Mohon tunggu...
Santi Rahmawati
Santi Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - "Ikatlah ilmu dengan menuliskan dan menyebarkannya

Pengajar sekaligus pembelajar. Semoga bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Pelatihan Mandiri Platform Merdeka Mengajar: Topik Merdeka Belajar

23 Januari 2023   22:49 Diperbarui: 24 Januari 2023   07:20 4335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam dan Bahagia, Bapak, Ibu Guru Hebat. 

Mungkin diantara kita sudah tidak asing dengan sapaan di atas. Khususnya Bapak dan Ibu Guru yang pernah mengikuti pelatihan mandiri kurikulum merdeka di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Juga mungkin sudah mafhum dengan kegiatan penutup rangkaian belajar mandiri, yakni membuat aksi nyata dengan menyebarkan pemahaman terkait materi yang sudah dipelajari. Maka, izinkan saya untuk membagikan pemahaman saya atas Topik Merdeka Belajar melalui Kompasiana.

Pada topik Merdeka Belajar, saya mempelajari pandangan Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan yang memerdekakan serta contoh penerapannya. Topik ini terdiri dari lima modul. Setiap modul terdiri dari video-video, latihan pemahaman, hingga post test.

Untuk dapat menuntun murid menjadi manusia yang merdeka dalam belajar dan menggali keingintahuannya, maka guru perlu memerhatikan hal-hal yang dibahas dalam modul 1-5 pada topik Merdeka Belajar.

Modul 1. Guru harus mengenali dan memahami dirinya sebagai pendidik

Sebagai guru, kita tentu memahami bahwa guru harus bisa mendidik murid sesuai zamannya. Murid kita tumbuh pada era globalisasi Abad 21, maka kita sebagai guru dituntut untuk senantiasa belajar secara dinamis agar mampu mengajar sesuai konteks zaman dan kebutuhan murid.

Guru juga harus menyadari bahwa sekecil apapun ajarannya terhadap murid di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup murid saat dewasa. Mendidik murid adalah sama dengan mendidik masyarakat, dan bagaimana kita mendidik murid kita saat ini akan membentuk kebudayaan masyarakat di masa depan.

Maka, sebagai pendidik kita harus selalu merenungkan apa tujuan kita dalam mengajar, apa saja peran kita sebagai guru di kelas, dan mau menjadi guru yang seperti apa kita di hadapan murid-murid.

Modul 2. Guru harus mendidik dan mengajar

Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.

Juga menurut Ki Hajar Dewantara, setiap anak tumbuh berdasarkan kodrat dan kekuatannya yang unik. Tugas guru adalah menuntun mereka sesuai kodratnya. Guru tidak bisa merubah kodrat murid. Ibarat petani yang tidak bisa merubah padi menjadi jagung. Petani hanya mampu menuntun padi untuk tumbuh dan berkembang.

Begitupun guru, tugas guru adalah menuntun murid agar dapat menjadi manusia seutuhnya. Kita sebagai guru tidak bisa hanya mengajar dalam aspek kognitif saja, tapi juga harus mendampingi murid mengembangkan kekuatan batinnya (sosial, emosi, empati, dsb). Karena pendidikan yang ditujukan untuk pengembangan budi pekerti akan membantu murid untuk menjadi manusia-manusia yang merdeka.

Modul 3. Guru harus mendampingi murid secara utuh dan menyeluruh

Mendapingi murid secara utuh dan menyeluruh berarti guru harus mengajar muridnya sesuai dengan kodrat keadaan, yaitu kodrat alam (lingkungan) dan kodrat zaman (masa). Guru tidak bisa mengajar murid masa kini dengan metoda yang sama dengan yang dialaminya ketika dulu ia menjadi murid. Namun, guru harus bisa menuntun murid untuk berdaya sesuai kodrat zamannya dan memberikan pengalaman yang sesuai dengan lingkungan tempat murid tinggal. Dengan cara inilah guru dapat memberi pengajaran yang bermakna dan akan menjadi bekal murid-muridnya untuk mengisi masa depannya.

Modul 4. Mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti

Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah tempat yang paling utama dalam membentuk budi pekerti anak. Namun, kita sebagai pendidik di sekolah juga ikut serta berperan dalam membantu murid menemukan kecerdasan budi pekertinya.

Murid yang memiliki kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan, merasakan dan mempertimbangkan setiap perilaku yang ditampilkannya. Sehingga penting bagi guru untuk memberikan pendidikan yang dapat menyamarkan watak-watak biologis murid yang kurang baik, menuntun untuk menemukan dan menebalkan watak-watak baik mereka, sehingga akan mewujudkan kepribadian dan budi pekerti baik murid.

Modul 5. Pendidikan yang menghantarkan kebahagiaan dan keselamatan

Sebagai pendidik, guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi guru juga perlu mendorong murid untuk menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya. Di setiap materi yang dipelajari murid, guru perlu memberi pemahaman tentang fungsi dan kegunaan materi pelajaran tersebut dalam kehidupan nyata.

Pendidik juga harus memahami bahwa setiap murid memiliki keunikan tersendiri. Mereka dapat membuat pemahaman dan mengekspresikannya dengan  cara yang berbeda. Untuk itu, guru tidak bisa menggunakan satu jenis penilaian saja dalam mengukur pemahaman murid. Melainkan guru perlu membuat alat pengukuran yang bisa membuat murid merefleksikan pemahaman dari pengalaman belajar (evaluasi diri).

Perlu dipahami juga bahwa tujuan pendidikan adalah menghantarkan murid untuk siap hidup dan memberikan kepercayaan kepada murid bahwa di masa depan mereka akan mampu untuk mengisi zamannya. Yaitu mereka tidak hanya cukup memikirkan kepentingan dirinya saja, tetapi juga harus memberikan kontribusi kepada masyarakat di lingkungan tempat ia hidup.

Kemerdekaan murid dalam belajar adalah kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang menghangarkan pada keselamatan dan kebahagiaan. Karena, jika untuk dirinya sendiri saja ia tidak mencapai selamat dan bahagia, bagaimana mungkin ia bisa menjaga dan memelihara dirinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara.

Demikianlah pemahaman yang bisa saya petik dari Topik Merdeka Belajar. Tentu, apa yang saya sampaikan ini hanyalah sebagian kecil dari dalamnya pembahasan materi yang sebenarnya oleh narasumber.

Bagi Rekan-Rekan Guru yang belum sempat mengikuti topik ini, saya menyarankan untuk segera bergabung karena materi yang disampaikan sangat esensial dan penting untuk dipahami setiap pendidik. Dengan cara penyampaian yang sederhana, runut, dan menggunakan contoh-contoh, membuat materi yang dibahas menjadi mudah untuk dipahami.

Salam dan Bahagia, Bapak Ibu Guru Hebat!

Note:

Saya akan sangat berterima kasih jika pembaca sekalian berkenan memberikan umpan balik atas tulisan ini. Anda dapat memberikan umpan balik dengan menuliskan hal berikut di kolom komentar:

  • Dari paparan yang disampaikan, sebelumnya saya pikir .............., ternyata .................
  • Langkah kecil yang akan saya lakukan setelah ini adalah ................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun