Mohon tunggu...
SANTI SARTIKA
SANTI SARTIKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Selamat datang di profil kami. Terima kasih sudah mampir, jangan lupa baca dan di share ya:))

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Membangun Budaya Literasi sebagai Bentuk Apresiasi Sastra

26 Juli 2021   12:32 Diperbarui: 26 Juli 2021   13:01 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
From : http://www.shesawstyle.com/reviews-10-books-january/

Indonesia menjadi negara dengan tingkat literasi yang rendah menurut PISA. Rendahnya literasi di Indonesia disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaatnya. Bahkan, banyak diantara mereka tidak mengerti arti dari literasi itu sendiri. Padahal dapat dipastikan mereka selalu melakukan literasi tersebut karena perkembangan ilmu dan budaya, di mulai dari literasi yaitu membaca dan menulis. 

Tekhnologi yang semakin maju turut menjadi salah satu alasan masyarakat Indonesia meninggalkan budaya literasi. Masyarakat lebih senang dan berminat bermain gawai daripada membaca. Dengan tekhnologi yang semakin maju, membuat terciptanya laman media sosial seperti facebook, instagram, whatsapp, twitter, dan youtube yang memungkinkan setiap orang membaca berita hoax.

Media sosial sebagai salah satu media masa turut memberikan andil dalam perkembangan bahasa. Media sosial memiliki beberapa kelebihan, memiliki jumlah pengikut aktif yang banyak dari mulai pembaca, pendengar, dan pemirsa. Banyak diantara mereka yang dapat mempengaruhi masyarakat luas. 

Oleh karena itu, media sosial merupakan alat kerja yang paling efektif  karena dapat menyebar dengan cepar dan luas kesegala penjuru, sehingga masyarakat dapat menangkap maksud, tujuan, dan perkembangan bahasa yang ada di Indonesia khususnya bahasa Indonesia. 

Di masa pandemi covid-19 saat ini litersi sangat penting, baik digital maupun tidak. Karena pembelajaran yang dilakukan pada era pandemi ini menggunakan sistem daring, yang mengharuskan setiap individu menguasai literasi digital untuk pelajaran jarak jauh maupun mengantisipasi penyebaran berita hoax dan negatif tentang covid-19.  

Dengan tekhnologi yang semakin canggih, seharusnya dapat menambah wawasan dan bahan literasi bagi masyarakat Indonesia. Apalagi di saat pandemi saat ini, banyak waktu luang yang terbuang apabila tidak digunakan dengan baik dan berakhir rebahan, sosmedan dan hal-hal yang tidak berguna lainnya. Buatlah waktu luang itu untuk untuk mencari bahan referensi literasi sesuai dengan bidang yag di minati.

Dalam wahyu pertama Nabi Muhammad SAW yaitu surat Al ‘Alaq ayat 1-5, tentang anjuran atau perintah untuk membaca. “Iqra’ bismirabbik”, bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu.

Ayat yang menegaskan pentingnya membaca. Sebab membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan. Perintah membaca dalam ayat-ayat pertama yang turun disebut dua kali, sementara kata ilmu dalam bentuk derivasi lainnya disebut tiga kali dan kata al-Qalam disebut satu kali. Rangkaian ayat-ayat tersebut kian menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam. Sebab ilmu adalah sebuah wasilah (pengantar) menuju keimanan dan menguatkannya.

Hal ini sangat ironis apabila setiap orang tidak mampu menamatkan satu buku dalam setahun ataupun separuhnya. Rendahnya literasi di Indonesia juga dipengaruhi oleh angka buta huruf dan kemampuan menulis yang rendah ditengah mudahnya akses dan tekhnologi saat ini. Ditambah dengan adanya pandemi covid-19 ini, membuat akses mencari pembimbingan secara langsung menjadi sulit. Para murid dan pekerja di rumahkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dan work from home.

Rendahnya literasi juga turut dipengaruhi pada lingkungan keluarga. Aktivitas membaca masih belum dibiasakan dalam ranah keluarga. 

Orang tua hanya mengajarkan membaca dan menulis pada level bisa itupun dapat dipastikan hanya saat anak menginjak bangku TK. Padahal, budaya literasi harus dibiasakan sejak kecil. Dengan mengajarkan anak membaca cerita-cerita anak atau menulis pada buku harian. 

Dengan begitu anak akan terbiasa dan selalu dapat melakukan budaya literasi seperti yang selarasanya. Minimal anak dapat membaca satu cerita dongeng sebelum tidur, sehingga otak akan istirahat dan bekerja dengan baik apabila digunakan dengan semestina. 

Pembiasaan membaca sejak dini juga dapat memacu kerja otak, sehingga anak mengalami perkembangan bahasa yang baik. Anak yang memiliki bahasa yang baik adalah anak yang cerdas. Mampu membedakan kapan, dimana dan siapa yang diajak bicara adalah contoh perkembangan bahasa pada anak yang sesuai. Banyak faktor lain yang mempengaruhi rendahnya literasi di Indonesia, yang wajib diingat adalah bagaimana cara meningkatkan literasi tersebut.

Melalui platform-platform online lainnya seperti aplikasi khusus untuk membaca, yaitu wattpad. Aplikasi wattpad menyediakan berbagai macam genre mulai dari genre pengetahuan sampai ke romence. Melalui aplikasi ini menjadi salah satu upaya pembiasaan membaca secara digital yang gratis dan mudah. 

Orang terkadang bosan ataupun tidak tertarik untuk membaca karena sudah malas hanya melihat bukunya saja dan mahalnya harga buku yang diinginkan, sehingga tidak terjadinya literasi. Dengan aplikasi ini pembaca dapat memilih segala genre buku ataupun judul secara gratis sesuai dengan gemeran pembaca.

Selain dengan pembiasaan dan pemanfaatan tekhnologi, hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan budaya literasi adalah dengan menghargaiatau mengapresiasi suatu karya sastra

Menghargai adalah salah satu cara memajukan literasi di Indonesia. Apresiasi sastra penting ada agar penulis ataupun sastrawan mampu mengevaluasi setiap karya, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara penulis dan pembaca. 

Dengan berbagai ragam karya sastra, diaharap setiap individu memiliki satu jenis karya sastra yag menjadi favorit. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai literasi tetap setiap individu.

Memilih bahan bacaan yang ringan sesuai dengan kemampuan penalaran dapat dilakukan oleh pembaca sebagai langkah awal menjaga literasi yang baik. 

Menumbuhkan dan menanamkan jiwa literasi di setiap individu harus berawal dari individu itu sendiri. Budaya literasi harus dibangun dengan motivasi yang kuat dalam diri sendiri. Karena dengan membaca pandangan setiap individu akan terbuka dengan hal-hal yang baru, yang belum pernah dikatahui sebelumnya.

Mari nyalakan semangat membaca, tumbuhkan rasa ingin tahu dengan membaca. Mintalah seseorang untuk merekomendasikan buku-buku yang menarik yang sesuai dengan yang digemari. 

Biasakan menggerakan diri untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bermartabat. Karena dengan membaca dapat menambah wawasan baru, menuntaskan rasa ingin tahu, menambah kosa kata baru, dan menjaga budaya literasi yang ada sejak dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun