. Ada pesan rilis, tentang kehidupan yang saling menguntungkan yang ada di wilayah Indramayu. Wah saya penasaran, apakah memang seperti itu? 

Cari-tahu tentang sejarah bagaimana tentang mulai terkenalnya taman wisata Mangrove di Pantai Karangsong, Indramayu ternyata berawal dari kebocoran minyak Pertamina yang ada di wilayah sana. Namun, yang namanya musibah memang tidak ada yang tahu dan tidak ada yang menginginkan. Alhasil, hikmah dari persoalan kebocoran tersebut. Pertamina bertanggung jawab penuh terhadap pencemaran lingkungan yang terjadi pada tahun 2008 itu. 

Nah, singkatnya Pertamina bersama masyarakat bahu membahu melakukan perubahan dengan melakukan penanaman pohon mangrove secara berkala dan berkelanjutan yang pada akhirnya kawasan itu sudah menjadi tempat wisata. Memang ajaib, tidak diduga, yang awalnya musibah menjadi berkah. Ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang luar biasa.

Singkat cerita, pada 2016 ini Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan sudah menjadi bagian bagi kehidupan warga yang ada di Pantai Karangsong, Indramayu. Pemerintah melalui Pertamina bahkan telah banyak membantu warga dalam meningkatkan kualitas hidup melalui pendampingan usaha kredit kecil menengah.

Kini  Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan bersama masyarakat setempat bahkan sudah banyak meluncurkan produk inovatif, seperti makanan olahan berbahan Mangrove. Produk tersebut sebagai salah satu potensi untuk mengangkat perekonomian masyarakat Indramayu.

Hingga saat ini, kemarin Jumat 9 Desember 2016 di Komplek Patra Ayu, Indramayu tepatnya, seperti yang rilis saya dapatkan. Ada edukasi dan pelatihan pengolahan makanan berbagan baku mangrove dalam kegiatan “Cooking with Mangrove” bersama Chef Aiko. Acara itu lebih ke kursus memasak yang diikuti sekitar 200 peserta dari ibu-ibu PKK Kabupaten Indramayu, UMKM Binaan Pertamina yang diharapkan nantinya dapat memberikan alternatif produk olahan makanan berbahan baku mangrove.

Dari alam untuk manusia, dan dari manusia untuk alam. Begitulah seterusnya. Contohnya, kelompok Jaka Kencana. Kelompok Abdul Latif ini sudah memiliki 50 orang anggota, dan telah menghasilkan produk pangan berbahan dasar mangrove seperti sirup, kecap, tempe, cokelat, dan aneka keripik. Wah sungguh luar biasa. Gumamku.

Hingga pak Rustam Aji selaku Head of Communication and Relation Pertamina RU VI Balongan menyebutkan bahwa, masih perlunya pengembangan mangrove sebagai sumber makanan olahan sebagai potensi usaha bagi masyarakat sekitar Karangsong, sehingga nantinya akan bisa menjadi salah satu makanan khas atau unggulan yang bisa dinikmati seluruh kalangan masyarakat dan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. 

Saya sependapat dengan beliau, karena ekosistem alam bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. Seperti yang sudah dilakukan di kawasan mangrove di Pantai Karangsong, hingga akhirnya terbitlah literatur buku dengan judul “Berlabuh di Pantai Karangsong”. Itu semua berkah dan hikmahnya sebuah musibah masa lalu menjadi berkah di masa kini dan nanti.

Menarik, memang. Dari talk show kemarin juga tentang “Potensi Mangrove dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat” yang dihadiri narasumber antara lain Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Bupati Indramayu Anna Sophanah, GM RU VI Balongan Afdal Martha, serta Abdul Latif yang mewakili masyarakat penggiat lingkungan Pantai Karangsong. Membahas tentang “Pemberdayaan Pesisir dan Pembersihan Pantai” di 5 wilayah. Yakni Tanjung Uban – Kepulauan Riau, Indramayu – Jawa Barat, Cilacap – Jawa Tengah, Banyuwangi – Jawa Timur dan Balikpapan –Kalimantan Timur. Semoga dari rentetan kegiatan HUT Pertamina ke 59 itu berbuah manis.

Karena alam dan manusia haruslah selamanya bersahabat. Seperti apa kata pak Rustam tadi, bahwa, untuk komitmen Pertamina dalam konservasi dan rehabilitiasi lingkungan, dimana hasilnya tidak hanya memberi dampak positif terhadap alam namun juga memberi kontribusi yang signifikan dalam memajukan perekonomian masyarakat. 

Salah satu contoh manisnya adalah, saya mendapatkan oleh-oleh dari komunitas UMKM binaan Pertamina, wah luar biasa memang produk mereka, siap dan pantas untuk diekspor keluar negeri. Hehehee...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun