Transmisi lokal Covid19 yang katanya berawal dari Wuhan. Menganalisa data dari COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkin tanggal 6 Mei 2020. Total terkonfirmasi positif Covid19 sebanyak 3.677.165. Apabila kita membaca data ini, ada beberapa asumsi tentang penyebaran Covid19.
Sejak Pandemi ini terjadi pada akhir Desember 2019, China dengan jumlah penduduk 1.403.010.000 memiliki kepadatan yang tinggi. Begitupun dengan negara yang memiliki jumlah  penduduk yang sangat tinggi populasinya  seperti India, America, Indonesia, Pakistan, Brasil, Nigeria, Bangladesh, Rusia Mexico dan seterusnya.Â
Dengan populasi dan kepadatan penduduk di kota yang sangat tinggi, seharusnya berbanding lurus dengan jumlah kasus Covid19. Â Adanya transmisi lokal, seharusnya menyebabkan angka penyebarannya akan sangat tinggi di negara-negara tersebut.Â
Tetapi, tidak demikian. Data menunjukan bahwa hanya America menjadi yang tertinggi. Sampai saat ini telah ada sekitar 1,2 juta orang. Berbeda dengan India, Indonesia dan Paskistan yang merupakan lima besar jumlah penduduk.
Namun apa boleh buat, bahwa Pandemi ini telah menjadi masalah global. Pada awal Pandemi ini muncul, Italy merupakan negara di luar China yang memiliki kasus terbanyak.Â
Setelah 4 bulan berjalan, America mengeluarkan kebijakannya rapid test secara masif. Amerika telah mendapatkan data yang cukup significant terhadap penyebaran Covid19.Â
Saat ini America  menjadi negara di luar China dengan jumlah kasus terbanyak.  Dengan informasi ini, dapat ditarik kesimpulan  bahwa selain kasus pertama di Wuhan, Covid19 telah menyebar sebelum munculnya Pandemi ini ke publik di Wuhan. Kita bisa bandingkan data di America dengan negara berpopulasi besar lainnya.
Apabila kita melihat data jumlah penduduk Italy dan America dan membandingkan dengan kasus Covid19. Data menunjukan bahwa ratio jumlah kasus Covid19 dengan jumlah penduduk, memiliki nilai yang hampir sama yaitu 0,35 dan 0,36 persen dari total penduduknya.Â
Hal ini dapat menjadi kekuatiran baru bagi negara-negara lainnya, termasuk Indonesia. Data kasus Covid19 sampai saat ini masih menunjukan persentase 0,0045 persen. Semoga ini data yang sesungguhnya, sebab Indonesia belum melaksanakan rapid test secara masif untuk memprediksi jumlah kasus yang terjadi.
Apapun itu, saat ini Pandemi ini telah menyebabkan krisis finacial yang hebat. Kita berdoa bersama agar para pemimpin bangsa dapat menganalisa dengan sangat jeli tentang fenomena ini.Â
Apakah ini siklus yang alami atau sebuah desain untuk perebutan pengaruh ? Pengaruh antara dua kekuatan ekonomi dunia, Tiongkok melawan America dan sekutunya. Kemudian berimbas ke seluruh dunia. Dapat disebut juga dengan perang dunia III. Perang tanpa letusan senjata dan ledakan bom. Â
Bagaimana kita bangsa Indonesia dan warga negara untuk menyikapinya ? Kita dapat bandingkan dengan penyebaran HIV. Mari kita belajar dari data UNAIDS, pada akhir 2018, sebanyak 37,9 juta orang di dunia hidup dengan HIV dan 770.000 orang meninggal karena AIDS.Â
Ada 10 kali lipat dari  kasus Covid19. Pada awal kemunculan HIV AIDS ada banyak orang yang tidak dapat mengakses layanan pencegahan, pengobatan dan adanya diskriminasi. Â
Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk memainkan peran penting dalam memberikan layanan penyelamatan jiwa ini kepada orang-orang yang paling membutuhkannya.
Pada situasi Pandemi Covid19 ini, seluruh pemangku kepentingan saling memberikan saling memberikan support. Dari menteri sampai  kepala desa, pemimpin perusahaan sampai pengusaha warung nasi serta relawan-relawan dari kota sampai desa-desa. Dukungan ini memberikan optimisme bahwa tidak lama lagi kita semua mampu melewati Pandemi ini.Â
Kita berharap di akhir Juni atau awal Juli semua kondisi sudah lebih stabil dengan budaya hidup baru. Budaya hidup baru, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan menggunakan masker, cuci tangan dan social distancing. Â Dan menjadi akhir dari Pandemi ini yaitu dengan ditemukan vaksin di akhir tahun dan 2021 menjadi lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H