Mohon tunggu...
Santi Wulandari
Santi Wulandari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Karyawan Swasta - Mahasiswi Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modal Sosial di Tengah Pandemi Covid 19

26 Juli 2021   12:22 Diperbarui: 26 Juli 2021   13:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Modal Sosial Di Tengah Pandemi Covid19

Pandemi Covid19 telah berlangsung selama satu tahun lebih sejak 2 Maret 2020. Segala upaya pemerintah untuk mengendalikan penyebaran Covid19 telah digalakkan hingga kini. Dimana terjadinya carut-marut kondisi Kesehatan, Sosial dan Perekonomian dampak Pandemi Covid19. Pemerintah tetap bangkit untuk memulihkan kondisi tersebut. Pembatasan sosial dan protokol Kesehatan harus tetap diperhatikan.

Akan tetapi, tanpa kesadaran dari diri sendiri mustahil Pandemi Covid19 akan berakhir. Kenyataan yang masih terjadi di lapangan banyak sekali yang masih melanggar Protokol Kesehatan yang berlaku. Masih terjadi kerumunan di tempat umum, wisata, dan di tempat yang lain. Kasus yang terus meningkat hingga kini Pemerintah memberlalukan PPKM Darurat Jawa-Bali 3-20 Juli 2021 lalu diperpanjang dengan PPKM level 4 26 Juli 2021 -- 2 Agustus 2021. Untuk memantau pengurangan penyebaran Virus terjadi.

Dampak Pandemi Covid19 mustahil dapat teratasi dengan cepat tanpa adanya kesadaran dari diri sendiri atau disebut Self Awareness. Janganlah hanya mengandalkan kerja keras Pemerintah, kita harus memiliki semangat yang sama untuk menghentikan penyebaran Covid19. Sebagai warga negara kita harus memiliki beberapa sikap berikut untuk kita segera keluar dari Pandemi Covid19, yakni:

1. Sikap empati, sangatlah dibutuhkan, bukan hanya simpati. Simpati sebatas menyampaikan perhatian dan rasa iba, namun empati akan berlanjut pada tindakan membantu mereka yang sedang membutuhkan bantuan. Misal tetangga yang positif covid-19 maka kita bukan hanya memberikan simpati namun memberikan bantuan berupa bahan pokok kebutuhan sehari-hari penderita, seperti menyediakan kebutuhan makan sehari-hari atau menyediakan bahan makanan siap olah, baik dilakukan secara individu ataupun Bersama. Sikap dan perilaku empati juga dapat kita lakukan dengan berbagi informasi yang bermanfaat, menyejukkan hati, positif dan menimbulkan optimisme dalam diri penderita covid-19, bukan memberikan informasi yang masih simpang siur atau menakut-nakuti.

2. Semangat Gotong royong, dengan semangat gotong royong yang kita miliki untuk membantu tetangga yang kesulitan, menolong mereka yang membutuhkan bantuan seputar infeksi Covid19 dan pertolongan lainnya yang masih dapat diberikan.

3. Rasa peduli, dengan adanya virus Covid19 bukan berarti kita harus mengacuhkan penderita Covid19. Kita tetap harus mendukung dan memberikan rasa kepedulian kita dengan membantu keluarga penderita Covid19.

4. Solidaritas Sosial, harus kita wujudkan untuk menghentikan penyebaran virus covid19. Dengan solidaritas sosial yang kita miliki dengan tetap mematuhi Protokol Kesehatan dan tetap aman dirumah.

Kita tetap harus bergandengan tangan, jangan hanya mengandalkan pihak-pihak tertentu, misalnya Pemerintah dan atau pihak lainnya, tetapi kita sebagai warga negara harus terus bergandengan tangan untuk menghentikan penyebaran Covid19 dan semoga Pandemi ini segera berakhir. -Salam-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun